ADIK adalah sebuah kelompok yang terdiri dari empat orang. Anya, Devi, Irma dan Kholifah. Mereka berkumpul di rumah Irma dan melakukan tos.
"Apa kabar kalian semua? Gila! Berapa tahun ya kita nggak ngumpul bareng kaya gini?" tanya Irma masih melakukan tos
"Lonya aja yang ilang-ilangan kaya doi," kata Devi
"Wah wah wah, kode keras nih." Kholifah mengompor-ngompori
Sementara Anya hanya tersenyum saja melihat keakraban mereka. Ia juga rindu.
"Mau minum apa?" tawar Irma
"Cola," ucap mereka serempak
Irma masuk ke dalam untuk menuang coca cola. Dua gelas berisi minuman yang sama sementara dua gelas lainnya diisi oleh teh dan coklat hangat.
"Kan aku persennya cola." Merasa salah minuman karena harusnya gelas terisi tiga cola
"Kita temenan udah sejak embrio jadi gue tau lo lagi ada masalah."
Kholifah yang sedang minum cola menahan soda yang masuk ke tenggorokan. "Kamu kenapa?"
"Kalo ada masalah itu bilang jangan ngilang!"
Mendengar sindiran dari Devi, air matanya tumpah tanpa bisa ia cegah. Ia ... takut.
"Aku mimpi," ucapnya setelah dapat kehangatan dari pelukan Irma
"Mimpi apa?" Anya menggeleng, tak mau memberitahu
Anya memeluk satu per satu teman-temannya. Mungkin ia tak akan lagi bisa merasakannya nanti.
"Ih najong deh ingusnya kemana-mana," ketus Devi
"Kamu mimpi apa sih? Kok seakan-akan kita nggak akan ketemu lagi." Lagi, ia tak mau membeberkan apa yang ada dalam mimpinya.
"Apapun itu, mimpi hanya bunga tidur. Mimpi nggak akan jadi nyata. Percaya deh sama aku." Kholifah menenangkan
Bagaimana aku bisa percaya kalo sebelum kematian Kenzo aku juga melihat hal yang sama, batin Anya
"Terima kasih atas semuanya. Aku tidak akan melupakan kalian. Aku pamit."
"Sendiri?"
"Aku akan segera dijemput."
Anya menampakkan senyum terakhir karena tak lama setelah kepergiannya, hujan menyerbu bumi dengan pasukan angin dan guntur. Tanah pun ikut gentar merasakan penyerbuan mendadak itu. Devi, Irma dan Kholifah yang tersisa menjadi sangat takut karena di hadapan mereka tanah mulai tergulung. Mereka berusaha menyelamatkan diri masing-masing tapi sayang tubuh mereka telah habis tergilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasi Malam (Terbit)
Short StoryPelupuk mata telah basah sepenuhnya. Mendiami mata lampu, mengapa kau tak katakan padaku? Kelamnya masa lalu, rindu yang menggebu dan alasan dibalik bercak ungu? Ada yang janggal, saat kau katakan telah bertemu ajal. Aku berteman dengan setan? Ah, t...