THE DARK PRINCE | 1.3

578 45 0
                                    

Athaya, gadis yang dicintai oleh Pangeran hanya bisa menurut saat pangeran memintanya untuk mengubah dirinya menjadi makhluk seperti gadis itu. Sesaat setelah Athaya menggigit leher Pangeran, pangeran merasakan sakit yang begitu parah di dadanya.

Terus-menerus Amaira membaca buku sejarah Theodoric hingga perlahan segala ingatan Amaira muncul. Tapi yang Amaira ingat hanyalah saat-saat dirinya bersama Arthur, tak lebih dari itu. Ini sudah hampir memasuki lembaran terakhir dan butuh waktu berhari-hari Amaira membacanya.

Selama berhari-hari itu juga Arthur dan keempat saudara nya tak lagi muncul di hadapan Amaira. Terkadang Amaira menangis saat membaca buku itu, kenangan Athaya dengan Arthur mampu menyakiti hatinya. Amaira tau bahwa dirinya bukanlah Athaya yang sesungguhnya, ia hanyalah reinkarnasi Athaya, tapi cerita di buku yang telah ia baca benar-benar membuat hatinya sakit.

Andai saja saat itu Amaira masih hidup dalam tubuh Athaya, pasti ia tak akan mengubah Arthur menjadi seperti dirinya. Mungkin Amaira akan mencari jalan lain agar dirinya bisa hidup bahagia dengan Arthur. Sayangnya, ia tak bisa lagi mengubah sejarah. Yang Amaira bisa lakukan saat ini hanyalah mengembalikan ingatan Athaya, dan membahagiakan Arthur selamanya. Arthur telah melakukan banyak hal demi dirinya, dan sudah saatnya dia membayar semua itu.

"Gak capek ra? Tiap pagi sampe pulang sekolah, kamu baca buku itu terus" Tanya Lila yang baru saja tiba di sekolah.

Amaira menggelengkan kepalanya, tak lama kemudian Sean juga datang. Ia tak langsung pergi menuju kursinya, memainkan ia berdiri di samping Amaira.
"Kenapa sih ra? Baca buku itu mulu" Tanyanya.

"Enggak apa-apa" Jawab Amaira.
Selesai sudah buku yang ia baca. Kini dirinya mengambil buku harian Arthur yang belum sempat ia baca semuanya. Ia kembali membuka buku tersebut dan membacanya.

Di hari, bulan, bahkan tahun yang panjang.. Aku melewati banyak musim untuk menunggumu. Aku kesepian dan hanya bisa menatap lukisan mu dalam bukuku... Entah kapan kau akan kembali disisiku. Aku tak peduli jika ada banyak luka yang menghampiriku, aku akan tetap menunggu cintaku, Athaya...aku akan melakukan segalanya yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, aku mencintaimu...

Amaira mengeluarkan air matanya hingga membasahi buku harian Arthur.
"Y-yah basah" Ucapnya pelan.

"Tuh kan gak jelas lagi... Galau mulu" Ujar Sean.

Amaira tidak peduli, ia mengelap air matanya lalu meniup-niup buku Arthur yang basah karena air matanya. Tak lama kemudian, Amaira merasakan sesuatu. Jantungnya berdetak kencang, feelingnya merasakan bahwa Arthur ada disini. Ia pun segera menoleh ke luar jendela.

"Arthur" Amaira bangkit dari kursinya, ia berlari membawa buku milik Arthur. Walau sempat menabrak seseorang, Amaira tetap berlari, ia turun dari tangga sekolah tanpa berhati-hati. Hingga pada saat dirinya sampai di luar gedung sekolah, dan melihat Arthur yang baru saja keluar dari mobil, Amaira kembali berlari dan langsung memeluk pria itu.

Arthur dan keempat vampire lainnya terkejut melihat tingkah Amaira, bahkan kejadian itu dilihat oleh murid-murid yang berada di sana.

"Arthur... Maaf, aku terlambat tau tentang semua ini" Ucap Amaira.

Arthur merasakan sesuatu membasahi seragam sekolahnya, lantas ia melepas pelukan Amaira, mengusap air mata Amaira.
"Ada apa?" Tanya Arthur.

"Aku tau siapa aku, maaf karena terlambat sadar tentang hal ini dan buat kamu nunggu lebih lama lagi... Aku Athaya"

Jawaban itu mampu membuat mereka berlima terkejut, terutama Aaron yang selalu mengira bahwa Amaira tak akan mengingat kenangan lamanya.

Arthur pun mengeluarkan setetes air mata yang belum pernah ia keluarkan lagi. Pria itu tersenyum lalu memeluk erat tubuh mungil Amaira. Penantian Arthur selama beribu-ribu tahun kini akan berakhir, Amaira telah mengetahui siapa dirinya.

♛ ♛ ♛

"Jadi, berapa banyak kenangan yang kamu ingat?" Tanya Rebeca penasaran.

"Aku belum ingat semuanya, tapi aku ingat semua tentang Arthur.." Jawab Amaira.

"Kalau karena buku, semua orang juga pasti bisa mengakui bahwa dia adalah Athaya" Celetuk Leandro.

"Bukan, buku ini cuma aku pake buat bantu aku aja.. Apa yang gak ada di buku ini juga aku inget. Kenapa kalian gak percaya sih" Kesal Amaira karena sedaritadi keempat vampire itu tidak mempercayainya.

"Kamu ingat tentangku? Jika iya, maka aku percaya bahwa kamu sudah ingat kenangan Athaya" Tanya Aaron.

Amaira menganggukkan kepalanya, walau Aaron hanya muncul sedikit di ingatannya tapi ia yakin bahwa ingatan itu benar, "Kamu ksatria di castle aku, aku ingat saat kita berdua berburu bareng" Jawabnya.

Aaron langsung mendekati Amaira saat Amaira menjawab pertanyaan nya.
"Athaya, Aku kakak mu!" Ucapnya, kemudian memeluk Amaira.

"Pergi sana!" Arthur mendorong tubuh Aaron, ia tak akan membiarkan siapapun menyentuh Amaira, bahkan kakak angkat Athaya, "Dia bukan Athaya, dia Amaira" Ucapnya.

Aaron menatap kesal Arthur, begitupun sebaliknya. Sementara yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah Arthur.

Amaira pun menarik satu tangan Arthur, membuat perhatian Arthur mengarah ke arahnya.
"Aku memang bukan Athaya yang kalian kenal, tapi aku bisa kembali jadi Athaya..." Amaira menatap mereka semua satu persatu, "kalian mau kan bantu aku?"

Mereka semua tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya.

♛ ♛ ♛

"Ra, kamu ngapain meluk-meluk Arthur tadi?" Tanya Sean.

Amaira tersenyum, ia menggelengkan kepalanya sambil menulis tugasnya. Kini mereka tengah berada di laboratorium. Sama seperti sebelumnya, kelas mereka dan kelas Arthur belajar bersama di dalam lab.

"Kamu pacarnya cowok pucet itu ra?" Tanya Lila.

"Bukan, aku bukan pacarnya" Amaira menoleh ke seberangnya, melihat Arthur yang tengah mencampur-campur bahan kimia ke dalam tabung reaksi.

"Mana, buat gue!" Daisy mengambil tabung reaksi milik Amaira, menukarnya dengan miliknya yang kosong.

"Loh, itu kan punya Amaira" Protes Lila.

"Diem lo gendut" Balas Daisy.

"Daisy! Lo kan bisa buat sendiri, Lagian kelompok lo mana? Kan mereka bisa bikin!" Bentak Sean.

"Yaudah nih ambil!"

Prang!

"AAHH!"

Daisy memecahkan tabung reaksi berisi cairan kimia ke atas meja mereka, dan cipratan nya mengenai tangan Amaira.

Terkejut, mereka semua menoleh ke sumber suara. Arthur pun langsung berlari menghampiri Amaira, ia merebut botol air di meja sampingnya, menyiram tangan Amaira menggunakan air tersebut.

"S-sakit" Ucap Amaira sambil menangis.

Arthur pun segera membawa Amaira keluar dari sana tanpa mengatakan apapun. Dan Sean, langsung menatap kesal ke arah Daisy.
"Dasar bego! Kalo tangannya kebakar gimana!" Bentaknya.

"Y-yah biarin, salah sendiri dia disitu" Balas Daisy.

Aaron menghampiri gadis itu, menarik kerah jas lab Daisy, dan menatap tajam gadis itu.
"Kalau terjadi sesuatu pada Amaira, aku tidak akan memaafkanmu!"




~BERSAMBUNG~

THE DARK PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang