EPISODE 2. Oh Ternyata ....

11.2K 489 51
                                    

Sebelum membaca follow dulu, yuk! 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca follow dulu, yuk! 💕

🌸🌸🌸

"Kau?!" geramku tertahan.

Aku sangat yakin, sekarang wajahku yang memerah ini semakin merah padam setelah melihat wajah perempuan di atas ranjang tersebut. Mataku membelalak melebihi lebarnya bola basket sambil memegangi dadaku yang terasa nyeri. Napasku tersengal-sengal menahan marah yang terus meluap.

Perempuan di atas ranjang itu ternyata ....

Oh! sungguh benar dugaanku. Aku hapal betul bagaimana suara itu selalu mendukung hubunganku dengan Benjy. Membujuk Benjy untuk segera menikahiku. Tapi ... lihatlah, tanpa malu Caroline bertelanjang di depan Benjy!

Aku merasa benar-benar diberi makanan beracun dan sekarang racunnya tengah bekerja. Efeknya menyerang tepat disekujur tubuhku. Bukan lagi terkejut seperti balon yang pecah tepat depan wajah, ini bom yang meledak lalu memecahkan jantungku.

Siapapun suka diberi kejutan, begitupun denganku. Tapi aku tak pernah meminta kejutan seperti ini. Akulah yang berniat memberi Benjy kejutan, tapi mengapa aku yang harus mendapatkannya?

"Aku bisa menjelaskannya Alice. Kuharap kau tenang dulu ...." Benjy sudah berdiri di hadapanku, menghalangiku melihat ke Caroline sepenuhnya. Kulihat wajahnya semakin panik.

Langsung kutatap Benjy dengan tak suka. "Penjelasan apa yang ingin kau berikan padaku?!! Aku frustasi dan mengguncang pundak Benjy. "Pindah! Biarkan aku menjabak rambut wanita jalang ini!"

Kuayunkan paper bag di tanganku, mengenai pundak Benjy berulang kali hingga dia menyisih ke tempat lain sementara aku baru akan menghujani Caroline dengan pukulan, Benjy melingkarkan tangannya di perutku dan menarik-ku menjauh dari Caroline.

"Lepaskan!"

"Tidak! Biarkan aku menjelaskan semuanya!"

"LEPASKAN AKU BENJY! BIARKAN AKU MEMUKUL WANITA ITU!"

Aku tidak berhenti berteriak, menggeram dan bahkan memukul Benjy yang terus menghalangiku untuk tidak mendekat ke Caroline.

"Jadi kau lebih melindungi Caroline, huh?! Sekertaris jalangmu, itu?!"

"Tutup mulutmu Alice!" Benjy membentak-ku.

Oh shit! Aku terpaku lagi untuk kedua kalinya.

Benjy membentak-ku? Untuk ukuran dia yang selalu sabar denganku dan sekarang dia bahkan berani membentak-ku?

40 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang