Happy reading
Nian tersenyum sinis "aku akan mengatakan yang sejujurnya" Ucapnya
———
Shou dan Choi merasa was-was jika Nian benar-benar berkata jujur tapi mereka juga yakin bahwa ia tak akan berani mengatakannya.
"Yang mulia aku ingin keadilan bagi putriku" Ucap Choi mutlak.
Nian sudah menduga jika mereka sudah melakukan rencana untuk menyingkirkannya.
"Kita akan memberikan kedua belah pihak keadilan yang mulia" Ucap Mantri penatua.
"Baiklah" Ucap Xin.
Mantri penatua melihat ke arah Nian "putri pertama, silahkan memberi pembelaan dirimu" ucapnya.
Nian mendengus lalu mulai berdiri tegak, sungguh dari tadi ia di suruh berdiri dan tak ada satupun orang yang mau mempersilahkannya untuk duduk.
"Apakah aku tak diperbolehkan untuk duduk? Sungguh aku sangat lelah berdiri" Ucapnya dingin.
"Prajurit, bawakan Putri pertama kursi" Titah Mantri penatua.
Lalu datanglah prajurit dengan sebuah kursi yang terlihat usang, tapi mau tak mau Nian harus duduk di sana karena tak mungkin ia akan berdiri selama persidangannya.
Nian lalu duduk dan menumpukkan kakinya lalu bersedekap dada "saya ingin melakukan pembelaan" Ucapnya dingin.
"Aku tadi hanya berjalan-jalan pagi di dekat danau sambil membawa suling kesayanganku yang diberikan oleh ibu suri" Nian menjeda ucapannya lalu melirik Shou yang sedang berkeringat dingin. "Tiba-tiba Shou datang dan langsung merebut sulingku, saat aku ingin merebutnya kembali, Shou menamparku dan aku langsung terduduk di tanah. Sungguh itu sangat perih, karena aku terus memintanya, putri Shou mendorongku ke dalam danau. Aku terus meminta tolong karena aku tak bisa berenang, hingga Shou ikut menyebur karena tak—
"Tidak ayahanda, aku tak melakukannya" Ucap Shao memotong perkataan Nian membuat sang empunya kesal.
Mantri penatua melihat ke arah Shao "sudahlah putri, kau bisa memberikan pembelaan mu nanti" Ucapnya.
Mantri menyuruh Nian melanjutkan ceritanya.
"Saat itu Shou ikut menyebur karena takut disalahkan. Dengan begitu semua orang akan menyalahkan ku karena dirinya terjatuh di danau" Jelas Nian dengan wajah datarnya.
Kaisar Xin nampak berpikir "apakah benar kau tak mendorong putri kedua?" Tanyanya kepada Nian.
"Aku tak pernah melakukannya" Jawabnya acuh.
Xin menatap Shou dengan tatapan dingin "Apakah ada pembelaan darimu Putri kedua?" Tanyanya dingin.
Shao was-was di tempat, tetapi ia masih mengontrol dirinya "aku ingin mengatakan bahwa aku tak mendorongnya, aku sungguh-sungguh ayah. Aku tak mendorongnya, bahkan banyak saksi mata yang melihat" jelasnya dengan gelisah.
Xin menatap tajam Shao lalu beralih ke Nian "apakah kau mempunyai bukti kalau Shao mendorongmu?" Tanyanya dingin.
"Tanyakan di mana ia menyimpan sulingku" Ucapnya dingin.
"Putri kedua di mana kau menyimpan suling milik putri pertama?" Tanya Xin dengan raut wajah datarnya.
"Ak-u tak memilikinya ayah" Jawab Shao gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Kematian (End)
FantasyPricillia Christie Argantara. Seorang gadis dingin, acuh, serta tak mempunyai belas kasihan bertransmigrasi ke tubuh seorang putri yang dianggap sampah. Pricillia memiliki otak jenius, ia sering melakukan uji coba pada beberapa tanaman dan hewani s...