1. Nomor Punggung 10

201 89 116
                                    

Maret, 2021.

Lelaki dengan balutan jersey futsal berwarna hitam dengan nomor punggung sepuluh itu tersenyum simpul menatap teman-teman se-teamnya yang sedang melakukan selebrasi kemenangan mereka di pinggir lapangan. Dengan satu menit waktu tersisa, Nadhif berhasil memasukkan bola ke dalam gawang dengan skor akhir di babak final yang menjadi 3-2.

Tepukkan tangan yang di dominasi oleh anak-anak Senopati semakin memecahkan keadaan lapangan. Mereka bersorak merayakan kemenangan BASKARA CUP liga futsal tahunan antar sekolah, yang tahun ini kembali dimenangkan oleh sekolahnya. Acara tahun ini pun di gelar dan dilaksanakan di SMA Senopati yang kebetulan mendapati giliran menjadi tuan rumah.

Keadaan semakin ramai ketika team ultras melantunkan lagu-lagu kemenangannya dengan keras, diringi gebukkan beberapa bas drumband yang membuat suasana semakin pecah. Mereka bersorak sorai layakanya seperti penonton yang ada di gor sungguhan.

Acara turnamen besar-besaran ini memang selalu menjadi yang paling di tunggu dan di nanti-nantikan, sebab acaranya hanya di adakan dalam dua tahun sekali.

Aksi Nadhif sebagai pencetak gol kemenangan pun patut di acungi jempol. Cowok itu berhasil memasukkan dua kali gol ke dalam kandang lawan, dan berhasil mempertahankan piala bergilir yang sebelumnya telah dimenangkan juga oleh SMA Senopati pada tahun sebelumnya.

Dua kali sudah, lelaki itu berhasil membuat sekolahnya tetap menyandang status sebagai juara pertama, dan mempertahankan piala kemenangannya.

Nadhif menyengir ketika melihat beberapa temannya melepaskan baju dan memutar-mutar itu sambil berlari mengelilingi lapangan pertandingan. SMK Srikandi yang merupakan lawan terakhir mereka hanya bisa terdiam menerima kekalahan. Meski begitu, mereka tetap memberikan ucapan selamatnya.

"Bro, Congrats!" ucap salah seorang pemain dari SMK Srikandi, menghampiri Nadhif dan mengulurkan tangannya.

Nadhif tersenyum, lalu segera membalas uluran tangan tersebut dengan ramah. "Makasih bro!"

"Tahun besok itu piala kudu pindah dulu ke sekolah gue, hahaha..." kata lelaki itu dengan penuh keyakinan.

"Aduh, tapi gimana ya?" Nadhif berlagak sedang berfikir dan menimang-nimang.

"Asik kayaknya kalo menang lagi." lanjutnya kemudian, yang berhasil membuat seseorang yang dia ketahui bernama Jefri itu langsung menaboknya, sambil tertawa singkat. "Sialan lo Na."

Keduanya pun tergelak bersama.

Layaknya teman lama yang sudah saling mengenal, mereka tidak merasa canggung sedikitpun. Nadhif dan Jefri sebetulnya memang sudah kerap bertemu beberapa kali di Futsal Bintang—tempat biasa mereka main, hanya saja keduanya tidak pernah berinteraksi seperti sekarang ini. Nadhif mengenal Jefri karena lelaki itu merupakan sepupu dari sahabatnya. Jildan namanya, dia memang pernah mengenalkan Jefri kepada Nadhif.

"Kapan-kapan bocah lo sama bocah gue tanding lagi lah di luar acara sekolah gini, tempat biasa, gimana?"

Nadhif mengangguk, "Boleh itu, atur aja."

"Sip." Jefri mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum manis. Kalau di lihat-lihat, sepupunya Jildan itu memang mempunyai wajah yang cukup tampan. Kulitnya yang putih bersih, meskipun kata Jildan dia sering banget main bola sampai maghrib di lapangan komplek. Bahkan katanya dia juga sering ikut pertandingan antar rt dan rw.

SANDYAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang