bolos

7 2 0
                                    

"aku berangkat dulu ya bi!! Daaahh"
Kemudian taksi melaju kencang meninggalkan kompleks rumah ku menuju sekolah.

"Makasi pak!"
"Iya de"

"Caa!!"
"Hai!! Kantin yu"
"Let's go!"
Aku dan Lia pun pergi ke kantin untuk sarapan.
"Gaada tugas kan?" Tanya Lia seraya menyeruput teh nya.
"Engga"
"Nanti malam lo ada acara ga ca?"
"Engga tuh, kenapa?"
"Nginap di rumah gue skuyyyy besok kan Sabtu"
"Ayo aja"
"Gue ga di ajak nii"
Seru Gerald yang muncul entah dari mana.
"Ogah!" Sergah Lia.
"Kalem kalem" lanjut Gerald.
"Eh ca! Papa lu semalam udah pulang belum?" Lanjutnya.
"Udah, kenapa?"
"Tanya aja si"
"Ati ati lo ca sama dia.. salah salah jadi  yang selanjutnya" ucap Lia fokus pada es teh nya tanpa memandang kami.
"Ha?? Maksudnya?" Tanyaku.
"Emng gue kenapa dah" tanya Gerald kemudian.
"So so an banget si anjir" katanya Lia lalu meninggalkan kami berdua.
"Tunggu euy"

"Kenapa si ya?"
"Gaa gue ingetin aja, gue ga mau kehilangan lagi"
Ha? Kehilangan? Dia pacar Gerald kah? Aah aku nggak paham.
~
Ting!
Notif line ku berbunyi.

Gege😒:
Caaa!!!!

Me:
Naon

Gege😒:
Kesini dah buru

Me:
Kemanee??

Gege😒:
Kantin bos

Me:
Gila lo! Masi ada jam pelajaran!

Gege😒:
Caelah sok teladan banget si anjay
Yang dulu sering bolos siape dah?

Me:
Itu dulu

Gege😒:
Yaudin.
~

"Saha ieu?" Tanya Lia.
"Gege"
"Gege teh saha?"
"Eh maksudnya Gerald hehe"
"Dekat ya bund"
Aaa apa Lia cemburu ya?
"Temen kok"
"Emm"

Handphone ku berdering.
Gege😒
Ah dia kenapa sih?
"Halo.."

"Caa.. bantuin gue.. gue di gebukin di kantin.."

suara Gerald di seberang terdengar lirih.

"Ha?? Kok bisaa?? Lo ngapain sii? Makanya kan gue bilang.. untung gue ga jadi kesana"

"Caa.. ngomelnya nanti.. bantuin.. aww sakit banget.."

"Yaudah gue ke sana"

Aaahh Gerald kenapa? Dari SMP ga pernah ga buat masalah.
~
"Gegee!!"
"Tuhkaann beneeerr dia pasti dateng. Eca gue yang dulu Masi sama. Masi khawatir kalo gue kenapa napa" ucap Gerald seenaknya.
"Mati kek Lo! Risih banget gue ah! Bye!"
"Eh ca! Tunggu! Sini dulu"
"Apaa lagi?"
"Sini sini"
"Eh pacar gue kok di sini?" Suara yang sama sekali ga asing.
"Huft lo lagi"
"Ha? Pacar? Emng iya ca?"tanya Gerald.
"Iya dong! Iya kan byy". Huft itu vino.
"Mimpi Lo"
"Pfffftt hahahahhahaha"
Gelak teman teman Gerald yang berjumlah 5 orang.
"Wah wah ada yang baru di tolak mentah mentah" kata salah satu dari mereka.
"Kok bisa si lu ga mau jadi pacar gue, kurang gue apa coba?" Tanya vino dengan bangga.
"Kurang sadar diri"
"Whahahahahahhaha" gelak mereka.
Memang benar kan? Mana ada cewe yang mau di tembak dengan cara gitu? Kecuali ya memang cewe itu cinta mati sama dia ataupun cewe yang gitu.. ya.. kalian tau.
Vino tampak kesal. Aku tidak peduli.
"Mba! Teh hijau satu"
"Oke"
Gerald memesankan minuman.
"Masi suka kan ca?"
"Apa"
"Teh hijau"
"Masih"
"Oke"
"Orang asli mana teh?" Tanya salah satu teman Gerald.
"Jakarta. Sama kaya dia" tunjuk ku ke Gerald.
"Ooh. Oiya kenalin Revan."
"Alexa"
"Loh? Kirain Caca atau Eca"
"Sering di panggil ca aja"
"Ooh"
"Udah pernah keliling Bandung belum?" Tanya yang lain.
Aku hanya menggeleng.
"Sabi lah kapan kapan ya ga?"
"He em kapan kapan"

Dreett!!

"Halo?"

"Ca!!! Lo dimanaaaa??? Udah ganti jam woi!!"

Eh? Aku lupa kalo masih ada jam pelajaran.

"Eh!! Gue kelupaan!"

"Wah Lo! Baru sehari kan nyatu Ama Gerald udah gini aja!"

"Sorry sorry gue balik sekarang."

"Yaudah buru"

Tit!
Sambungan di putus oleh Lia. Aah bagaimana aku bisa lupa.

"Gaes! Gue balik ke kelas dulu ya?"
"Abisin dulu minuman nya"
"Oke oke"

"KALIAN TIDAK JERA JUGA YA!! IKUT SAYA KE RUANG BK! SEMUANYA! KAMU JUGA! YANG CEWE! IKUT!"

Aah habis sudah. Guru BK datang ntah dari mana.
"Aah kena gue! Mana anak baru" gumam ku ternyata di dengar Gerald.
"Sorry ca hehe"
"Awas Lo"
~
"Gila nih anak baru langsung kena hukum hahah"
"Yakan Lo juga kena hukum pea!" Bentak ku. Teman teman Gerald menertawakan ku.
"Ya kita mah udah biasa"
"Bacot Lo! Diem aja dah! Udah panas makin panas gara gara Lo"
Kami ber 7 dihukum di tengah lapangan. Berdiri hingga jam pelajaran berakhir.
"Eh ca mending lo masuk aja deh, ntar hukuman lo biar gue yang nanggung" kata Gerald.
"Eeiittss ada yang sok jadi pahlawan kesiangan nih" ejek Revan.
"Gausa! Lo pikir dengan gitu bakal gue maafin?! Ga!"
"Bukan gitu.. lo kan ga tahan lama lama panas di luar ca"
Ah iya kenapa aku bisa lupa. Bisa bisa aku pingsan di sini.
"Dih! Sotoy Lo! Gue tahan kok" jelas aku berbohong.
"Masuk ca!"
"Ga!"

"Kalian ini! Sudah di hukum tapi masih bisa berdebat! Mau di tambah hukuman nya?!!"

"GAA PAAKKK JAANGAANN"
~~

"AKHIRNYA SELESAI" seru Gerald.
"Gue ke toilet dulu"
"Ikut"
"Dih! Ngapain Lo??"
"Ngintip lo! Yakali. Ogah gue! Ya pipis lah!"
"Kirain"
Revan dan Reno pergi begitu saja.
"Tuhkan ca.. Lo pucet bangeet masuk UKS gih"
"Gue gini gara gara Lo!"
"Kan udah gue bilang tadi lo masuk kelas aja.. eh situ gamau"
"Ngeles lo"
"Hehe iye iye maap yaa"
"Bacot"
"Lu bedua beranteemm mulu lier aing denger nya" potong vino.
"Iri lu"
"Dih"
Aku terus berdebat dengan Gerald hingga sampai di depan kelas ku.
"Ca!" Teriak Lia kemudian menarik tangan ku dan masuk ke kelas.
"Eh?! Selow liaaa"
"Lo jangan deket deket lagi deh sama Gerald. Ini aja lo udah bolos-"
"Gue juga kena hukum" sela ku sedikit berbisik.
"TUHKAN!!! JANGAN DEKET LAGI DAH AMA TU ANAK!"
"hmm"
"Lo pucet banget btw, gapapa?"
"Engga"
"Nanti pulang sekolah langsung ke rumah gue atau pulang dulu?" Lanjug Lia.
"Eem pulang dulu deh, buat ambil buku sama ganti baju"
"Oke oke"
~
"Biiii" panggil ku.
"Iya non?"
"Aku pergi dulu ya bi, oiya nginap si hehe"
"Sama siapa atuh non"
"Yang pernah dateng ke sini itu loh bi.. si Lia"
"Ooh iya iya, yaudah atuh sok"
"Dadah bibi"

Aku berjalan keluar dari komplek, mungkin di depan nanti ada taksi. Aku hanya menggunakan Hoodie oversize dan celana selutut, membawa ransel yang di dalamnya hanya beberapa buku bacaanku dan laptop. Aah aku rindu Bali. Biasanya jam segini aku duduk di balkon lalu kemudian bersiap berjalan di pantai dan berenang~

"Mau kemana neng?" Sapanya.
"Eh bintang. Mau ke rumah Lia"
"Oohh.. mau sekalian ga?"
"Emang lo mau kemana?"
"Gue mau ke.. itu..eee.. fotocopy. Iya fotocopy"
"Loh kan di sana ada" tunjuk ku ke lain arah.
"Kertasnya abis"
"Oohh"
"Gimana? Mau ga?"
"Boleh deh, biar hemat hehe"
"Bisa aja"
Motor bintang melaju sedang melewati rumah rumah. Kemudian belok ke daerah perumahan tempat Lia tinggal.
"Oke makasih ya"
"Siap.. yaudah gue duluan ya byee"
"Byee"
Gerald kemudian mengendarai motor nya menjauh dari rumah Lia.
"Permisi.."
"Temen nya Lia ya"
Aku mencari sumber suara. Ah itu dia di sisi kanan ku. Seorang lelaki sedang mencuci motor nya. Sepertinya itu kakaknya Lia, karena yang kulihat dia seperti masih di jenjang universitas.

"Iya kak"
"Masuk aja! Udah di tungguin tuh"
"Oh iya kak"

"Liaaa"
"Eh udah sampe, yaudah yuk ke kamar"
"Jangan om!"
"Sengklek kali otak Lo"
"Hahaha"

                               ***

AnggastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang