JALAN YANG KU PILIH 2

25 7 4
                                    

Keesokan harinya.



Assalamu'alaikum wr.wb


Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya Hafsha Syailendra dari Jurusan Sastra Indonesia mahasiswa bimbingan bapak hendak bermaksud bimbingan skripsi. Mohon kiranya info mengenai sistem bimbingan dll. Terimakasih sebelumnya.


Wassalamu'alaikum wr.wb



Rangkaian kata telah tersusun rapi dalam barisan font di layar laptop ku. Pesan singkat mengenai kejelasan bimbingan telah ku kirim beberapa hari yang lalu melalui email. Tapi tak kunjung ada balasan. Hampir setiap jam ku lirik email ku barangkali aku melewatkannya. Sesekali ku scroll ke bawah barangkali tenggelam karena banyak email yang masuk. Entah itu notif dari teman atau sekedar iklan promosi akademika. Dugaan ku semata mata hanya membantu membunuh rasa gelisah saja. Memang nyatanya belum terbalas.


Hingga beberapa minggu kemudian notif email muncul dari aydan90@gmail.com. Dikirim empat jam yang lalu. Isinya sangkat singkat dan tak pernah ku duga barisan itu mengagetkanku.



Kamu sekarang ke kantor.



Hah? Ke kantor? Apa mungkin Pak Aydan sudah pulang umroh. Batin ku bertanya-tanya. Tak lama kemudian aku melangkahkan kaki ke gedung dosen. Sebelumnya, aku belum pernah ke ruangan beliau. Karena, dengar-dengar Pak Aydan itu dosen baru di semester ini. Magister lulusan Al-Azhar Kairo.


Aku telah sampai di gedung dosen. Menapaki lantai utama, tak ada papan nama yang tertera nama beliau. Ku lanjutkan ke lantai dua, menaiki tangga yang lumayan tinggi dan begitu jauh jaraknya. Menelusuri lorong, sambil menengok ke kanan dan ke kiri ruangan, barangkali ruangan beliau telah terlewat. Tanpa sadar, aku telah berada di ruangan pojok ujung lorong. Aku berbalik arah, mengeja kembali papan nama pada masing-masing ruangan. Tapi tetap tak ada nama beliau.


Dengan terpaksa, kaki ku naik ke lantai tiga. Dan, tepat di depan tangga tertera papan nama bertuliskan Dr. Aydan Sayyid, M.Hum. Huft, lelah rasanya kaki ku melangkah kesana kemari hanya untuk mencari sebuah nama. Aku berniat istirahat sejenak sebelum ku putuskan mengetuk pintu ruangan itu. Mencari kursi terdekat dari ruangan Pak Aydan. Meneguk air minum dalam botol yang sedari tadi ku genggam.


Lima menit kemudian, aku beranjak dari kursi. Mendekati pintu rungan itu. Mengucap salam setelah mengetuk pintu beberapa kali. Ruangan di dalam seperti sepi. Terlihat gelap, mungkin efek gorden yang member kesan redup. Ku ucapkan salam sekali lagi, tetap tak ada jawaban. Aku beralih ke jendela, mengintip ke dalam.



"Hafsha?" Suara besar dari arah belakang mengagetkan ku.



"Allahu akbar!! Bapak," suara ku sedikit tersentak dengan suara berat Pak Syahid.



"Mau cari siapa?" tanya Pak Syahid sedikit tersenyum.



"Uhm, anu pak. Tadi saya mendapat email dari Pak Aydan, kata beliau saya suruh ke kantor beliau," jelas ku pada Pak Syahid.



"Coba, mana liat emailnya." Pak Syahid melirik android ku seperti memberi kode untuk segera menunjukkannya. Aku merogoh tas ku, mengambil android dan lekas membukanya. Menunjukkan email Pak Aydan yang belum lama ku terima.



"Oh ini," Pak Syahid mengangguk perlahan sembari memegang android ku.



"Iya pak," jawab ku sambil merunduk.



"Mungkin kamu disuruh liat itu." Pak Syahid menunjuk mading di antara jendela ruangan Pak Aydan.



"Apa itu pak?" tanya ku sembari mengernyitkan dahi.



"Coba dilihat dulu," jawab Pak Syahid sebelum berlalu. Otomatis kaki ku mengikuti arah mata ku dengan segera. Arah yang ditunjuk oleh Pak Syahid.

The Secret of Hafsha (UPDATE KAMIS & MINGGU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang