-The Exorcist-
Bisa kalian tebak, semenjak kejadian hari itu hidup Jimin benar-benar sudah tak tenang lagi. Setiap ia tidur ia selalu bermimpi buruk didatangi oleh seorang wanita berusia tiga puluhan yang memakai gaun merah besar yang menjuntai menyapu lantai. Wanita itu sedikitpun tak memiliki wajah campuran Korea, jadi menurut Jimin wanita itu berasal dari negara lain atau mungkin keturunan lain yang lebih dominan? Yang jelas ia selalu membayangi Jimin.
Selain saat tidur, saat belajar pun Jimin menjadi tak fokus karna hal yang sama. Kadang di kelas ia melihat wanita itu berdiri di pojok belakang kelasnya menatapnya dengan tatapan tajam bahkan kadang menyeringai mirip seorang psikopat yang menemukan korbannya. Jimin takut, namun sampai saat ini ia belum menceritakan semua yang ia alami di sekolah itu pada siapapun termasuk pada teman apalagi sang kakak yang pasti khawatir dan akan menariknya pulang darisana. Entah apa yang membuat Jimin ingin bertahan di sekolah iblis itu.
Malam ini, seperti biasa Jimin tak bisa tidur, ia takut jika ia tertidur ia akan didatangi wanita itu lagi. Tapi jika Jimin tidak tidur ia akan melihat segala rupa penampakan makhluk astral di kamar asramanya itu. Belum lagi suara-suara aneh yang juga harus dia dengar jika ia tak tidur—membuatnya sangat merinding hingga ia merasa stres karna setiap malam selalu begini. Padahal ia pun tak tahu siapa wanita itu dan entah bagaimana teror ini dimulai.
"Hyung ... Jimin ingin pulang." Lirihnya dengan suara bergetar karna ketakutan.
Tapi tidak mungkin ia mengatakan itu pada kakaknya, Jimin bingung tapi ia tak bisa begini terus. Hadapi? Jimin terlalu takut jujur saja. Lagipula ini juga terlalu beresiko, bagaimana nanti jika mereka punya kekuatan yang tak Jimin duga? Bagaimana nanti jika mereka tak bisa diusir hanya dengan do'a? Bukannya malah Jimin yang akan celaka?
Tepat seperti apa yang Jimin pikirkan sebelumnya, saat ini ia sulit untuk tidur karna mendengar suara tertawa seorang wanita. Tertawanya lantang dan terdengar jahat namun saat Jimin menoleh ke sekitarnya, semua teman yang sekamar dengannya tak ada satupun yang merasa terusik oleh suara itu. Seolah mereka tak mendengarnya, mereka semua tertidur sangat pulas. Sungguh? Apa hanya Jimin yang mendengarnya?
"Ya Tuhan ... Jimin takut. Jimin mau pulang ... Aduhhh mengapa disaat seperti ini aku ingin buang air kecil."
Sungguh waktu yang kurang ajar, disaat seperti ini Jimin justru ingin buang air kecil. Bagaimana ia bisa ke toilet? Sedang temannya semua tertidur pulas, mana tega Jimin membangunkan. Jika ia pergi sendiri? Ia ingat betul darimana suara tertawa itu berasal beberapa saat lalu bahkan sekarang pun masih terdengar samar-samar.
"Ahhh masa bodo, aku tak tahan ingin buang air." Jimin pun beranjak dari ranjangnya dan keluar menuju kamar mandi.
Aneh, saat ia keluar ia tak lagi mendengar suara-suara yang menyeramkan seperti tadi termasuk suara tertawa itu. Syukurlah batinnya berbicara, tapi tak lama setelah itu ia menyesali rasa syukurnya. Belum sampai ke toilet, Jimin baru saja melewati lorong temaram menuju toilet dan benar, ayo tebak apa yang ia lihat.
Seorang laki-laki dengan seragam sekolah Marry Land? Apakah dia salah satu siswa disini juga? Sudah pasti iya, bukan? Tapi kenapa di malam hari begini ia ada disini dan masih berseragam lengkap, rapi pula? Jimin pun memutuskan untuk mendekatinya.
"Hey, sedang apa?" Siswa itu tak menjawab—hanya diam dan menunduk.
Jimin mulai paham dan merinding, ia pun memutuskan untuk berlalu saja. Namun belum sempat melangkah, Jimin mendengar siswa itu bersuara lirih memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Exorcist [Kookmin]
LosoweTaehyung memanggil seorang eksorsis untuk sang adik yang sudah dua tahun terakhir terpaksa ia pasung karna terus mengamuk dan menghancurkan semua yang ada di hadapannya termasuk dirinya sendiri. Taehyung menganggap adiknya telah dirasuki iblis jahat...