05

2.8K 418 72
                                    

Aku bakal tuntasin work ini sebelum hiatus. Karna aku gak bisa ninggalina kalian gitu aja, toh aku ngetik ini gak sampe dua jam, jadi aku bakal nulis work ini sampe tamat.

Seneng gak tuh?

Doain biar kegiatan rl ku lancar juga ya, karna aku lagi perlu banget dukungan, sekecil apapun itu💖

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sudah hampir sebulan kau bekerja di tempat Nyonya Kwon. Itu artinya sudah sebulan pula kau mencoba mengumpulkan kepingan demi kepingan puzzle yang diberikan Hoshi. Tapi kau masih belum menemukan satu alasan solid mengapa kakakmu bunuh diri. Yang jelas saat ini, Hoshi di matamu benar-benar hanya pria yang cintanya bertepuk sebelah tangan dengan kakakmu. Tapi hal itu tidak menyurutkan kecurigaanmu padanya.

Karena sampai hari ini kesimpulanmu adalah ia memang ayah dari anak yang dikandung kakakmu. Motif dibaliknya adalah karena ia memiliki keinginan untuk memiliki kakakmu dan itu artinya ia mungkin melakukan segala cara untuk mewujudkannya. Termasuk menghamili kakakmu. Kakakmu yang tak menyukainya lantas merasa frustasi dan memilih untuk bunuh diri.

Namun semua itu masih asumsi yang belum bisa dibuktikan.

Karena semakin kau mengenalnya, kau tak pernah menemukan satu tindakanpun yang mencerminkan ia orang yang ambisius seperti dugaamu tadi. Ia cukup baik meskipun terkadang Soonyoung bilang ia memikirkan hal-hal mesum tentangmu.

Kau memperhatikan laki-laki itu dari jauh. Ia nampak fokus dengan berkas-berkas yang tertumpuk diatas mejanya. Hari ini ia tidak pergi ke kantor, melainkan hanya bekerja di rumah karena menurutnya lebih efisien waktu.

Karena ia sedang sangat sibuk, kau tak berani bersuara. Kau hanya diam sembari memandanginya lekat. Masih bertanya-tanya bagaimana Hoshi dan Soonyoung bisa sangat bertolak belakang seperti ini. Kau harus mengakui bahwa Hoshi snagat berkharisma ketika ia sudah duduk di kursinya dan mulai membaca satu persatu dokumen itu.

"Aku pasti sangat tampan ya?"

Kau tersentak dari lamunanmu ketika kau mendengarnya membuka suara.

"Kenapa kau bisa berpikir begitu?" Tanyamu padanya yang masih sibuk pada dokumennya namun senyum jahil terpatri disana.

"Karena kau terus memandangiku dengan lekat. Bukankah sudah pernah ku peringatkan, jangan memandangiku seperti itu jika kau tidak ingin berakhir di ranjangku. Tapi aku yakin aku hanya akan berakhir mencubiti pipimu dengan gemas." Kalimatnya diakhiri dengan tawa khasnya.

"Tolong berhenti mengatakan hal-hal mesum dan kembalilah fokus pada pekerjaanmu." Balasmu kesal

Namun ia seperti tersadar akan sesuatu karena ia menggelengkan kepalanya sebentar sebelum mengalihkan pandangannya padamu.

"Tapi jangan sampai kau jatuh ke ranjangku. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padamu. Mungkin aku tidak akan bisa menyelamatkanmu dari diriku sendiri." Ucapnya yang nampak sangat serius.

Perubahan mood laki-laki ini membawa tanda tanya besar untukmu. Kau jadi sedikit penasaran dengan... Aish! Kau segera mengenyahkan pikiran kotormu itu. Sadarlah, laki-laki ini kemungkinan adalah laki-laki yang menghamili kakakmu, dan kau baru saja ingin mencoba bermain api dengannya. Huh!

"Berbicara soal kegiatan di ranjang. Apa kau adalah tipe orang yang melakukan kegiatan ranjang sebagai hobi?" Tanyamu

Ia menarik sudut bibirnya sebelum benar-benar meletakan fokus matanya padamu.

The Wrong Choice [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang