[1] Writing

2.9K 282 11
                                    


✏️

Sesosok gadis berambut panjang lurus itu masih sibuk dengan laptop kesayangannya. Sudah hampir seharian ini ia menghabiskan waktunya di depan laptop. Langit yang biru perlahan mulai gelap mengikuti waktu yang terus berputar.

"Aaaaakkhhh bukan gini yang gua mauu!".

Jo Yuri, gadis yang sedari tadi sibuk mengetik sebuah cerita fiksi fans tentang idolnya sudah berkali kali merevisi ketikannya karena tidak sesuai keinginannya. Ia cukup pusing karena ketikannya tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan.

Yuri sudah cukup berpengalaman dalam hal menulis fanfiction. Ia sudah banyak mempublikasikan ceritanya ke berbagai macam platform. Bahkan cerita yang kali ini ia tulis pun adalah cerita yang ke 22.

"dahlah mending jalan-jalan dulu cari inspirasi".

Ia menyimpan pekerjaannya di folder khusus yang tersimpan cukup rahasia di dalam laptopnya lalu memasukan laptopnya ke dalam tas. Ia langsung mengambil jaket hoodie berwarna hitam dan topi yang juga berwarna hitam. Tidak lupa ia menggunakan maskernya karena ia tidak suka wajahnya dilihat oleh orang lain.

"Maaah Yuri keluar dulu yaa". teriak Yuri memberitahu mamanya kalau ia akan keluar.

"iya hati-hati sayang".

Yuri berjalan ke luar rumah menuju halte bus terdekat. Rencananya ia akan pergi ke taman di pinggiran kota. Tempat ia biasa mencari inspirasi.

Saat ini jam menujukan pukul 18.00 waktu setempat. Hari memang sudah mulai gelap namun memang itu yang dicari oleh Yuri karena ia malas apabila harus keluar di bawah teriknya sinar matahari. Ia berjalan sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

"Males banget nako daritadi di chat gak bales bales".

"Telepon aja kali ya".

Yuri menelepon temannya yang bernama Nako itu untuk mengajaknya bertemu di tempat yang akan Yuri tuju. Tidak lama ia menunggu karena nako langsung mengangkatnya.

"Nakoo kenapa chat gua ga di jawab?? ayo ke tempat biasaa!!"

"eh sorry yur gua lagi pulang ke rumah hari ini soalnya ada papa pulang". jawab nako yang berada di sebrang sana.

"aiiisshh pantesan, yaudah dehh bye gua mau sendiri aja".

Yuri langsung menutup teleponnya dan langsung bergegas naik ke bus yang sudah ada di depannya.

"ealah main tutup aja itu anak".



✏️



Bus yang Yuri tumpangi akhirnya sampai ke tempat yang ia tuju. Ini adalah tempat pemberhentian terakhir bus yang ia naiki tadi. Tidak jauh dari halte bus itu adalah taman yang biasa Yuri kunjungi saat ia sedang butuh inspirasi untuk menulis.

Yuri langsung menuju ke bangku favoritnya di taman itu. Ia duduk lalu mengeluarkan laptopnya untuk melanjutkan tulisannya.

Suasana disana saat ini cukup sepi karena sudah malam. Yang menemani Yuri kali ini hanyalah hawa dingin malam hari dan lampu taman yang berjejer di sepanjang jalan setapak.

"udah hati sepi, ditambah taman juga sepi". gumam yuri. "gapapa deng daripada rame malah makin pusing".

Yuri benar-benar sendirian di taman itu. Ia sebetulnya tidak terlalu peduli jika ada orang disana ataupun tidak. Yang penting jangan sampai ada yang sengaja mengganggunya.

AUTHOR | MINYULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang