03 • Nenek dan Kalung Aurora

54 14 28
                                    

•Happy Reading•

"Aurora yaitu fenomena alam langka dan jarang sekali bisa ditemukan. Namun, dia sangat indah, membuat siapa pun ingin melihat cahaya utara itu."


***

"Belajar yang bener, awas aja kalo masih ganjen sama cowok!" Peringat Kevin pada Adiknya. Kevin mengatakan begitu, bukan tanpa alasan. Key pernah beberapa kali terciyduk oleh Kevin ketika dirinya tengah ganjen sama cowok. Bahkan Kevin tau kalo Adiknya itu sering chatingan sama cowok.

"Mana ada! Key gak gitu ya!" Elak Key.

Kevin berguman sebagai jawaban. "Yaudah cepetan turun!"

"Ngusir?!" Key menekankan katanya.

"Iya." Balas Kevin acuh.

"Ck, nyebelin!" Dengus Key sembari turun dari mobil.

Brak

Key menutup kasar pintu mobil, membuat Kevin tergejolak kaget refleks memegang dadanya. Dasar No have ahlak!

Setelah memastikan adiknya sudah masuk. Kevin melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Macetnya jalanan Ibu Kota sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi kota Jakarta. Dan itu hal yang paling dibenci Kevin.

Kevin menyelipkan earphone ditelinganya, bertujuan untuk menghindari bisingnya Ibu Kota.

Seiring perjalanan menuju sekolah, pandangan Kevin tidak sengaja tertuju pada seorang wanita lanjut usia, sepertinya wanita itu tengah kesusahan untuk menyebrang jalan. Hatinya tergerakkan untuk membantu wanita itu.

Kevin membuka earphonenya, menyimpanya disembarangan tempat. Cowok itu menepikan mobilnya agar tidak menimbulkan kemacetan.

Tetapi, sepertinya sia-sia, karena sekarang suara klakson sudah bergaung dari belakang sana, seolah meminta Kevin untuk segera melajukan mobilnya kembali. Cowok itu tidak perduli, dirinya malah keluar dari mobil, berjalan menghampiri wanita lanjut usia itu.

"Em, Nek?" Sapa Kevin setelah berada tepat dihadapan wanita yang dipanggil Nenek itu. Ada jeda beberapa saat, sebelum akhirnya Nenek berpakaian kebaya itu menoleh ke sumber suara. Lebih tepatnya kearah Kevin.

Wanita itu mengerutkan dahinya ketika melihat pemuda tampan berpakaian anak SMA menyapanya. "Iya, kenapa?" Tanya Nenek tersebut.

"Nenek mau nyebrang?" Bukanya menjawab Kevin malah balik bertanya.

"Iya, tapi banyak kendaran yang lewat, padahal nenek udah dari tadi nunggu disini, jalannya tak kunjung renggang juga," ucap Nenek tersebut lirih, pelipisnya mengelurkan banyak keringat, mungkin karena sudah lama berada dibawah terik matahari pagi. Ah, Kevin yang melihat itu seketika jadi teringat pada Neneknya, yang sudah meninggal bebetapa tahun lalu.

"Ya udah, biar saya bantu Nenek nyebrang, ya?" Tawar Kevin, Nenek itu tidak langsung menjawab, dirinya malah menatap Kevin penuh arti.

"Gak usah, kamu 'kan harus pergi kesekolah? kalau kamu bantu Nenek dulu, pasti kamu bakalan telat kesekolahnya," tolak wanita itu halus.

Me For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang