Peristiwa itu takkan pernah terlupakan. Malam gelap nan mencekam membuat semua memori terekam dengan sempurna di kepala ku. Mereka merenggut hidup orang tuaku. Mereka menghentikan nafas orang-orang yang paling kucintai dalam hidupku dengan paksa. Mereka menjadi malaikat maut pencabut nyawa pada malam itu. Dan aku bersumpah, akan membayar kepedihan ini dengan kehancuran yang tak pernah dapat dibayangkan sebelumnya oleh keturunan dari orang-orang yang merenggut nyawa kedua orang tuaku. Keturunan Dinasti Joseon kejam tak memiliki hati.
Istana Gyeongbokgung
"Joohyun, apa kau sudah siap?" suara bibi Soyong membuyarkan lamunan Joohyun yang melayang ke masa berapa tahun silam. Masa kelam dan suram yang menjadi alasannya berada disini.
"Ya, bibi. Joohyun sudah siap" sahut Joohyun pada bibi sekaligus dianggap ibu oleh Sang Raja.
"Ingatlah Joohyun, penampilanmu kali ini haruslah menjadi penampilan yang paling baik diantara selir istana lainnya. Bukankah kau sangat mengidam-idamkan posisi selir utama selama ini? Bahkan aku tahu jika jalanmu sebenarnya sangat mudah karena aku tahu jika Jeonha sebenarnya sangat menyukaimu" ucap bibi Soyong membuat Joohyun menarik kedua sudut bibirnya memberikan senyum manis kepada wanita paruh baya tersebut.
"Aku tau bi. Keahlianku dalam menari tak perlu diragukan lagi. Bahkan sebagai penari istana lah aku bisa bertahan hidup dalam istana. Tapi bukankah para selir istana yang lain juga memiliki keahlian masing-masing yang mungkin jauh lebih dapat menarik hati Jeonha?" ucap Joohyun entah mengapa ada sedikit hilang percaya diri yang sebenarnya bukanlah sifatnya. Seorang Joohyun yang tak pernah mengenal kata takut dan menyerah, kini seolah tergoyahkan akan suatu hal yang seharusnya tak perlu dipikirkan.
"Bukankah tadi sudah bibi katakan padamu, Joohyun. Kau memiliki nilai lebih di mata Jeonha karena sedari awal, Jeonha sudah terpikat oleh pesonamu dan apa kau tau jika Jeonha sendiri yang mengutusku untuk melihat persiapanmu agar kau tampak sempurna pada gelar pemilihan selir utama malam ini?" perkataan bibi Soyong membuat mata Joohyun membulat sempurna.
"Benarkah? Jeonha mengutus bibi untuk melihat persiapanku?" tanya Joohyun dengan nada tak percaya akan apa yang diucapkan bibi Soyong
"Benar, Joohyun. Jadi, persiapkan dirimu sebaik mungkin. Aku yakin, kaulah yang akan terpilih menjadi selir utama Jeonha Kim Taehyung. Bibi permisi undur diri untuk menemui Jeonha dan mengatakan jika kau sudah siap sepenuhnya" bibi Soyong melangkah mundur menuju pintu ruangan dan kemudian berbalik hingga tubuhnya menghilang dari hadapan.
Deg
"Apa ini? Mengapa terasa aneh? Dan nyaman?" batin Joohyun seraya memegang dadanya yang terasa aneh. Rasanya yang hampir sama seperti puluhan tahun yang lalu jika ayah dan ibu mengajaknya bermain ditaman dan menghabiskan sepanjang sore. Sekilas seperti rasa bahagia. Tapi mengapa? Apa karena mendengar ucapan bibi Soyong yang mengatakan bahwa Jeonha memintanya untuk melihat persiapannya? Tidak! Dia tak boleh merasa bahagia dengan hal ini. Bukan rasa bahagia karena hal ini yang Joohyun inginkan, melainkan rasa bahagia yang sebentar lagi akan tiba, tepat setelah kehancuran Istana Gyeongbokgung ditanganku sendiri.
"Ini saat yang tepat, Bae Joohyun" ucapnya seraya berdiri di depan cermin dan berbicara pada bayangannya sendiri. Bayangan diri yang kini terlihat sangat cantik dengan riasan indah menghias wajahnya dan tubuh yang terbalut pakaian lengkap khas seorang penari istana yang akan menghantarkan ke gerbang kemenangan sejati, kemenangan yang seutuhnya.
***
Bagaimana tidak, sampai kapan pun gadis itu tidak akan bisa memberikannya keturunan, karena Taehyung sendiri tidak pernah menyentuh dirinya sedikitpun.Ironis! Tapi itulah yang terjadi, sedari awal ambisinya hanyalah menjadikan gadis penari itu sebagai selir utama. Menjadikan dirinya Ratu dari istana ini, membuatnya mengandung keturunan sang Raja dan membuatnya menjadi satu-satunya Ratu di istana Gyeongbokgung. Karena aku menginginkannya, karena aku memujanya dan karena aku mencintainya, Bae Joohyun.