"Papa.." kata Alletha saat sampai di makam Papanya.
"Aku kangen Pa." Alletha memeluk batu nisan tersebut sambil menangis.
"Pa, aku pengin cerita. Papa dengerin ya.." meskipun Alletha tahu tidak akan ada jawaban apa pun di sini, tetapi ia tetap melanjutkan untuk bercerita.
"Mama akhir-akhir ini selalu sibuk sama pekerjaannya. Pergi kerja pagi, sebelum Alletha bangun. Terus, pulangnya malam pas Alletha udah tidur."
"Bintang juga udah pergi. Alletha nggak punya teman di sekolah selain Fiona."
"Nggak tau kenapa, sampai sekarang nggak ada yang mau temenan sama Alletha."
"Alletha kesepian, Pa."
Dia hanya ingin bercerita tentang apa yang dia rasakan. Napasnya sudah tak teratur dan tangisnya sangat kencang.
"Tiap pulang sekolah, lu ke sini, kan buat nangis?" Tanya seorang cowok. Nada bicaranya sangat pelan.
Alletha mengangkat pandangan dan bertemu dengan Alvaro. "Ngapain kamu ke sini?"
"Tadi gue ngikutin lu ke sini. Gue tau, gue salah. Jadi, gue ke sini mau–"
"Minggir!"
Alletha pergi begitu saja meninggalkan Alvaro. Langkah kakinya terus menjauh dari Alvaro. Namun, tidak semudah itu, Alvaro langsung memegang tangannya.
"Gue anterin lu pulang, ya?"
"Lepasin!" Jerit Alletha.
"Tha,"
"Aku bisa pulang sendiri." Alletha berhasil melepas genggaman Alvaro.
Gadis itu langsung berlari memotong jalan. Namun, dari arah kiri, sebuah mobil hitam hendak melintas dengan kecepatan tinggi.
"ALLETHA AWAS!" Teriak Alvaro panik.
Mobil hitam itu berhasil menghantam tubuh Alletha, ia membentur kaca depan mobil itu hingga kacanya retak.
Kedua lutut Alvaro lemas saat melihat Alletha bersimbah darah di jalan. "Alletha!" Alvaro menghampiri Alletha dengan jantung yang berdebar. Ia menyangga kepala Alletha yang sudah dialiri banyak darah.
Mendengar suara dentuman kencang membuat semua orang yang berada di sekitar sana menoleh ke arah Alletha dan mobil itu.
"Tha, bangun Tha." Alvaro menepuk pipinya.
"WOI, TELEPONIN AMBULANS! JANGAN CUMA DIAM AJA!" Teriak Alvaro panik.
Orang-orang sibuk membantu Alletha dan Alvaro, semantara mobil tadi berhasil kabur ditengah keramaian.
"Jangan tutup mata lu, please!" Mohon Alvaro, saat menggenggam tangan Alletha yang melemah.
Alletha tersenyum tipis lalu matanya meneteskan air mata. Tak lama dari itu Alletha memejamkan matanya. Alvaro terus memanggil namanya, namun ia tak lagi menyahut. Bahkan sampai Alletha masuk ke mobil ambulans.
•••
"Gimana keadaan Alletha?" Tanya Fiona panik.
Alvaro, Arjuna dan Arganta hanya duduk termenung di depan ruangan UGD.
"Al?" Fiona mengguncangkan tubuh Alvaro, dengan suara bergetar. "Dia baik-baik aja, kan?"
"Gue nggak tau." Alvaro merundukkan kepalanya.
"Dokter belum keluar?" Tanya Fiona lagi dibalas gelanggang kapal oleh Alvaro.
"Lu nggak berniat ganti baju, Al? Baju lu banyak darahnya." Saran Arjuna.
"Nanti."
"Siapa yang nabrak Alletha?" Tanya Arganta.
"Nggak tau. Mobil itu langsung kabur."
"Lu nggak liat plat mobilnya?" Tanya Fiona.
"Nggak."
"Anjeun bodo!" Seru Arganta.
"Udah, nggak usah ribut. Kita berdoa aja supayah Alletha selamat." Ujar Fiona.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Historia Corta❝𝐋𝐮𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮? 𝐆𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚?❞ 𝐀𝐥𝐥𝐞𝐭𝐡𝐚 || 𝐛𝐲 : 𝐒𝐤𝐲𝐚𝐤𝐳 Start : 31-03-2021 end: