2. Miss U

190 128 411
                                    

Terdengar seseorang mengetuk pintu. Alletha yakin itu ibunya.

"Masuk, Ma."

Pintu terbuka. Seperti biasanya, Kinar membawa segelas susu coklat sebelum waktunya tidur. Dia tersenyum kecil saat melihat anak kesayangannya Alletha Anatasia yang sedang melihat rembulan.

"Minum susunya, ya." Ucap Kinar seraya memberikan susu tersebut.

"Makasih, Ma." Alletha tersenyum sambil berjalan ke arah sofa yang ada di kamarnya. Kinar mengambil bantal sofa dan meletakkannya tepat di samping Alletha. Selesai meminum susu, Alletha membaringkan tubuhnya di pangkuan Kinar.

"Ma?" Panggil Alletha, memandangi langit-langit kamarnya.

"Hm?" Kinar bergumam pelan.

"Kangen Papa..." kata Alletha dengan suara pelan. Dia melirik ke Kinar yang hanya diam. Tangan Kinar bergerak lembut mengusap rambut Alletha, membuat gadis itu memejamkan mata karena merasa nyaman.

Alletha teringat saat dia berusia 10 tahun, menatap seseorang yang berbaring di tengah keramaian orang yang mengelilinginya di ruang tengah. Saat itulah, Papa pergi meninggalkan anaknya dan istri yang sangat mencintainya.

•••

Saat pulang sekolah tadi, Alletha tidak pulang bersama Bintang. Katanya ia ingin ke suatu tempat dan melarang Bintang ikut dengannya, jadi, Bintang memilih untuk pulang terlebih dahulu.

Alletha sampai di kompleks pemakaman keluarga. Dia sudah tidak takut lagi dengan suasana pemakaman yang mencekam.

Ada yang aneh. Makam Papanya begitu bersih dan harum, juga ada bunga mawar merah yang bertaburan di sana. Bunga mawar merah itu sampai memenuhi makam Papanya.

Alletha tidak bisa membendung air mata bahagianya. Jika ia tahu siapa yang membuat makam Papanya menjadi secantik ini, ia berjanji akan terus berterima kasih pada orang tersebut. Tapi, siapa dia?

"Pa.. maaf, Alletha jarang temuin Papa." Kemudian Alletha menaruh buket bunga mawar merah di atas makam Papanya. "Ini, Alletha bawain Papa bunga yang cantik." Lanjutnya.

•••

Sebelum memulai ujian pada hari senin, semua siswa tetap harus mengikuti upacara bendera terlebih dahulu. Semua murid SMA Purnama mengikuti upacara dengan khidmat.

Ujian hari pertama, bahasa indonesia dan matematika, akhirnta selesai. Murid SMA Purnama keluar dari kelas dengan wajah pucat dan penampilan berantarakan. Padahal ini baru ujian hari pertama.

"Itu soalnya yang susah banget, apa otak aku yang bodoh?" Cibir Alletha merasakan kepalanya masih panas akibat soal matematika.

"Biasa aja," jawab Bintang seadanya.

"Kamu bisa pinter gimana sih, Bi? Bagi-bagi rahasianya dong, biar aku juga bisa pinter kayak kamu juga."

Bintang menoleh ke arah Alletha. "Dua hari lagi mata pelajarannya Fisika. Besok malam gue ke rumah lu, siap-siap buat belajar."

Mata Alletha melotot. "Ng-nggak usah. A-aku bisa kok." Balas Alletha gugup.

Bintang terkekeh. "Kenapa? Takut ya belajar bareng gue? Santai aja kali, Tha." Bintang mengacak-acak puncak kepala Alletha lalu merangkul pundak gadis itu. "Ayo." Lanjutnya.

•••

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang