0.2 He Told Me To Smile

1.7K 264 5
                                    

Banyak sekali orang yang belum merasakan bagaimana jatuh cinta, ingin merasakannya. Namun bagi mereka yang sudah merasakannya, mereka tak ingin jatuh cinta, karena sudah merasakan sakit nya.

Happy reading!!!

•••

Rose pun berjalan mengekor Jaehyun. Jaehyun tiba-tiba menghentikan langkahnya yang membuat Rose menabrak punggung Jaehyun karena Rose sedari tadi melamun.

"Ih lo mah! Kalo mau berhenti bilang napa! Kalo hidung gue pesek gimana?!" sungut Rose kesal. Jaehyun pun tertawa, "Lagian lo ngapain sih jalan di belakang gue? Ngawal gue? Jalan sini di samping gue," ucap Jaehyun lalu menarik tangan Rose agar berdiri di sampingnya. Rose tersentak dengan perlakuan Jaehyun, namun ia tak ambil pusing dan hanya tersenyum. Lalu mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang Pa Pasya—dosen Rose.

"Gue tungguin ya?" tanya Jaehyun begitu mereka berdua sampai di depan ruang Pa Pasya. Rose pun menggeleng, "Ga usah Jae. Lo pulang duluan aja, gue bisa sendiri."

"No, ini udah sore dan kampus udah mulai sepi, gue ga bisa biarin lo sendirian. Gih sana masuk, gue tunggu di sini," bantah Jaehyun. Rose pun bersikeras menolak, "Ga usah Jae, gue—

Ucapannya terpotong karena Jaehyun mendorong pelan bahu nya agar masuk ke dalam ruang Pa Pasya, "Gue bukan orang jahat kali. Udah sana masuk," mau tak mau Rose menurut dan mengetuk pintu yang ada di hadapannya.

Tok tok tok

"Masuk," sahut sang pemilik ruangan. Rose pun masuk ke dalam sana.

"Selamat Sore, Pa." sapa Rose ramah.

"Sore, silahkan duduk," Pa Pasya memerintahkan Rose agar duduk di kursi yang ada di hadapannya, Rose pun langsung duduk.

"Mana tugas mu minggu kemarin yang saya kasih? Ingat kan kalau hari ini harus kamu kumpulkan?" tanya sang dosen. Rose pun mengangguk, membuka tas, lalu menyerahkan makalah tugas yang dosen nya berikan, "Saya ingat Pa. Ini tugas nya," ucap Rose.

Pa Pasya pun membolak-balik halaman makalah tugas Rose, lalu kembali meletakkan nya di atas meja, "Saya kamu kasih waktu satu minggu Evellyn Roseanne Calyssta. Saya sudah mengajar kamu dari semester lalu. Bukankah saya sudah bilang tidak boleh menyalin dari sumber lain? Ini kamu ada beberapa paragraf teori yang menyalin dari sumber lain, tolong direvisi. Itu juga ada beberapa yang hitungannya salah, tolong diperbaiki. Saya tunggu hari Senin ya, lebih dari itu, tidak saya terima. Kamu boleh keluar," Rose pun tergelak, ia melupakan satu fakta bahwa dosen baru yang sedang berada di depannya ini termasuk orang yang perfeksionis, teliti, dan killer.

Beberapa hari lalu ketika mengerjakan tugasnya, ia benar-benar dibuat pusing karena ada beberapa bagian yang tidak ia mengerti. Seharusnya untuk masalah hitung-menghitung, ia tanya kan kepada Juan—sahabat laki-laki Rose yang satu fakultas dengannya. Namun ponsel Juan tidak aktif sehingga Rose tak bisa menghubungi nya, dan teman sekelasnya bilang bahwa sahabatnya itu sudah absen selama 3 hari ini, izin tak tahu kemana. Jangan lupa mengingatkan Rose bahwa saat Juan kembali nanti, Rose harus memutilasi dan membuang mayat Juan di sungai Ciliwung. Okay, terlalu lebay, abaikan saja.

"Maaf Pa, baik akan saya revisi dan perbaiki, lalu akan saya serahkan ke Bapa pada hari Senin. Terima kasih, saya permisi," ucap nya sopan. Sang dosen hanya berdehem, lalu Rose bangkit dan keluar dari ruangan.

My 30 Days Boyfriend | ft JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang