Extra 2- 31 Maret 2018

700 42 6
                                    

 31 Maret 2018

Hari ini aku libur dari pekerjaanku seperti biasa. Tidak banyak yang akan kulakukan karena memang hari ini adalah hari dimana aku biasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah, alias ngebabu. Setumpuk pakaian kotor yang sudah kupakai selama satu minggu sudah bergenit ria di dalam keranjang cucian untuk dibelai, sementara itu aku masih mengumpulkan kesadaran setelah semalam begadang.

Udah lama aku nggak begadang karena akhir-akhir ini aku juga jarang ketemu Mas Bayu. Dia juga sudah sering nggak jemput aku karena dia sibuk gym. Ya, ada untungnya sih kalau begini. Aku jadi punya waktu sendiri setelah pulang kerja untuk diriku sendiri. Aku bisa nonton drakor atau film yang sudah aku unduh sewaktu ngantor.

Hanya saja, ada kejadian luar biasa pagi ini. Pagi benar Mas Bayu sudah membuat story di WA dengan awalan turut berduka. Salah satu ibu dari teman terdekat Mas Bayu meninggal.

Aku telepon Mas Bayu dan tidak diangkat. Katanya, dia sudah ada di rumah duka, jadi nggak mau angkat telepon.

Kok nggak ngajak aku, sih. Kan kamu bisa kesana bareng aku.

-Kenapa? Aku pakai motor sama Koko, kok. Kamu mau ketemu Tio, ya?

Namanya juga orang berduka. Ya kan dia temenmu juga, masa aku nggak kesana? Yaudah, salamin aja sama Mas Tio.

-Salam aja sendiri. Kamu ada nomor WA dia, kan?

Ya udah.

Aku cukup marah karena kejadian ini. Soalnya, baru-baru ini aja aku bisa deket sama temen-temen Mas Bayu yang usianya memang lebih tua dariku. Mereka Koko dan Tio. Dua orang ini yang sering diajak main sama Mas Bayu.

Salah satu hal yang membuat Mas Bayu sempat cemburu denganku adalah, karena aku dekat dengan Mas Tio. Dia pernah curhat ini-itu denganku dan Mas Bayu nggak terima kalau itu murni curhat dan bukan PDKT.

Mau PDKT gimana? Mas Bayu jauh lebih ganteng gitu, kok. Lagian aku nganggep temen-temen Mas Bayu itu kayak kakak sendiri.

Alhasil, seharian aku ngebabu dan nggak mikirin Mas Bayu sampai siang. Itu karena Mas Bayu sudah ngasih kabar kalau dia sudah di rumah dan mau tidur siang. Aku juga mau tidur siang karena hal ini langka bisa kulakukan. Awal-awal pacaran, aku sering diajak pergi main, sih. Sering ketemu di warung dia dan belanja di pasar malam-malam yang kadang berujung tiba-tiba belok ke hotel buat gituan.

Meski aku memang agak menggemuk karena sering diajak makan sama Mas Bayu, tapi aku capek karena nggak ada waktu buat sendiri. Dan ini kesempatan langka yang tidak bisa kulewatkan. Nanti sore aku bakal ke warung buat nemuin dia, tapi aku nggak akan bilang. Kalau bilang duluan, nanti takutnya aku nggak dibolehin. Seperti kemarin-kemarin aku mau ke sana, tapi dia nolak karena mau gym.

Meskipun dia nyebelin dan aku tahu kalau dia ada main dengan cowok lain di belakangku, aku masih berusaha buat jadi pacar yang baik. Apalagi ini malam minggu. Masa malming mau sendirian aja di rumah. Nggak asik bener.

Pukul empat sore, aku mencoba bertanya Mas Bayu ada acara nggak hari ini. Dia nggak membalas pesanku. Aku pikir dia masih mandi dan siap-siap, jadi aku juga memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk menemuinya nanti.

Sekitar pukul lima sore, aku sampai di tempat tujuanku untuk pacaran. Dimana lagi kalau bukan di warung punya Mas Bayu. Sudah ada dua pegawai yang mulai menggoreng ayam karena sudah ada pesanan. Sementara itu, aku tidak melihat keberadaan Mas Bayu ataupun mobilnya yang biasa ada di tempat parkir.

"Mas Bams? Mas Bayu dimana?"

"Katanya mau ke Semarang mau beli seafood."

Jawaban dari salah seorang pegawainya membuatku bingung. Hal ini karena Mas Bayu tadi sempat mengabari kalau dia nggak ada acara.

Love Me HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang