Work ini belum aku revisi, jadi pasti bakal banyak typonya. Jadi kalo kalian menemukan typo, tolong di comment. Okay.
..
.
.
.
.
.
.
Setelah mencoba untuk berpikir dengan jernih, kau pun melepaskan genggaman tangan Hoshi diantara jemari milikmu.
"Aku tidak bisa mempercayai siapapun. Aku hanya akan percaya pada orang yang membawa bukti." Jelasmu sebelum kau pergi meninggalkan Hoshi yang masih terdiam di tempatnya.
Kau melangkahkan kakimu menaiki tangga hingga kau sampai di depan pintu kamar ayahmu. Belum sempat tanganmu mengetuk pintu tersebut, kau sudah mendengar suara orang lain di dalam sana. Suara wanita yang sedang...
Mendesah?
"A-ayah?"
Kau mencoba untuk memanggil ayahmu tapi setelah itu kau juga mendapati suara gaduh dari dalam sana. Sirat akan kepanikan. Kau menunggu selama beberapa menit sebelum ayahmu membuka pintu kamar dengan keadaan berantakan. Rambutnya, pakaiannya, bahkan kau melihat bekas lipstick di lehernya.
"O-oh... (y/n) kapan kau datang nak?"
Gugup.
Ayahmu nampak sangat gugup ketika menanyakanmu tadi. Sementara kau hanya memandangi ayahmu dengan perasaan khawatir. Kau khawatir semua dugaan yang ada di kepalamu menjadi kenyataan. Kau tak ingin dikecewakan oleh anggota keluargamu lagi. Tidak. Itu sangat menyakitkan.
"Ayah sedang apa? Aku sudah memanggil ayah sejak tadi."
"A-ayah? Hm... ayah sedang-"
"Siapa yang ada di dalam kamar ayah?" Tanyamu menyela.
Kau menatapnya sendu. Ia pasti sudah tahu bahwa tatapan mata yang kau arahkan padanya adalah tatapan mata kecewa.
Kau tak pernah melihat ayahmu membawa seorang wanita ke rumah ini. Bahkan ketika kau mendesaknya mencari pengganti ibu, ayah menolak dengan alasan bahwa tidak boleh ada orang asing yang menghancurkan kenangannya dengan ibumu di rumah ini. Tapi apa sekarang? Ia bahkan... melakukan hal menjijikan itu di dalam kamar utama yang nyatanya adalah tempat mereka terdahulu.
Kau tidak bisa melihatnya lagi. Ia seperti bukan ayahmu.
"T-tidak ada, sayang. Tadi ayah hanya- (y/n)!"
Ia berteriak saat belum menyelesaikan bicaranya karena kau sudah lebih dulu menerobos masuk ke dalam kamarnya. Kau memang tak mendapati siapapun tapi kau mendapati ranjang ayahmu berantakan dan ada celana dalam wanita disana.
"(Y/n), ayah tidak pernah mengajarimu untuk bersikap lancang!"
Lihat. Bahkan ayahmu membentakmu. Dia memang bukan seperti ayahmu lagi.
"Dimana ayah sembunyikan jalang itu?"
"Tidak ada siapa-siapa disini."
"Dimana?!" Pekikmu kesal
Ayahmu menghela napas. Ia tak pernah melihatmu sekecewa ini padanya. Tapi kau juga berhak marah atas kelakukannya ini.
Karena ia tak kunjung menjawab, kau pun terpaksa mengobrak abrik seisi kamar sampai kau menemukan seseorang di dalam lemari yang kau buka dengan paksa. Namun setelah itu kau menatap wanita itu dengan rahang yang terbuka. Tak kau sangka air matamu jatuh setelah melihat siapa yang kau temukan hampir telanjang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Choice [M] ✔
FanfictionMasih begitu membekas di pikiran bagaimana saudarimu memilih untuk mengakhiri hidupnya, tepat di hadapanmu. Saat itu juga, kau bertekad untuk membalaskan dendamnya pada seseorang yang tak pernah kau duga. "Apa benar orang ini yang membuat kakakku b...