After Midnight

355 51 3
                                    

"The moonlight shines at midnight. The heart starts beating. Creating a throbbing accident. The rhythm of the midnight arrives. We don't know what its like being worn out. Like the bodies are flying. Touch me when the sun goes down. Touch me after midnight. I like it better after midnight."

에피소드 6

"Pulanglah, kau butuh istirahat."

Kata-kata terakhir Hendery semalam masih terngiang-ngiang di benak Lucas. Pria itu bahkan tidak menyinggung apapun soal ungkapan hatinya. Cinta bertepuk sebelah tangan, mungkin itu kalimat yang pas untuk Lucas saat ini.

Mau tidak mau, siap tidak siap, ia harus patah hati. Untungnya Hendery akan segera pergi. Kalau mereka tinggal dalam satu lingkungan terus menerus, Lucas tidak akan kuat.

"Lupakan Lucas. Tujuan utamamu saat ini adalah mencari uang bukan— aw—"

Lucas lupa memakai sarung tangan saat berniat memindahkan panci ramyeon ke meja makan. Dirinya tidak fokus sampai-sampai sekarang telapak tangan kanannya sedikit melepuh. Ia langsung mengambil es batu di kulkas dan menaruhnya di mangkuk.

Selagi merendam tangan kanannya, tangan kirinya memegang ponsel, untuk apa lagi kalau bukan untuk melihat sosial media. Sudah beberapa minggu ini Lucas tidak membukanya. Teman-teman satu angkatannya sudah lulus dan sebagian sudah diterima kerja. Lucas tidak peduli sama sekali. Yang ia takutkan saat ini bukan tidak mendapatkan pekerjaan tetap, tapi kehilangan Hendery.

Lucas bahkan belum keluar rumah hari ini. Kebiasaannya membuang sampah pagi-pagi juga tidak ia lakukan. Entah mengapa rasanya belum siap melihat Hendery setelah apa yang ia sampaikan pada pria itu semalam. Lagipula Lucas pikir, sepertinya Hendery akan merasa tidak nyaman lagi berada di dekatnya.

Ding dong

Bel rumahnya berbunyi. Saat ini pukul 1 siang. Siapa yang bertamu di siang bolong seperti ini. Belum lagi cuaca di luar sedang panas-panasnya.

"Lucas oppa, eomma membuatkanmu sundubu jjigae," ucap Taeri sambil mengangkat paper bag yang dipegangnya begitu Lucas membuka pintu rumahnya.

Lucas menerima makanan itu lalu berterimakasih pada Taeri. Ia baru saja ingin mengajak gadis kecil itu untuk masuk, tapi Taeri bilang ia masih ingin bermain dengan teman-temannya. Terpaksa, Lucas harus makan siang sendirian di rumah seperti hari-hari sebelumnya.

Sambil makan, ia membuka laptop sambil menonton video-video cara berinvestasi yang benar melalui internet. Lucas baru melakukannya dua hari belakangan ini, entah apa yang mendorongnya. Padahal menabung saja baru ia lakukan satu tahun lalu. Itu juga terpaksa karena berniat kabur dari rumah.

Di waktu yang sama, Hendery sudah selesai mencuci alat makannya. Ia makan siang lebih awal karena harus buru-buru ke kantor penerbit. Naskah novel yang ia buat dua bulan lalu sedang diproses untuk segera dibukukan. Ia sangat antusias karena ini adalah novel terakhir berbahasa korea yang ia tulis.

Hendery sudah sangat siap meninggalkan Korea. Satu-satunya yang membuat ia berat adalah Lucas. Untuk apa pria itu mengaku telah menyukainya semalam? Jawabannya adalah untuk menambah beban pikiran dan memberatkan langkah kaki Hendery untuk cepat-cepat pergi.

"Taeri, pulanglah. Jangan bermain di luar siang-siang seperti ini. Tidak bagus untuk kulitmu," ucap Hendery saat melihat Taeri dan dua temannya sedang bermain di depan rumahnya.

Taeri hanya menjulurkan lidahnya pada Hendery seolah-olah meledek. Gadis kecil itu lanjut berlarian naik turun tangga bersama teman-temannya.

Hendery hanya bisa menghela napas. Sulit sekali menghadapi anak kecil, pikirnya. Kalau saja gadis kecil itu bukan inspirasi dari tokoh utama dalam ceritanya, Hendery tidak akan mungkin repot-repot peduli padanya.

Romeo + RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang