Chapter 4

5.7K 791 83
                                    







Tling!

Rheina menoleh saat handphonenya berbunyi menandakan ada pesan masuk, tangannya terulur untuk mengambil benda itu lalu membukanya.

+6283456789***
Assalamualaikum
P

Waalaikumsalam
Siapa?

+6283456789***
Papa

Papa?

+6283456788***
Iya, papa dari anak-anak kita
nanti

Rheina langsung memblokir nomor itu saat mengetahui siapa pemiliknya.

"Sabar Rhein, cobaan orang cakep ya gini," ucapnya.

Tok! Tok! Tok!

"Dek," panggil Rian sambil membuka pintu kamar.

"Kenapa?" tanya Rheina.

"Di luar ada temen-temen, Lo," jawab Rian sambil merebahkan tubuhnya di samping Rheina.

"Siapa?" tanya Rheina lagi

"Mahluk halus,"

Rheina menimpuk wajah Rian menggunakan bantal lalu berlari keluar menuju ruang keluarga.

"Kalian ngapain?" tanyanya saat melihat Riris, Najwa dan Fitri lah yang disebut Rian mahluk halus itu.

"Ngajakin lo jalan," jawab Fitri.

"Kemana?"

"Banyak tanya lo, tinggal ikut doang apa susahnya sih," kesal Najwa sambil menarik Rhein menuju kamarnya.

"Keluar lo, kak," ucapnya saat melihat kakak temannya itu yang sedang terbaring.

"Kalo pulang bawain gue makanan ya, awas aja kalo nggak gue kasih tau ayah," ucap Rian sambil berjalan keluar kamar.

Najwa kembali menarik Rheina menuju walk in closet dan memilihkan pakaian untuk gadis itu.

"Kita mau kemana sih? Mendadak banget," tanya Rheina.

"Jalan-jalan ke taman, sana buruan ganti baju, Lo," jawab Najwa.

*******

"Ngapain ke taman?" tanya Rheina.

"Lo nanya mulu dari tadi," ucap Fitri yang sedang menyetir mobil.

"Namanya juga penasaran," balas Rheina.

"Udah lama kita nggak jalan bareng," ucap Riris.

"Iya, terakhir waktu kelas sebelas kan?" tanya Fitri yang dijawab anggukan oleh yang lainnya.

Setelah beberapa saat di perjalanan, akhirnya mereka sampai di taman yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Rheina.

"Mau es krim nggak?" tanya Riris saat melihat kedai eskrim.

"Boleh," jawab Fitri.

Possesive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang