EPISODE 9. Pertemuan Sialan

4.5K 317 37
                                    

Biar gak ketinggalan update-an cerita ini. Follow akun Zaynriz dan masukan cerita ini ke library atau reading list kalian.

Gak bayar! :v

Masih bingung, kenapa Alice bisa klepek-klepek sama senyuman Smith🤔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bingung, kenapa Alice bisa klepek-klepek sama senyuman Smith🤔

🌼🌼🌼

Aku menarik kursi dan langsung duduk masih dengan tangan dan kaki gemetar. Bukan karena bertemu Smith melainkan aku hampir saja menabrak bocah 10 tahun yang menyebrang sembarangan. Smith menghubungiku untuk segera tiba sementara aku masih marah soal Benjy maksudku, pesan yang dia kirim. Mengebut di saat perasaanku sedang kacau. Tentu mobilku hampir oleng.

"Maaf Smith, aku sudah membuatmu menunggu," ucapku dengan perasaan bersalah. Aku merapikan rambut yang agak berantakan karena berlari dari parkiran hingga ke tempat ini. Tidak mengatakan bahwa aku hampir menabrak seseorang kemungkinan ide yang bagus.

"Tidak apa-apa, Alice. Tapi lain kali, aku mungkin tidak bisa menunggu lagi jika kau telat," jawabnya dengan sebuah senyum yang terukir di bibirnya. Aku cukup tercengang, apalagi ketika dia mengatakannya dengan mudah. Aku sudah berekspretasi tinggi pada kalimat 'Tidak apa-apa.' Dan dia bahkan tidak bertanya kenapa aku telat atau kenapa aku terlihat ngos-ngosan.

Tiba-tiba Smith menarik mundur kursinya dan dia keluar dari sana. Setiap pergerakannya tidak berhenti kulihat, sempat sudah pasrah dia mungkin meninggalkanku. Tapi aku masih menunggu apa yang akan dia lakukan. Mungkin-kah Smith marah dan dia berniat pulang? Kalau memang begitu, kasihan sekali diriku.

Tapi dugaanku ternyata salah!

Smith melepas jas miliknya dan tiba-tiba memakaikannya padaku. Aku mendongak untuk melihat wajahnya. Dia lagi-lagi tersenyum, membalas tatapanku. Sepertinya Smith tahu, bahwa hal yang memikat darinya adalah senyuman.

"Kau cantik dengan baju itu. Tapi aku tidak suka melihatmu kedinginan," bisiknya, tepat sekali di sebelah telingaku.

Oh sialan kau Smith! Hatiku sampai bergetar. Hei, dia membuatku merinding dan ya, pesonanya tidak bisa kubantah lagi. Mataku sampai tidak bisa berkedip melihatnya. Terjadi lagi seperti saat pertama kali bertemu.

Smith kembali duduk, senyumnya tidak pernah pudar. "Alice, kenapa kau melamun?"

"Ah? Maaf aku hanya ...." Dengan grogi aku menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. Kenapa Smith bisa romantis seperti ini?

Aku kira dia berniat pulang. Ternyata, ide memakai pakaian seperti ini tidak buruk juga, walau sebagian pengunjung restoran melihat ke arahku. Tapi aku berhasil mencuri perhatian Smith juga.

"Aku sudah lama juga tidak melihat pipi wanita bersemu merah," celetuknya.

Eh? Sudah lama? Berapa lama kira-kira Smith tidak menjalin hubungan?

40 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang