Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤Tiga hari telah berlalu. Bright sudah siuman. Setelah dia terbangun dari koma selama satu minggu. Kini tubuhnya kian membaik. Dia tak memerlukan ventilator lagi untuk bernafas.
Tubuhnya nampak semakin bugar. Raut wajahnya pun semakin cerah. Tak ada lagi kesedihan dan kegelisahan di wajahnya. Wajahnya nampak berseri-seri.
Pagi itu, Bright kembali menatap ke jendela. Menatap halaman rumah sakit yang begitu luas dengan hamparan sinar mentari yang begitu terik.
Senyuman mempesona, mengembang di wajahnya yang tampak bersinar. Suasana hatinya begitu riang. Rasanya, badai pun tak bisa meruntuhkan kebahagiaannya.
Bagaimana tidak? Lelaki yang tengah duduk di kursi roda itu, kini sedang menunggu suapan bubur dari sang pujaan hati.
Win Metawin, pemuda manis itu dengan sabar menyuapi satu demi satu sendok bubur putih yang nampak hambar ke dalam mulut Bright.
"Satu sendok lagi ya, aaa." ucap Win dengan mulut yang terbuka, membuatnya terlihat menggemaskan.
Hap
Bright melahap habis setiap bubur yang masuk ke dalam mulutnya. Meskipun terasa hambar, namun demi mendapat suapan dari Win. Dia rela memakan habis buburnya hingga tak tersisa.
Win tersenyum puas, dia mengusap lembut sisa bubur di bibir Bright dengan tisu.
"Saatnya minum obat." ucap Win lagi. Tangannya mengambil sebutir obat, lalu meletakkan di dalam mulut Bright. Kemudian memberikan segelas air untuk Bright minum. Kini, lelaki itu telah selesai meminum obatnya.
Bright tersenyum menatap wajah manis kekasihnya. Matanya bahkan tak berkedip, senyuman itu seakan tak luntur dari wajahnya.
"Kenapa?" tanya Win lembut, senyuman itu bahkan semakin manis. Membuat Bright ingin mengecupnya lembut.
Bright menggeleng, tak ada sepatah katapun yang terucap. Matanya berbinar, seakan terserap ke dalam pancaran sinar dari netra coklat itu. Tangannya perlahan mengulur ke depan. Mengelus lembut pipi mulus yang sehangat mentari.
Win menangkup tangan kusut itu. Dia menggenggam tangan Bright yang mengelus pipinya. Memejamkan matanya, merasakan kehangatan yang tersalur dari tangan sang kekasih. Win mencium tangan Bright, menghirup aroma citrus yang menguar dari sana.
"Sayang...." ucap sang dominan. Dia mengelus surai kecoklatan sang kekasih.
"Hm?" gumam Win lembut.
Netra mereka kembali beradu. Seketika jantung mereka kembali berdebar kencang. Serasa ada sentuhan listrik yang mengalir di setiap syaraf, membuat keduanya beradu tatapan begitu dalam. Menciptakan nuansa romantis, yang menarik gairah mereka untuk menyatukan sentuhan begitu manis.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir ranum itu. Win tersenyum malu. Perlahan, dia kembali menempelkan bibirnya. Membuat keduanya beradu ciuman begitu dalam. Hingga suara ketukan membuyarkan suasana yang begitu manis.
Tok tok tok..
Cklek
"Ah maaf!" pekik sang suster yang tanpa ijin masuk ke dalam ruangan.
Sontak Win dan Bright menarik wajah mereka. Bright menatap wajah suster begitu kesal. Sedangkan Win nampak salah tingkah.
"Maaf saya mengganggu kalian, saya hanya ingin mengganti infus pasien."
"Oh, iya, silahkan suster." ucap Win.
Win pun mendorong kursi roda Bright, membawanya kembali ke atas ranjang pasien sembari menunggu suster menggantikan infus yang menggantung di atas ranjangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY DRIVER AU PART-2 [COMPLETED ✅]
FanfictionLanjutan dari My Driver AU Part 1 Kisah Win berlanjut. Win seorang pemuda lugu dari kampung, menerima tawaran kerja sebagai supir pribadi Bright Vachirawit. Namun kisahnya tak hanya sebagai supir. Karena insiden di malam pertama dia menginap di ru...