Bab 8

89 19 4
                                    

Aku kembali bukan untuk bersaing, San Ge! Namun, melihat cinta dan pengorbanan Yun Ge berakhir sia-sia, sudah sepantasnya aku membawanya pergi dan menjauh dari pemuda sepertimu!

*
*
*

Satu hari sebelum kedatangan Tang San pada istana, satu hari sebelum Liu Wei memutuskan untuk menjauh, satu hari sebelum sang adik datang bersama harapan besar untuk melihat Xie Yun tersenyum di pelukan sang kakak.

Pemilik netra kemerahan menebar senyum, menyapa seluruh penduduk Xiaongnu, sedikit bermain-main dan melakukan keusilan sebelum kedua kaki berpijak pada gerbang utama rumah peristirahatan.

Tang Xuan Yu telah rela dan mencoba menerima. Ketika cinta memang tidak bisa ia gapai, maka melihat Xie Yun hidup bahagia bersama sang kakak adalah pilihan yang paling benar. Seulas senyum mengiringi pikiran haru bersama rindu pada sang ketua klan yang beberapa masa telah ia tinggalkan.

"Aiya, San Ge pasti sedang ...." Xuan Yu menepuk pelipis beberapa kali. Ia malu dengan pikiran kotor yang melintas di kepala. Hal tidak pantas dan memang harus ia lupakan. Si pemilik netra kemerahan mempercepat langkah, menapak anak tangga menuju pintu utama dengan simbol Xiaongnu sebagai penyambut.

Dua penjaga pintu sedikit terkesiap, melihat satu sama lain, lalu menyatukan kedua tangan di depan dada sembari menunduk, menyambut kedatangan sang tuan seraya mempersilakan untuk masuk.

Pemuda nakal itu merentangkan tangan, menghirup aroma khas rumah yang sangat ia rindukan. Tang Xuan Yu memasuki rumah utama dengan langkah ringan. Beberapa pelayan yang melihat terlihat bahagia, mendapati sang tuan dalam keadaan baik-baik saja dan terlihat lebih bahagia.

"Aiya, aku lapar, bisa tolong sediakan makanan yang banyak untukku?" Bibir mengerucut, menahan senyum, memaku tatap pada botol arak pada meja. Ia meninggalkan kerumunan beberapa pelayan, menyambar satu kendi arak dan menghabiskan dalam beberapa tegukan.

Ia melihat ke sekitar, membayangkan betapa kosong dan sepi rumah besar yang ia pijak ketika sang kakak sudah berada di istana. Ia mendekat ke arah pelayan, memeluk bahu bersama pertanyaan demi pertanyaan bersama rasa penasaran.

"Apakah San Ge sering berkunjung?" Pelayan tersebut terkesiap, menunduk dalam-dalam, menghindari tatapan Tang Xuan Yu yang tengah menunggu sebuah jawaban.

Pemuda nakal itu mengernyit, melepas pelukan, menyerahkan kendi arak kosong pada pelayan, lalu menyeka bibir. Ia duduk pada permukaan meja, memutar-mutar seruling, memperhatikan satu demi satu pelayan yang masih menunduk hanya karena sebuah pertanyaan sepele.

"Hei, ada apa dengan kalian? Bukankah wajar aku bertanya seperti itu? San Ge sudah menikah dengan Pangeran Xie, 'kan?" Tang Xuan Yu merasa ada yang janggal. Mereka tetap diam, tidak ada satu orang pun yang membuka suara. Ia mulai kesal, meninggalkan aula makan seraya menuju kamar.

Namun, langka Tang Xuan Yu terhenti ketika mendengar erangan laknat pada kamar sang kakak bersama suara seseorang yang sangat ia kenal. Dalam hitungan detik, netra pemuda nakal itu berubah sewarna darah. Genggaman pada jemari kian kuat. Kepala Tang Xuan Yu terasa panas. Sesuatu yang tidak ia duga dan justru menjadi sumber kebencian hingga terasa merobek hati. Pengorbanan pemuda itu selama beberapa masa ternyata berbuah sia-sia.

Tang Xuan Yu rela menjauh untuk sebuah hubungan agar menjadi lebih baik, berharap sang kakak bisa hidup tenang dan memiliki senyum serupa binar ketika bersama sang pangeran.

Kini, semua terdengar seperti nyanyian pilu, serupa racun terbungkus madu, seperti nanah pada goresan luka, sakit dan kian menyesakkan hingga tanpa sadar, kaki Tang Xuan Yu menendang pintu kamar sang kakak hingga penghuni di dalamnya sampai menghentikan aksi.

The Twin of Xiaongnu "Magical Eyes"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang