#09

4 1 0
                                    

"Tidurlah"

"Ya.."

"Bagus"
"Yang akan tewas ialah.."

.
.
.
.
.

Judul

"Bermimpilah.."
.
.
.
.

"haaah"

Ilfan terlihat murung sambil menendangi beberapa batu disekitarnya

"sebal aku.., lama kali lah! pada dimana si?!"

Mishbah pun ikut sebal

haaah

"sudahlah kawan kita istiraha-"

sresk sresk

"ck, mulai lagi"

Mishbah mendecih

"jaga jaga Fan" Mishbah

"ishh!"

GROOAAR-

SRESK

"ada dua?!" Batin Mishbah sedikit panik

"HIYAAA, DUKK"

"mfh!Rei?!"

"ish mati kek, malah lari"

Rei menginjak laba2 seukuran manusia itu dengan cepat dan tak berhenti henti

"ngeri"

Ilfan menatapi Rei yang tengah menginjak2 makhluk itu

"hooh.."

"nah, mati juga-"

Rei langsung menengok sekeliling dan mendapatkan bahwa ada Mishbah dan Ilfan disana yang terdiam sekaligus ngilu akan perbuatan Rei

"HUWAAAA, AKHIRNYA KETEMUU"

Rei berlari kearah mereka sambil ingin memeluk mereka

"menjauh, kau bau darah"

Rei langsung cemberut mendengar perkataan Mishbah yang agak membuat sakit hati

lalu memojokkan dirinya ke pohon

"e,,eh, bercanda kok, sini sini" Ilfan menyiapkan posisi memeluk juga, tapi dikacangin

"yaudahlah.."
Ilfan ikut memojokkan dirinya

"haah, terserah setelah kalian ganti baju, ayo cari tempat yang cocok tuk bertahan"

🎵
🎵
🎵

Kyo POV

Note: POV = Point Of View, kali lupa

"hey kyo, kau tahu, aku sudah merencanakan siapa yang bakal mati selanjutnya.."

aku selalu tak kuat mendengar bisikan itu terus menerus

aku bahkan mencoba untuk tidak tidur sendirian dikamar ku

mendengar bahwa kabar temanmu akan mati..

itu menyeramkan

teman menyebalkan, baik, dekat, ramah, bandel, mereka satu persatu pun akan mati

"fufu, kau tetap tak mau tidur ya?"

"tidurlah"

ya..

"bagus, yang akan tewas ialah,
.
.
.
.
.
"Rahman"

Kyo POV end

Sani terus berjalan mengelilingi hutan

"bosen tenan"

Sani mengeluh karena lelah, dan bosan

salah dia sih, nyari orang tapi mainnya solo

🌸
🌸
🌸

"RAHMANN, LU BELUM MATI KAN?!"

Kyo terlihat sangat panik, raut mukanya terlihat sangat jelas

"lu ngedoain?"

Rahman merasa tersinggung atas ucapan Kyo tersebut

"malam ini kita boleh bicara ga? Rahman"

Kyo menatap Rahman serius

sluurp

"terserah sih"

"bagus, bangun jam 12 malam nanti"

Kyo langsung pergi ke kamarnya lalu menutup pintunya

"emangnya apaan sih? sampe sepenting itu" batin Rahman penasaran

"yasudahlah, mungkin strategi"

.
.
.

"HUWAAA, AKHIRNYAA, SELAMA, eee, BEBERAPA HARI AKU NEMUIN KALIAN!" Rei suaranya kek mau nangis, ga tau siapa yang nangisin

"huwaaa, samaa"

"tumben kalian seakrab itu" Mishbah melihat mereka yang sedang berpelukan seperti teletubbies

"kalo dia nyebelin aku juga gabakal peluk dia" wohoo, Rei sedang menyindir seseorang

"terserah sih-"

Ilfan menyadari sesuatu yang harusnya dilakukan dari awal

"CLARISSA!! KITA BELUM NEMUIN DIA!"

"LAH IYA LUPA!"

Mishbah dan Ilfan terlihat panik, kompak sekali

walau disekolah kurang akrab, tapi kalo urusan petualang langsung kayak di film film

"aduuh, eh!"

disaat itu juga, mereka menemukan Clarissa, atau lebih tepat, Clarissa yang menemukan mereka

"HUWAAA, CLARISSA!!"

Rei sigap langsung memeluk Clarissa

horee, mereka dah ketemuan

.
.
.

"gini Rah, sebenernya, gua dapet mimpi aneh, dan dia bilang bahwa lu bakal mati"

Kyo menjelaskan semuanya

Rahman terdiam, dia nampak tak percaya

"hal bodoh apa yang kau katakan?"

"entahlah, aku tak ingin menanggung ini semua, maafkan aku.."

Rahman terdiam, seakan dia mulai curiga apa yang diucapkan Kyo

"Bercanda lu, ah! Nakut nakutin aja." Rahman Terkekeh pelan

walau sebenarnya Rahman panik, dan takut, tapi ditahan itu semua olehnya

.
.
.

makin ngawur ceritanya:(

-zahra

"Liburan Terkutuk"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang