Chapter 9

236 33 20
                                    

"Pengorbanan adalah memberi, di dalamnya ada cinta
yang menguasai."

.
.
.

Jeno meninggalkan rumah Yeri dengan marah. Marah besar. Berani-beraninya Yeri mengancamnya seperti itu, padahal Yeri sendiri telah mengkhianatinya bersama Jaemin. Apakah Yeri pikir Jeno tidak akan tahu? Apakah Yeri pikir Jeno begitu bodohnya?

Dengan kencang dia mengendarai mobilnya, dia butuh bertemu dengan Siyeon. Di saat kemarahannya menggelegak seperti ini, hanya Siyeon yang bisa menenangkannya.

Ketika sampai di depan cafe, Jeno memarkir mobilnya dengan sembrono. Dia tergesa memasuki cafe itu, hendak mengambil beberapa makanan kecil untuk dibawa ke apartemen Siyeon, tadi dia sudah berjanji untuk datang jam sembilan malam ke sana.

Tetapi kemudian langkahnya tertegun, melihat ke kursi di bagian sudut, tempat favorit Siyeon ketika duduk, dan melihat sosok itu di sana.

Siyeon? Kenapa dia ada disini? Bukankah dia masih sakit?

Jeno melangkah mendekat, kerinduannya meluap. Dia ingin memeluk gadis itu ke dalam pelukannya, untuk menenangkan hatinya dari kemarahannya terhadap Yeri.

"Siyeon, kenapa kau ada di sini? Bukankah kita janji bertemu di apartemenmu?"

Siyeon mendongak dan Jeno tercekat, tatapan mata Siyeon kepadanya penuh kemarahan... kemarahan yang dibalut dengan luka.

Seketika itu juga Jeno menyadari bahwa Siyeon sudah tahu mengenai pertunangannya dengan Yeri.

"Kau membohongiku." 

Suara Siyeon bergetar meskipun dia tampak berusaha tergar, Jeno melirik ke anggur merah yang dibawa Siyeon, dan mengernyit. Perempuan itu sudah menghabiskan lebih dari satu gelas.

"Aku bisa menjelaskannya kepadamu, Siyeon."

"Tidak!" Siyeon menyela dengan keras, lalu tertawa ironis, 

"Ironis bukan? Aku meninggalkan tunanganku karena dia berselingkuh dengan perempuan lain, tetapi sekarang aku malah menjadi selingkuhan dari seorang lelaki yang sudah bertunangan." Matanya menyala penuh kemarahan kepada Jeno, "Kau sangat kejam, Jeno melakukan ini semua kepadaku."

"Aku bisa menjelaskannya Siyeon, semua ini tidak seperti yang kau kira"

"Apakah perempuan bernama Yeri itu benar-benar tunanganmu?"

Jeno tertegun, lalu memejamkan matanya dengan pedih,

"Ya."

Air mata mengalir di mata Siyeon, menuruni pipinya. Dia tampak amat sangat terluka,

"Apakah... apakah... kau mencintainya?"

Mata Jeno menajam. 

"Apakah aku mencintainya? Tidak. Kau pasti bisa merasakan itu, aku jatuh cinta setengah mati kepadamu, tidak mungkin aku mencintainya."

"Apakah pertunangan yang kau lakukan dengan Yeri dulu itu berlangsung atas nama cinta?" Siyeon bertanya lagi, berusaha menghapus air matanya dengan usapan tangannya.

Jeno memandang Siyeon dengan pedih, tidak mampu berbohong, 

"Pada mulanya semua atas nama cinta... lalu."

Hati Siyeon teriris perih, Jeno sama saja dengan Lucas, lelaki itu dulu menjalin pertunangan mereka atas nama cinta, kemudian mengkhianatinya begitu saja karena perempuan lain. Oh ya ampun! Teganya Jeno melakukan ini semua kepadanya. Siyeon tidak mau mendengar apapun dari Jeno, semua ini terlalu menyakitkan untuk dia tanggung,

You've Got Me From Hello || Jeno Siyeon [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang