BAB 5

41 12 18
                                    


Sorenya setelah Jefran melihat Bros yang ia ambil di dalam laci , ia bergegas ke dapur. Ia bertujuan untuk memasak sebuah makanan karena perutnya yang sudah tak bersahabat. Ketika ia membuka kulkas, yang di dapati nya hanyalah air mineral. Dengan berat hati dan perut yang kosong , ia pergi ke minimarket dekat tempat tinggal untuk membeli bahan masak.

Sesampainya ia di dalam minimarket, ia pun bergegas mencari bahan makan seperti sayur, mie instan , dan bumbu penyedap rasa. Setelah membayar belanjaan, ia pun keluar dari minimarket.

" Akhirnya bisa makan juga" ucapnya kemudian meneguk sebotol minuman soda dingin yang ia beli tadi di dalam minimarket.


Bruk...


Seorang berpakaian serba hitam datang menghampiri Jefran dan langsung memukul Jefran di bagian wajah. Tak hanya itu, ia juga mengulang aksinya sebanyak 5 kali hingga Jefran tersungkur lemas. Karena keadaan Jefran yang lemah sebab belum makan, ia tak memberikan perlawanan sedikitpun dan hanya menerima pukulan itu.

Melihat sebuah mobil lewat, orang yang berpakaian serba hitam pun langsung lari karena takut. Jefran yang masih mempunyai sedikit tenaga kemudian bangun dan memungut belanjaan yang tadi ia beli di minimarket. Ia pulang dengan keadaan luka lebam dan goresan di bagian wajah dan jalannya seperti orang sedang mabuk.


Tak lama ia pun sampai ke apartemen nya. Iya, Jefran tinggal di sebuah apartemen mewah yang berada di pusat kota. Ia pun langsung membaringkan tubuhnya ke kasur. Malam ini jefran tak makan karena badannya serasa remuk. Ia pun tidur dengan luka lebam yang menghiasi wajah tampan itu.

Pagi pun akhirnya datang. Jefran telah menelepon Wali kelasnya seraya meminta izin bahwa ia sedang demam tinggi , padahal faktanya bahwa ia tidak bisa ke sekolah karena luka kebab di wajahnya.


Sehabis sarapan, Jefran pun ke kamar mandi untuk membersihkan diri . Di dalam kamar mandi, Jefran teringat akan kejadian semalam, matanya tak sengaja melihat topi yang di pakai orang semalam. Orang itu memakai topi yang berlogo seperti Bros yang ia simpan setelah pembunuhan orang tuanya melarikan diri. Sudah pasti bahwa yang memukul nya semalam adalah orang suruhan yang juga dalang di balik pembunuhan ayahnya.


Sehabis mandi, ia pun bersiap-siap ke dokter untuk mengecek luka yang ada di wajah nya itu.b


.


.


.


.


.


Sekolah

Ruang Kesiswaan

" Sekarang Bapak tanya ke kalian. Apa permasalahan sampai kalian bisa berkelahi, berkelahi nya pun bisa-bisanya di tengah lapangan. Apakah kalian tidak malu ha?" tanya Pak Nathan sedikit emosi.

Bagaimana tidak emosi coba, pagi-pagi bukan di sambut Malaika eh malah di suguhi dua Mak Lampir.

" Dia yang dahulu Pak" teriak Beby

" Eh Markonah , jaga tuh mulut . Siapa yang dahulu ngegas ha?" balas Feby yang tak mau kalah .

" Wah wah wah, udah nggak ada malu lagi yah Lo, dah nikung temen habis itu nggak mau jujur lagi" Beby mulai memanas.

" pengen bener gue mutilasi mulut Lo yang rada eror" Feby juga mulai emosi.

" Hey" teriak Pak Nathan yang membuat kedua kaum hawa itu kaget dan langsung diam. Mereka belum pernah melihat Pak Nathan seperti itu.

" Huftsss. Saya minta penjelasan kenapa kalian berkelahi . Bukan mau mendengarkan ocehan kalian" lanjut Pak Nathan dengan nada bicara yang sudah menurun.

" Feby, saya persilahkan kamu dahulu yang berbicara" pinta Pak Nathan

" Kok gitu sih Pak, nggak adil ah" omel Beby yang diiringi muka cemberut.

" Jadi gini Pak, Beby salah paham ke saya . Beby merasa bahwa saya juga menyukai Pak Nathan dan saya menggunakan kesempatan kemarin untuk mendekati Bapak. Kemarin saat saya dan bapak pergi ke toko buku, di sana juga ada Beby. Jadi dia mencurigai saya bahwa saya mendekati Bapak."Jelas Feby dengan tenang.

 You And TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang