EPISODE 13. Putus Hubungan

3.4K 261 8
                                    

BIAR GAK KETINGGALAN UPDATE-AN CERITA INI, JANGAN LUPA ADD KE LIBRARY DAN FOLLOW AKUN Zaynriz YAK😘😘

SELAMAT MEMBACA .

🌼🌼🌼

"Amanda," panggilku sambil melihat bingung ke sekeliling ruangan butik yang begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Amanda," panggilku sambil melihat bingung ke sekeliling ruangan butik yang begitu sepi. Aku tahu sekarang masih pagi tapi tidak biasanya seperti ini. "Kemana pelayan toko dan kasir?" tanyaku, menaruh tas milikku ke atas meja kasir. Ada Amanda yang sudah duduk dengan secangkir kopi.

"Meave dan Lily sedang keluar sebentar." Amanda sedang membaca majalah. Pagi yang santai untuknya. Padahal kerjaan masih banyak.

"Kemana?" tanyaku lagi. Sebenarnya tidak begitu ingin tahu, hanya pertanyaan spontan yang kulontarkan sembari duduk di sebelah Amanda. Mungkin Amanda juga tidak mau mengurusi urusan mereka dengan mengendikan bahunya tak acuh.

Majalah dalam genggaman Amanda diturunkan, dari ekor mataku aku melihat dia memperhatikanku. "Ada apa?" selidikku setelah menoleh ke arahnya. "Kau seperti sedang menatap pencuri."

"Kau yang ada apa? Apa Smith begitu mengganggu pekerjaanmu?" terkanya. Entah kenapa Amanda bisa bertanya seperti itu.

Kedua alisku bertautan. Kemudian, aku menggeleng sambil membuka laptop. "Apa maksudmu? Jika tidak sibuk, segeralah bekerja. Kau butuh makan, aku juga begitu!" kesalku. Semoga itu jadi cambuk untuk memacu Amanda agar bekerja lebih giat.

Amanda berdecak, sedikit bergeser menjauhiku. "Kau selalu saja mengalihkan pembicaraan. Aku tahu, kau sedang memikirkan sesuatu, 'kan? Apa itu tentang Smith?"

Menghela napas pelan, dia masih belum sadar aku sedang memaksanya bekerja secara tersirat. Amanda lebih santai dariku, kelihatannya.

"Bolehkah aku memarahi Benjy? Sepertinya dia akan mulai mengusikmu lagi, Alice. Kau membutuhkanku untuk memberitahu dia agar menjauh dari kehidupanmu." Amanda membahas soal kemarin lagi.

"Kau pikir aku tidak bisa mengatakannya sendiri, huh?" Aku mendengus pelan.

Belum juga matahari naik ke atas, tapi Amanda mengajak-ku membahas topik semacam itu. Yang kuharapkan adalah dia datang lebih cepat dariku untuk mengerjakan pekerjaan yang menumpuk, tapi malah bukan seperti yang kuharapkan.

Aku meliriknya agak sinis. "Tidak juga. Aku hanya sedang banyak pekerjaan. Ada sedikit kendala di bagian operasional. Dan oh ya, jangan bahas Benjy lagi," peringatku dengan mengacungkan jari telunjuk ke depan wajahnya. "Aku tidak mau hipertensiku mengganggu pekerjaan," imbuhku, mulai fokus pada laptop lagi.

40 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang