07. Finding Loey

393 52 3
                                    

Beijing - China

Sehun menghela nafas panjang, bulir keringat tampak mengalir di dahi porselen milik pria cantik itu. sekali lagi ia berdiri menghadap resepsionis bergincu merah di depannya. "tolonglah, ku mohon atur ulang pertuan ku dengan Tuan Wu" ucapanya seakan putus asa, wajah ayunya terlihat lelah dan kusut sekali. namun sayangnya sang resepsionis tak bisa membantu banyak, wanita muda itu menggeleng tak enak.

"mohon maaf tuan, tapi tuan Wu sangat sibuk, ia sangat marah tadi karena anda tidak menghargai waktunya". mendengar itu sehun menutup matanya lelah, ia tahu betul etikanya. apalagi tuan Wu memang seorang yang begitu sibuk. pantas saja jika ia kesal karena seseorang membatalkan janji sepihak dan tiba-tiba. sehun menunduk dalam, sekali lagi memohon maaf atas kelalaiannya dalam waktu.

"maafkan aku, tapi hal tak terduga terjadi, kumohon sampaikan permintaan maaf kami pada tuan Wu"
wanita bergincu merah itu melihat sehun iba. merasa kasihan akan klien dari atasannya itu, tapi apa daya, ia juga hanya seorang pekerja yang menerima perintah sang tuan. "baik tuan, akan saya sampaikan. Saya juga akan berusaha mengatur pertemuan anda dengan tuan Wu". wanita itu tersenyum hangat.

bak angin sejuk bagi sehun, senyum manis sedikit mengembang di wajah kuyunya. ia menaruh banyak harapan di sana.
"terimakasih banyak! terimakasih. Tolong hubungi aku jika Tuan Wu berubah pikiran"

____

masalah belum selesai, sehun duduk dengan was-was dalam mobil yang melaju konstan tanpa arah tujuan, sang sopir hanya menunggu perintah Tuan mudanya.

sementara itu Tuan muda Sehun tengah dalam panggilan internasioonal dengan sang ayah. setelah dering pertama ia langsung memberondongi sanga ayah dengan suara sarat kekhawatiran.

"hallo Appa, bagaimana? apa lokasi Chanyeol-hyung sudah ketemu?" 

mendengar suara anaknya, lelaki paruhbaya iitu menghela napas resah, ia tau kabar ini pasti tidak ingin didengar sang anak "nihil sehunie, kita tidak bisa mengakses Aeri. Sepertinya Chanyeol mengubah sistemnya"

"begitu..."raut wajah sehun bertambah lesu. apa yang harus ia lakukan?

"sehunie, gwenchana? Biar Appa pesankan kau tiket, appa tau kau tidak baik-baik saja" Seonho memang menghawatirkan chanyeol, anak itu sudah ia anggap anaknya sendiri, tapi ia juga tidak tega dengan putra semata wayangnya, ia paham betul jika sehun belum pernah terjebak dalam situasi ini. dunia kerja adalah hal baru bagi anak manjanya itu. ayah satu anak itu mulai merasa bersalah sudah membuat anaknya masuk ke dunia bisnis, tapi di sisi lain ia juga ingin sehun mandiri dan dapat bertahan di situasi apapun. "Chanyeol biar kami yang akan mencari, sebaiknya kau kembali ke korea" putusnya.

"aku tidak bisa appa. Aku akan meyelesaikan apa yang telah aku mulai. Aku akan mencari chanyeol hyung, setelah itu mengurus ulang pertemuan dengan tuan Wu"

"apa kau yakin? Appa tau kau sudah pada batas mu. Maafkan Appa yang melibatkanmu dengan pekerjaan ini"

"Ania Appa. Aku sama sekali tidak terbebani, ini sudah tanggungjawab ku". jawab sehun, ia sudah sampai sejauh ini, jika ia menyerah sekarang maka seluruh kerja kerasnya berkecimpung di dunia bisnis akan sia-sia. sambil menunggu jawaban ayahnya sehun terus meyakinkan dirinya jika keputusannya ini adalah benar. ini bukan saatnya menjadi anak manja yang kabur dari permasalahan, ia harus membereskan semua ini.

"baiklah, Appa akan kerahkan semua koneksi untuk melacak Chanyeol. Jangan pikirkan perusahaan dulu, hal itu biar jadi urusan Appa"

sehun mengangguk meski ayahnya tak mungkin bisa melihat itu, ayahnya akan mematika telpon, sampai sehun menanyakan sesuatu yang membuat pria tua itu kembali mengambil nafas berat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHANHUN (Memories Of Alhambra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang