1.6 The Real Nightmare

457 80 18
                                    

Tidak orang ada yang mengecewakanmu, kamu hanya dikecewakan oleh ekspetasimu sendiri.

Happy Reading!

Disclaimer: Long Chapter.

•••

Keadaan Rose kini sudah membaik setelah kejadian tak terduga beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu, Jaehyun semakin over protective kepadanya. Bukan hanya dari tindakan, tetapi dari omelan Jaehyun yang menemani waktu penyembuhan Rose akhir-akhir ini. Kalau boleh jujur, sebenarnya gadis itu sedikit tidak nyaman, namun ia menyadari bahwa tindakan yang dilakukan oleh pria berlesung pipi itu adalah pembuktian atas pernyataan akan perasaan pria itu kepadanya.

Hari ini tidak ada kelas mata kuliah yang mengharuskan gadis itu pergi ke kampus. Oleh karena itu, Rose berencana akan pergi ke salah satu cafe yang sedang viral di kalangan warga +62. 90's Life Cafe namanya, cafe yang viral karena desain interiornya yang disebut instagramable dan membuat pengunjung bernostalgia seolah sedang kembali ke tahun 90-an. Dan tentu saja, Jaehyun meminta, ralat—memaksa ikut dengan Rose, padahal pria itu ada kelas mata kuliah hari ini. Awalnya, Rose mengajak Eunwoo untuk menemaninya, namun sahabatnya itu baru selesai kelas mata kuliah dan ada acara reuni dengan teman band nya dulu sewaktu SMA.

Gadis berambut pirang itu sudah siap dan sedang menunggu Jaehyun menjemputnya. Ia turun ke lantai bawah untuk menunggu di ruang tamu. Rose melihat kedua orang tuanya menuruni tangga dengan sebuah koper besar yang dibawa Jinan. "Pa, mau kemana? Sampe bawa koper gitu," tanya Rose yang masih belum bisa melepaskan pandangannya dari koper besar itu.

"Urusan bisnis, sweetie. Ini bawa koper besar soalnya kemungkinan baru pulang dua minggu lagi," jawab Yuna yang diangguki Jinan. "Kamu baik-baik sama Guanlin, jangan gelud terus, harus akur," tambah Jinan yang membuat Rose menampilkan deretan giginya.

"Kemana? Eh iya, teh Suji sama bang Mark bakal di rumah kan?" Rose menanyakan kedua kakaknya, berharap semoga keduanya tidak sibuk, karena ia tidak mau ditinggal dua minggu hanya berdua dengan adik menyebalkannya itu, bisa-bisa ia terkena hipertensi.

"Singapore. Nope, sweetie. Bang Mark lagi urus kantor di Bali, teh Suji lagi ada shooting di Manado. Mangkanya papa minta kamu baik-baik di sini sama Guan soalnya cuma kalian berdua aja yang tinggal di rumah," jelas Yuna yang membuat Rose menghembuskan nafas beratnya, sudah terbayang akan se-menyebalkan apa sang kaleng biskuit itu.

Jinan tertawa kecil. "Baik-baik sama Guanlin, oke?" tanyanya. Rose menatap sang ayah. "Aku sih emang baik sama Guan. Guan nya aja ngeselin minta aku buang ke Antartika."

Jinan dan Yuna tertawa. "Kalian ini, sama-sama udah dewasa masih aja suka berantem. Dikurang-in coba, mama suka kalo liat kalian akur, adem gitu," ucap Yuna.

"Papa sih yes. Setuju sama mama," tambah Jinan yang membuat Rose mendengus. "Kalian juga harus bilang ke Guan jangan cuma aku, berasa aku yang dimarahin nih."

Jinan dan Yuna tertawa lagi. "Iya nanti dibilangin lewat telepon aja takut ketinggalan pesawat kalo nunggu Guan pulang. Papa sama mama berangkat dulu, take care, Seanne," ucap Jinan sambil mengelus pelan kepala Rose.

Rose berdiri lalu memeluk kedua orang tuanya. "Kalian juga, take care and safe flight! Kabarin aku kalo udah sampe Singapura," ucapnya yang diangguki Yuna dan Jinan, lalu melepas pelukan dan meninggalkan kediaman Narendra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My 30 Days Boyfriend | ft JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang