Loh Disini Sanlatnya?

363 45 7
                                    


Kini anak anak tersesat sudah berkumpul semua di rumah Bisma, secara yang punya mobil jadi mereka kumpul disana.

Sebelum berangkat Raja sudah menangis bombay tak mau ditinggal.

Bisma, Hanan, dan Asta yang keheranan, Raja ini kenapa sampai nahan mereka pergi. Padahal pesantren yang akan mereka tempati dekat tinggal kebawah hanya menyebrang jalan raya sampai.

"Heh kampret! Lo ngapa si anjir"

Karena kesel Hanan tabok bibir Raja dengan tangan halusnya itu, membuat Raja terdiam.

"masa gw ditinggal si huwaaaa"

Bisma menghela nafas, lalu menarik kerah baju Raja, memasukan Raja ke dalam mobil langsung.

Alin dengan senyumannya menepuk bahu Bisma.

"bagus bro yoklah masuk"

Semua masuk kedalam mobil, kenapa bisa muat? Ya karena dempetan, Jeran bareng Felio duduk di depan, Hanan, Raja, Asta duduk paling belakang, lalu di jajaran kedua para tetua kita, Alin, Bagas, Bisma.

Tenang Bisma memiliki supir, soalnya nanti mobilnya siapa yang ngantar balik kerumah? Masa Bisma harus bolak balik.

"APAAN NJIR TERNYATA DISINI"

Raja berteriak keras saat mereka sampai.

"YA LO PIKIR DIMANA MAEMUNAH!"

Balas teriak Hanan geram, mengapa punya temen gini banget.

"turun lo semua! Jangan pada ngebacot mulu"

Suruh Bisma pada anak anak, padahal dirinya juga belum turun.

Di depan mesjid mereka sudah dipertemukan dengan Ustad Ali.

Ustad Ali menghampiri mereka lalu dengan tiba tiba menyalami Bagas. Bagas pun hanya menatap bingung, ini mau perpisahan apa gimana?

"mau pesantren disini ya? Wah ganteng bener dek"

Ustad Ali melepas genggaman dari lengan Bagas,

"anu pak ustad hehe saya bukan islam, cuma nganter anak anak ini aja"

Ucap Bagas sambil tunjuk Hanan, Alin, Asta dan Bisma.

"ah gitu toh yaudah ayo ikut asramanya disana"

Mereka mengikuti Ustad Ali.

Alin menatap heran, ini kenapa jadi lewat kebon gini berasa hutan, baru tahu dibelakang Mesjid Agung ada tempat luas gini.

"pak ustad ma-mau tanya"

Felio mengeluarkan suara dengan pelan.

"tanya apa dek?"

"hehe kita boleh kesini tiap hari gak?"

"ohhh boleh boleh adek ini namanya siapa?"

"nama saya Felio pak ustad!"

Felio dengan semangat memberi tahu namanya, ntah perasaannya senang saja, Ustad Ali ini sangat ramah.

"dek felio manis banget ya, banyak yang naksir nih pasti"

Felio yang dipuji seperti itu tersenyum malu malu.

Hanan menatap jijik Felio.

"jangan dipuji kaya gitu ustad besar kepala dia nantinya"

"dari sini kita tau, selalu ada orang yang iri dan dengki"

"idie sorry gw gak iri, hanan udah ganteng dari lahir"

Ramadhan Tiba (Anak Tersesat) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang