2. Terlampau Ingin

156 88 95
                                    

Kau inginkannya lebih.

Lebih dari sekedar hubungan pertemanan.
Kau ingin memilikinya utuh,
menjadikannya sesuatu yang dapat kau rengkuh.

Lalu aku,

aku disini semakin tertinggal olehmu,
olehmu yang kian terus berjalan menjauh.

Menjauh mendekat ke arahnya.

-Anne Aderalysha

×××

Nadhif merebahkan tubuhnya di atas kasur milik cowok itu. Ia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku, tubuhnya begitu lelah saat ini. Semenjak acara turnamen sekolah selesai tadi ia memang tidak langsung pulang ke rumah, melainkan ia harus memijakkan dirinya dahulu pada sebuah rumah makan sunda yang cukup populer di jakarta selatan.

Tak ingin terbantahkan, teman-teman futsalnya ribut ingin merayakan kemenangan mereka dengan acara makan-makan bersama pelatih futsal Senopati. Padahal Nadhif sempat berpendapat untuk tidak di hari ini, melainkan di hari-hari selanjutnya saja, toh masih ada hari esok juga kan?

Namun, pendapatnya itu tentu saja tidak berarti apa-apa ketika hampir semuanya menginginkan acara makan-makan berjalan di hari itu juga. Alhasil, jadilah mereka berada di sana, merayakan kemenangan dengan konsep-tidak sabar berfoya-foya makan menggunakan uang hasil kemengangan pertandingan turnamen tadi.

Dasar tidak sabaran. Rupa-rupanya itu duit ingin dihabiskan malam itu juga.

Selesai acara makan-makan, Nadhif juga harus menjemput Dera di tempat les matematikanya. Aldera Clarista-sahabat sekaligus satu-satunya teman dekat perempuan Nadhif. Atau bisa disebut juga 'teman tapi mesranya Nadhif '.

Meski Dera sempat menolak untuk di jemput, lelaki itu tetap bersikeras menyuruh untuk menunggunya datang. Mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat. Walau selama di perjalanan Nadhif sengaja memelankan laju motornya dan memilih mengambil jalur yang membuat Dera menjadi lama untuk sampai pada rumahnya.

Tentu saja ia melakukan itu karena ingin mengulur waktu agar dirinya bisa lebih berlama-lama bersama Dera.

Modus.

Nadhif dan Dera memang sudah berteman dekat sejak mereka kelas sepuluh. Dahulu, keduanya sempat di satukan dalam kelas yang sama. Dera merupakan gadis yang pintar di kelas. Kegiatannya yang selalu membaca novel dengan serius ketika jamkos atau waktu istirahat datang membuat Nadhif diam-diam suka mencuri pandang dari tempat duduknya.

Atau ketika gadis itu sedang mendengarkan musik dengan khidmat dengan kedua telinganya yang tersumpal headset, kepalanya ia tidurkan di atas meja dengan satu tangannya yang menjadi bantalan. Matanya terpejam seolah sedang begitu menikmati setiap musik yang melantun di telinganya.

Ah, wajah tenang dan damai itu, Nadhif selalu suka melihatnya.

Keduanya menjadi begitu dekat, ketika Nadhif dan Dera selalu di satukan dalam kelompok yang sama tiap kali ada tugas yang harus di kerjakan dengan non individu/berkelompok. Lambat laun keduanya menjadi begitu sering berkomunikasi lewat chatting, dan menjadi dekat bahkan hingga sekarang- saat keduanya tidak lagi di satukan dalam satu kelas yang sama.

SANDYAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang