Matahari telah menyingsing, memancarkan sinarnya. Secercah cahaya mulai merembet masuk melalui celah kaca jendela. Di atas ranjang empuk itu, tampak seorang perempuan dan laki-laki tengah tergolek nyaman di bawah selimut yang membalut tubuh polos mereka.
Tidurnya terusik, kala bunyi nyaring memaksanya membuka mata, tangannya bergerak meraba nakas dengan mata terpejam, dan dalam keadaan setengah sadar wanita itu menerima panggilan tersebut.
"SENJA!"
Senja, buru-buru menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya, memicingkan mata melihat siapa yang menelpon sepagi ini, ah rupanya sang papa yang menelpon.
"Papa?"
"Pulang!" ujarnya dengan nada marah
"Iya pa"
Setelah memutuskan panggilan sepihak dari papanya, Senja turun dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri.
Tak butuh waktu lama, mengingat amarah papanya. Ia takut dipukul lagi. Menghindari hal itu tanpa persiapan lebih dan meninggalkan Langit yang sedang tertidur pulas, ia bergegas meninggalkan apartement.