Penolong

156 82 34
                                    

"Teman yang baik itu teman yang selalu ada disaat suka dan duka. Yang mau menolong kita apa pun resekonya, walapun nyawa taruhannya dia akan tetep menolong"

"Surga yang hilang"


Sebelum baca jangan lupa folow akun wp:Nataliasari1

Malam ini aku duduk sendirian disalah satu bangku cafe tempat aku bekerja, aku sedang menunggu seseorang yang setiap malam selalu menenaniku dan mengerti akan keadaan diriku.

Entalah Bagas ada urusan apa sehingga aku harus menunggunya lumayan lama, aku menengok kearah kanan aku lihat ada seorang perempuan yang sudah tak berdaya karena mabuk yang berada didalam peluka laki-laki.

Suasana itu sekarang sudah menjadi kebiasaan aku setiap malam, Aku takut jika aku seperti wanita itu dan ah aku tak sanggup membayangkannya jika itu terjadi pada diriku.

"Hai cantik"sapa seorang yang datang dan memegang pipiku.

Aku tepis tangan itu"A-ada apa?".

"Mau nemenin om nggak?"tanyanya dengan tatapan yang sulit aku artikan.

Aku menghiraukan om-on itu, Aku berdiri dan melangkah ingin pergi tapi dia tiba-tiba laki-laki itu mencegah aku "Jangan pergi Cantik, yuh ikut om kekamar".

Aku takut, aku menutup mataku aku nggak bisa berbuat apa-apa.

Tiba-tiba gengaman itu terlepas dengan kasar, aku memberanikan membuka mata dan ternyata seorang itu Bagas.

"Loh mau bawa kemana dia?!"suaranya sedikit meninggi.

"Itu bukan urusan loh"tantang om-om itu.

Bagas tersenyum miring"Tentu saja jadi urusan saya, karena dia udah saya boking".

Kini semua orang berkerumun menyaksikan keributan ini, aku nggak tau harus berbuat apa aku hanya bisa diam.

"Saya nggak melihat kamu memboking dia, jadi dia milik saya dong".

Bagas menarik kerah bajunya dan BUGH satu hantaman mengenai om-om itu, dia tak mau kalah dia pun mebalas pukulan Bagas.

Jadi lah sekarang pulul memukul, aku heran kenapa sih semua orang nggak mau memisahkan mereka?!.

Aku jadi kesal sendiri, aku beranikan untuk memisahkan mereka dan BRUK aku terhempas dari mereka dan terjatuh, Bagas menengok sebentar dan kemudian dia tidak memperdulian aku, dia tetep memukuli om-om itu.

Aku dibantu berdiri oleh salah satu pelayan disitu, dan seorang satpan datang untuk memisahkan mereka.

Bagas melihat aku dan membawa aku pergi entah kemana, aku hanya menurutinya saja.

Aku masuk kedalam mobil dia, yah dia itu suka gonta-ganti mobil atau juga motor. Jangang ditanya dia selalu saja menjawab "Biasalah anak orang kaya" atau "Dari pada uangnya nggak kepake ya udah aku beliin mobil atau motor" ah pokoknya aku males jika bicara soal harta bersamanya.

Dia melajukan mobilnya, hening suasanya disalam mobil ini cukup hening sehingga hanya terdengar suara mesin dan kelakson dari penendara lain.

Aku menatap wajah Bagas, satu kata yang mampu aku ucapkan yaitu Hancur. Aku merasa bersalah padanya, tapi aku mau bicara juga bingung(Hyolah sarang dong😢).




●●●








Kita kini sudah sampai pada sebuah gedung yang menjulang tinggi, gedung yang bisa disebuat juga rumah yaitu apartemen.

Bagas membukakan pintu untuk ku, jika boleh jujur Bagas selalu memperlakukan aku seperti seorang putri, sama seperti pelakuan Vino pada ku dulu,ah dia sekarang gimana ya?.

Aku tersadar dari lamunan ku disaat Bagas memegang tangan ku dan menggandengan masuk kedalam, kacau! pikiranku sudah membayangkan yang tidak- tidak oh no oh no oh no no no.

Kita menuju lift dan Bagas menekannya menuju lantai 20, aku masih belum berani bicara denganya.

Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan sesekali menatapnya senentar.

Setelah kita sampai pada kamar kamar no 1125 Bagas menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan, aku hanya diam tak berani bertanya hingga dia berkata"Ini sama seperti kejadian awal kita ketemu ya"ucapnya dengan tertawa.

Yah. Bener apa yang dikatakan Bagas, Tapi aku tidak tau apa yang ingin Bagas lakukan pada nanti.

Sebelun masuk Bagas Bersender dipintu"Tolong obati luka ini... ini... dan ini... aku juga nggak macem-macem kok sama kamu"katanya lirih sambil menunjukan luka-lukanya.

Aku hanya menggangguk mengiyakan saja, kemudian kita masuk dan.... Betapa kagetnya aku ketika melihat ini semua, satu kata yang mampu aku ucapkan 'Berantakan' yah apertemen ini sudah seperti kapal pecah.

"Maaf berantakan, maklum lah aku disinikan sendiri dan aku juga sibuk dengan kerjaan yah... jadi.. begini deh".

Aku hanya menggangguk, aku pun disuruh duduk dan Bagas pergi entah kemana.

Aku melihat sebuah foto yang terpajang diatas meja, sungguh keluarga yang sangat bahagia, namun semuanya hanya kebahagiaan sesaat seperti apa yang terjadi di dalam kelargaku.

"Can.. ini diminum dulu, maaf cuma ada minuman seperti itu... nggak papa kan?"

"Nggak papa kok, makasih yah"ucapku dengan tersenyum.

Bagas hanya menggangguk dan dia berlalu pergi, aku membuka hp dan banyak sekali panggilan dan chat dari Tante Rani yang menyakan keadaan ku, aku tak membalasnya ku masukan lagi benda itu kedalam tas.

"Can tolonh yah"katanya dengan berjalan dan menenteng sebuah kotak p3k.

"Sini duduk"aku menyuruhnya duduk diketak ku, agar aku mudah untuk mengobatinya.

Aku mengobatinya dengan pelan-pelan dan hati-hati"Aw"ringisnya saat aku mencoba membersihkan luka yang ada didekat bibir.

"Makanya jangan berantem-berantem Gas, lihat kan jadinya kek gini, kalau udah kaya ginikan muka tanfan kamu jadi jilik".

Bagas tertawa"Aku tanfan ya aw?"tantanya.

"Udah deh diem, jangan ngomong terus".

Bagas menyingkirkan tangaku yang sedang nengobatinya"Aku juga kek gini karena ngebelain kamu loh Can".

Aku menghela nafas"Iyah, makasih karena kamu udah mau membantu aku, makasih juga karena kamu mencoba menepati janji kamu pada ku".

Bagas mengelus kepalaku, yah aku sudah terbiasa dengan ini semua"Apapun yang terjadi padamu, aku akan selalu ada disampingmu menemani suka maupun duka".

Aku beruntung memiliki teman seperti Bagas,dia selalu tau apa yang aku rasakan walaupun aku tidak bicara padanya.

"Hm kamu pulangnya gimana Can?"tanya Bagas,sudah ku bilang bahwa aku tak pernah dihantar oleh siapapun kecuali Tante Rani.

"Aku pulang naik taxi aja, kamu jangan mencoba-coba ingin mengantarkan aku ya! Ingat kamu tuh harus bayak istirahat jangan begadang, aku besok atau kapan akan kembali lagi kesini"jelasku.

"Kembali kesini menjadi istri seorang Bagas Aditiya yah"ucapnya dengan terkekeh.

"Apaan sih"pls deh mungkin wajah aku sudah merah.

Kita pun larut dalam pembicaraan yang penuh canda dan tawa, aku harap aku bisa merasakan kebahagiian ini untuk selamanya.














Maaf kalau ada yang typo😊

Jangan lupa vote dan komentarnya sebanyak-banyaknya biar aku jadi semangat nulisnya agar dapat bisa lanjutin cerita selanjutnya oke😆



Jangan lupa follow ig aku:nataliapuspitasari.20
Kalau mau follback tinggal dm aja,khusus cewe yah😘

Dan juga wp:nataliasari1
Jangan lupa ya👆👆👆👆👆

Surga Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang