Day 4

31 33 1
                                    

Day 4.

Di sebuah lorong sekolah yang kosong tanpa siapa-siapa, malvin melewatinya dengan santai sambil menggengam ponselnya.

Setiap kelas-kelas kosong dengan bangku yang tersusun rapih bisa di lihat melalu kegelapan.

Di sana bukan hanya, bangkui saja yang terlihat, melainkan ia juga bisa melihat di sana berdiri seorang wanita berambut sepinggang yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan sepatu kulit hitam dan kaos kaki selutut berdiri di atas jendela sambil membelakangi malvin. Dengan perlahan malvin membuka pintu kelas dan menghampirinya.

Dengan suasana dan hawa yang berbeda, seperti suasana mencekram dan panas malvin berkata. Kenapa gak pulang?

Perempuan itu diam tak bergeming.

Kok malem-malem masih di sini? Nanti di cariin orang tua kamu loh."

"Eh, kaki kamu berdarah tuh." Malvin melihat darah kental mengalir dari kaki perempuan itu.

Lagi-lagi perempuan itu hanya diam sambil mebelakangi malvin.

Dalam hati malvin ia berkata "Zzz, fix nih perempuan baperan"
Pikir dalam batin malvin.

"Cu-cu-cuek!" dengan sedikit kesal malvin membanting pintu kelas dan keluar meninggalkan perempuan itu yang langsung menoleh dengan wajah sedikit di penuhi belatung dan kulit sobek yang terlihat melalui senyuman gadis itu.

Malvin langsung bergegas menuju ke pos pak darni. Kamu kenapa kok keliatannya kesal begitu?

"Tadi ada cewe cuek pak!" Jawab kesal malvin.

"Hah? Cewe dimana tuh? Kebetulan bapak masih jomblo, sapa tau dia jodoh bapak."

"Ada tuh pak di kelas XI-IPA-3"

Tanpa pikir panjang pak darni langsung bergegas menuju ke kelas yang di maksud oleh malvin.

Pak darni tiba di sana. Ia mendapati tak ada siapa-siapa di sana selain dirinya.

"Wah, kayaknya saya di tipu sama sih malvin." Pikir pak darni.

Ia berniat keluar dari kelas, sebelum menutup pintu, ia melihat ke arah jendela yang terbuka.

"Loh kok? Ada darah?" Pikir pak darni binggung dengan keberadaan darah itu.

Ia berjalan mendekati ke jendela itu. Ia langsung mengambil darah itu untuk mengecek apakah itu darah atau bukan?

"Hm? Apa ada murid yang terluka tadi siang?" Pikir pak darni.

Tapi setelah di lihat baik-baik. Darah itu menggalir hingga ke atap tembok.

Pak darni terkejut, ada banyak ciplakan tangan di atas tembok. Seperti ada yang merayap di atas sana.

Baru saja terasa takut, bahwa yang di lihat malvin bukan wanita sungguhan.

"Pak darni" sesuatu memanggil dan menepuknya dari belakang, suara gadis mudah. Tanpa pikir panjang pak darni langsung tersungkur ke tanah, kali ini ia memutuskan untuk pingsan.

Dua jam kemudian, ia terbangun. Rasa sakit di kepalanya bisa terasa sangat jelas. Sedangkan penglihatannya buram dan kabur.

Terlihat meja dan kursi masih tersusun rapih di setiap tembok belakang, hanya tersisa satu bangku yang menghadap ke arah meja dan kursi itu.

Pak darni membuka mata, terlihat sepasang kaki yang megelantung berayun ke depan ke belakang, jika di perhatikan secara baik-baik, itu adalah kaki wanita.

Di bagian atasnya tidak terlihat apa-apa, selain kakinya yang bergelantung.

Pak darni menggira itu mimpi. Ia memejamkan mata, namun kaki itu masih ada dan masih tetap berayun.

Pasrah. Akhirnya pak darni memutuskan untuk melanjutkan pingsannya hingga pagi hari tiba.

~

NB: PENGALAMAN HOROR DI SINI TIDAK BEDASARKAN PENGGALAMAN SAYA. KEBANYAKAN SAYA TERINSPIRASI DARI BEBERAPA PENGALAM HOROR YANG SAYA DENGAR ATAU BACA.

when I survive at school for fifty days.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang