FAR ; NEAR

28 2 0
                                    

13: "Did I see her smiling or was it all a dream?"

Blossom Roses - HER

.

.

.



Genta melajukan motornya kearah yang tidak ia ketahui, pasalnya sepuluh menit yang lalu sejak Illuna menaiki motor merahnya ini, Illuna tidak berbicara atau menunjukkan kemana arah jalan ke rumahnya, walaupun Genta sudah mengetahuinya dari Ryan, ia tetap tidak akan mengantar Illuna kesana, karena takut jika Illuna akan curiga kepadanya. Genta pun tidak berani menanyakan Illuna karena terlihat dari kaca spion wajah Illuna seperti sedang memikirkan sesuatu. Semakin ditahan semakin tidak bisa akhirnya berniat membuka kaca helmnya dan mulai mengajak Illuna berbicara.

Sadar karena tidak akan terjadi perbincangan Genta mulai membuka suara "Btw, Ini rumah lo ke jalan mana ya?" 

Illuna yang entah mengapa merasa aneh setelah meninggalkan Panglima dan menolaknya pun masih terlihat bengong. Sampai Genta menoleh kearahnya yang membuat Illuna terkejut, "Ah kenapa, Gen?" Tanya Illuna balik

Sebelum menjawabnya Genta tersenyum tipis, "Rumah lo ke jalan yang mana? Ini kita udah sepuluh menit muter-muter, ya kalau lo mau jalan-jalan sih gue oke aja" Tanya Genta kembali

"Oh iya. Gawat. Lo turunin aja gue di halte, gue ada urusan bentar. Tolong banget ya" Ucap Illuna tersadar jika hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah Kafe di tengah kota. Untung saja, jadwal Illuna masih jam setengah lima, kalau tidak diingatkan oleh Genta mungkin ia sudah terlambat dihari pertamanya.

Sejujurnya Genta sangat ingin mengantar Illuna hingga rumahnya, "Di halte? Gak gue anterin lo pulang aja? Gue pengen tahu rumah lo" Tanyanya beralasan.

"Enggak. Gue bilang di halte ya di halte. Oh ya, soal bensin lo yang hampir habis gara-gara gue yang bikin lo muter-muter gak jelas, kapan-kapan gue ganti deh" Illuna sungguh sangat merasa tidak enak kepada Genta.

"Oke, ganti sama traktiran aja." Ucapnya dengan melirik kearah Illuna dengan senyum miring di wajahnya.

Illuna yang mendengar dan melihatnya merasa geli. Ia mengernyitkan dahinya. Bagaimana bisa Genta ini menerima tawarannya, biasanya cowok-cowok yang Illuna temui jika Illuna memiliki utang kepada mereka tidak akan menerima atau malah menggantinya dengan alasan lain. Ya bukan berarti juga Illuna ingin Genta menolaknya.

"Tapi gue maunya ganti bensin lo aja, gak traktir" Timpal Illuna

"Oke, lo ganti bensin gue terus uangnya buat gue traktir lo. Gimana?" Tanya Genta

Sungguh, Genta tidak ada bedanya dengan Panglima, menurut Illuna. Apa-apaan ini kenapa Illuna jadi membandingkan dia dengan Panglima, padahal ada banyak cowok yang lebih dari Panglima. Sungguh cowok itu sangat mengusik pikiran Illuna akhir-akhir ini.

"Ya terserah lo aja deh, capek gue jawabnya" Jawab Illuna berterus terang

Genta tertawa dengan jawaban pasrah Illuna, yang entah mengapa membuatnya begitu lucu. Genta akui Illuna ini tipikal cewek yang super cuek. Bukan kamu aja Genta yang mengakui, memang Illuna saja yang dari lahir sudah berwatak cuek. Setelah menertawakan kelucuan Illuna, Genta tidak sadar jika di depannya terdapat mobil yang berhenti secara mendadak membuatnya juga menarik remnya secara tiba-tiba. Illuna terpental ke depan dan tangannya tidak sengaja melingkar pada pinggang Genta selama kurang lebih dua menit. Barulah setelah Genta mengumpat Illuna langsung melepaskan lingkaran tangannya.

Treasonable of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang