"Eh, punggung tanganmu ... berdarah?" tanya Kay heran
"Luka kecil doang. Tadi kena-"
"Yah elangnya nangis," celetuk Ana sambil membolak-balikkan tangan kiri Iv, mencoba melihat lebih jelas sesuatu yang bersembunyi
Sang empu merespon dengan senyum, "Namanya Hawkeye."
"Kenapa?" tanyanya terus memandang
"Karena dia suka melindungi orang."
"Bukan, maksudku kenapa dia bisa acak-acakan seperti ini?" Ia terus menatap prihatin ke arah Hawkeye. Sesekali membenarkan surai elang miliknya
"Dia diserang. Aku menyukainya karena dia bertanggung jawab, mampu melindungi apa yang harus dilindungi. Akan tetapi aku tak menyukai sifat keras kepalanya. Lihat! Dia bahkan tak mau diobati walau dalam keadaan sekarat seperti ini," Iv menunjukkan seberapa keras kepala teman di belakangnya itu. "Katanya luka seorang laki-laki adalah tanda perjuangan. Itu akan membuatnya semakin keren tanpa dia sadari semakin besar dan dalam lukanya, semakin besar juga kemungkinan kehilangan darah."
Ana dan Hawkeye beradu pandang dengan sangat intens. Hingga helaan napas Ana mengakhiri semua.
"Jangan menjadi pelangi untuk orang yang buta warna, teman." Ana kemudian berlalu
Ah, aku paham. Ketika mulut tak bisa berkata, masih ada batin yang bisa bercengkrama.
"Sebenernya kalian ngomongin apa? Elang? Nangis? Serangan? Di mana? Kenapa? Apa alasannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasi Malam (Terbit)
Short StoryPelupuk mata telah basah sepenuhnya. Mendiami mata lampu, mengapa kau tak katakan padaku? Kelamnya masa lalu, rindu yang menggebu dan alasan dibalik bercak ungu? Ada yang janggal, saat kau katakan telah bertemu ajal. Aku berteman dengan setan? Ah, t...