5. Without Saying Goodbye

131 82 491
                                    

"Ini bukan soal melupakan, tapi, ini soal bagaimana aku terbiasa tanpa dia." Alletha Anatasia_

•••

Ketika hujan mereda, Alletha menatap pemandangan indah dari jendela kamarnya. Pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan dedaunan yang amat segar.

Masih tidak terbayangkan dalam benaknya untuk tersenyum melewati badai ini. Badai yang amat sangat dahsyat. Mengguncang hatinya sampai keras membeku. Ya, penyebabnya tak lain adalah Bintang.

"Tha.." panggil Fiona seraya masuk ke kamar Alletha.

"Hm?" Gumam Alletha tanpa menatap Fiona.

"Gimana hubungan lu sama Bintang?" Tanyanya tiba-tiba.

"Baik.." jawabnya dengan nada pelan.

"Tapi, kemarin gue liat Bintang jalan sama–"

Alletha yang tadinya membelakangi Fiona, kini langsung membalikkan badannya menghadap ke arah cewek itu. "Sama siapa?"

"Sama Jihan." Lanjutnya membuat Alletha terdiam.

"Lu.. nggak marah?"

"Buat apa marah kalau kenyataannya Bintang lebih milih Jihan."

"Ga usah dipikirin, Tha. Itu malah bikin lu tambah sakit. Udah, lupain aja.."

"Ini bukan soal melupakan, Fi. Tapi, ini soal bagaimana aku terbiasa tanpa dia. Kamu tau kan, Bintang selalu ada buat aku.." kata Alletha seraya duduk di sofa.

"Percuma digenggam, kalo itu menyakitkan. Pergi dan lupakan karena dia nggak punya perasaan sama lu, Tha." Balas Fiona.

•••

Hari-harinya selalu dihantui oleh perkataan Fiona. Alletha selalu memikirkan cara untuk menjauhi Bintang. Dan, sekarang ia sudah memutuskannya.

Beberapa hari lalu Bintang sempat datang ke rumah Alletha, tapi, gadis itu meminta Kinar untuk bilang kalau ia tidak ada di rumah, atau lebih tepatnya berada di luar kota. Cowok itu selalu menghubungi Alletha, tapi, tak ada jawaban dari gadis itu.

Hari-hari berlalu. Alletha menghabiskan masa liburnya di rumah bersama Fiona. Sepupunya itu yang selalu memberikan saran terbaik untuk menjauhi Bintang sekaligus menghiburnya.

•••

Pagi ini Alletha pergi ke sekolah menggunakan motor. Sejak libur ia sempat belajar mengendarai motor dengan bantuan Kinar. Dan, akhirnya sekarang ia bisa.

Suasana jalan dipagi hari ini terlihat begitu ramai. Selang beberapa menit dari rumah, terlihat kerumunan orang yang sedang berkumpul sehingga membuat jalanan macet.

Alletha melihat seorang laki-laki yang tergeletak bersimbah darah. Alletha terkejut saat melihat motornya sama seperti motor Bintang. Firasatnya mengatakan itu Bintang, tapi, ia berpikir lagi. Motor seperti itu kan, bukan hanya punya Bintang.

Terlihat tidak ada satu pun orang yang berani menolong laki-laki itu. Dan, Alletha memutuskan untuk terus berjalan menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, Fiona memberi tahu kepada Alletha kalau Bintang kecelakaan dan nyawanya tidak tertolong.

Alletha begitu terpukul, menangis, menyesal. Itulah yang ia sesali.

Waktu itu ia berpikir kenapa tidak ia cari tahu siapa laki-laki itu? Kenapa ia mengabaikan firasatnya? Dan, kenapa sebelumnya ia menolak permintaan terakhir Bintang untuk menonton bioskop bersama?

Bintang sangat baik padanya, dan itulah yang membuat hatinya terpukul.

•••

Gimana pendapat kalian tentang chapter ini?
Kasian mas ganteng meninggoy T_T

_____________________________

Gimana hari ini? Kalian puasa ga?
Btw, selamat menunaikan ibadah puasa ya 😺❣

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang