berbisik, di hadapan jendela ia merenung
meminta mendung menghentikan kelana.
jangan hari ini, bukan tempatnya.namun langit selalu penuh dengan kejutan.
badai yang sedari tadi bermuara di dadanya
mulai jatuh dan mencari-cari alasan;
ia menandakan hujan itu sebagai kawan terbaik.jari-jemarinya mulai menekan telapak tangan
kuat-kuat sambil berharap, pergilah
wahai ketakutan di dalam dada
sampai membekas jejak kuku di kulitnya
tak henti kekacauan yang melanda.tapi semua akan baik-baik saja
pikirannya bermonolog; meyakini hal-hal
yang disanggah hatinya sendiri.
hari ini terlalu jauh dari kata baik.
ia tersenyum tipis, menahan tangis.memeluk diri, mereda badai,
membunuh cemas, menghapus andai
—jalan terbaik untuk kembali merasa hidup.- ivanasha
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerta
Poesialagi-lagi sekumpulan puisi. kefanaan yang mendambakan amerta; suatu hari, ketika kau membekaliku 3 kata pertama.