Chap.03

1K 173 26
                                    

NB!

Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!

Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....

Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.

Okey...enjoy this story!

Hope u like it!!

oOo

Hari kini berganti, matahari bersinar cerah seakan mengatakan tak ada langit mendung, namun langit cerah itu tak membuat kediaman Alphaerus hangat seperti biasanya,

Suasana mendung menyelimuti keluarga itu, bahkan tak ada satupun yang memulai percakapan disaat sarapan, Jiyeon menghela nafas panjang.

"Ayah... Makan lah yang banyak! Lihat? Aku tahu ayah kini tengah sakit gigi bukan? Jadi aku memasakkan ayam yang lembut ini! Ibu, makan ya... Lihat pipi ibu begitu tirus! Jika ibu tirus, ibu akan jelek! Jika ibu jelek, bagaimana jika ayah mencari istri baru?! Oh tidak tidak! Ibu harus makan! Lihat aku membuatkan sup salmon kesukaan ibu!!"

"Dan kamu? Astaga! Sejeong makanlah sayang! Lihat? Aku sudah menyingkirkan semua brokoli dari piring mu! Makan yang banyak! Penerus Alphaerus memerlukan tenaga ekstra!"

Senyuman Jiyeon tak luntur walau satu rumah tahu, Jiyeon lah yang paling sedih diantara mereka semua. Hanya saja, gadis itu berlagak tegar.

Hati Rain semakin teriris, melihat semua makanan yang tersaji adalah hasil karya jemari lentik putri sulungnya, tangannya gemetar walau hanya untuk sekedar memotong daging lembut itu.

"Ini... Enak." Ujar sang ibu pelan, suaranya bergetar walau wanita itu tersenyum cantik.

"Terima kasih ibu! Jadi, ayah, ibu dan adikku yang nakal ini! Harus menghabiskannya! Oke?"

Semuanya mengangguk, Jiyeon tersenyum cantik walau sesekali memandang piringnya sendiri dengan sorot mata yang begitu menyedihkan.

Aku bahagia, jika mereka semua bahagia!

oOo

Jemari lentik itu dengan terampil memasukkan beberapa barang yang sekiranya perlu, memilah beberapa buku bacaan dan alat alat menyulam, siapa tahu ia bosan.

Namun tangan putih sang adik menahan pergerakannya, Jiyeon menoleh, menatap sang adik yang kini memandangnya dengan sorot mata tak rela.

"Jangan pergi..." Ujarnya pelan, manik bulat itu kembali berkaca kaca.

Jiyeon menghela nafas sembari tersenyum manis, mengelus puncak kepala adiknya lembut, "Cepat atau lambat, aku atau kamu pasti akan keluar dari rumah ini, Sejeong... Mungkin, tuhan menyuruhku untuk melanjutkan kisah hidupku ke level yang lebih tinggi. Menjadi seorang istri."

Sejeong menggeleng, "Kau bisa menikah dengan siapa saja kak... Tapi kumohon, jangan dengan iblis itu! Aku... Aku masih ingin bertemu kakak!!" Sejeong kembali terisak.

"Aku hanya akan menikah Sejeong! Bukan Dipenjara!" Jiyeon memeluk adiknya gemas. "Sudah! Simpan air matamu itu! Kamu hanya boleh menangis kembali nanti, disaat pernikahan ku! Tapi ingat, aku hanya akan mengizinkan air mata bahagia! Bukan yang lain! Mengerti?" Sejeong menatap sang kakak tak rela,

Gadis bersurai sebahu itu kembali berhamburan kedalam dekapan hangat sang kakak, "Hah... Menangis lagi..." Jiyeon terkekeh pelan sembari mengelus puncak kepala Sejeong.

Perfect Empress for a TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang