tim basket

8 2 0
                                    

Malam itu aku tidur di rumah Lia. Kami bersenang senang, mendengar lagu, menonton film horor, karoke, bahkan kak Dito, kakak nya Lia ikut bersama kami. Ah iya ternyata Lia hampir sama denganku. Tidak memiliki ibu. Tapi dia juga tidak memiliki ayah, katanya orang tuanya meninggal karena di kecelakaan.
Aku tertegun mendengar nya.
Ku kira dia tidak memiliki cerita sedih di balik hidupnya. Karena yang kulihat dia orang yang sangat ceria.
Aah setiap orang memang memiliki topeng nya masing masing.
Paginya aku pulang kerumah di antar kak Dito.
"Makasi kak"
"Iya sama sama. Kakak duluan ya!"
"Iya kak hati hati"
"Siap"
Mobil kak Dito kini hilang menjauh.
Aah aku bahkan tidak kangen rumah, ntah mengapa.
"Aku pulang.."
"Tidur dimana?"
"Bukan urusan papa"
"Eca! Siapa yang ajarin kamu bersikap seperti ini pada papa??!"
"Aku cape ya pa debat terus sama papa!"
"Ec-"
Dum

Aku membanting pintu kamar.
Papa sangat jarang pulang kerumah, sekali pulang, papa selalu kasar padaku. Tapi entah mengapa semenjak kami pindah ke Bandung, papa berusaha lembut padaku. Aku tidak terbiasa dengan itu. Menurut ku sikap papa padaku selama ini yang membuat ku berani padanya, tapi entahlah.

Ting!

Bintang ketos:
Lexa!!
Ui!

Me:
Iya?

Bintang ketos:
Ntar sore ada kemana? Biar gue anterin xixi

Me:
Wih dapet ojek gratis nih!
Ga kemana mana mang

Bintang ketos:
Wkwkwk bisa aja
Ooh yaudah ntar sore ikut gue yuk!

Me:
Mau kemana?
Aku jangan di apa apain ya om🥺

Bintang ketos:
Kamu ikut Daddy ya😏

Me:
Es kwim ya dwaddy

Bintang ketos:
Iya baby

Me:
Najis dah
Wkwk
Iya dah ntar gue tunggu depan

Bintang ketos:
Wkwk
Oke ntar sore ya
Byee

Read

Aku tidur di atas kasur.
Mendengar lagu favorit ku dengan speaker.

Dandelions-ruth b.

Menenangkan.

Tok! Tok!
Ah siapa sih? Batinku.

"Siapa"
"Bibi non" suara di balik pintu menyahut.
"Masuk bi"

"Ada apa bi?"
"Ini non.. barusan bapak pergi.. terus ini.." bibi tidak melanjutkan kalimatnya, kemudian mengeluarkan amplop.
"Oohh taro di atas meja aja bi"
"Yaudah atuh non.. jangan lupa minum-"
"Iya bibi iyaaaa"
Bibi hanya tersenyum kemudian keluar dari kamar ku.
Amplop itu berisi uang bulanan untukku.
Aku tidak pernah menggunakan uang yang di berikan papa semenjak kelas IX SMP.
Karena kakek dari mama selalu mentransfer uang padaku.
Mama anak satu satunya.
Jadi aku juga cucu satu satunya bagi kakek.
Uang yang di berikan papa selalu ku simpan bahkan tak pernah kubuka.
Aku masih menikmati laguku.

"Mama??!!"
"Maaaa aku ikuuutttt"
"Mamaaaaaa"
"Maaa!! Jangan tinggalin aku sama papa!"
"Mama jahaattt!!"
"Mama tegaa!!"
"Mamaaa!!!"

"Aaaa!! Haaa haa"
Ah mama muncul di mimpi ku lagi.
Aku membuka hp ku.
Bintang sudah 6 kali menelfon ku.
Bisa bisanya aku tertidur dan ini sudah jam 4.

"Noonn!! Ini ada temennya!" Teriak bibi dari lantai bawah.
"Iya biiiii bentaar!!"
Aku langsung bersiap siap.
Ah ga perlu mandi.
Aku hanya mengenakan kemeja dan celana sekenanya.

"Eh bintang.. hehe sorry ya.. udah lama ya?"
"Lumayan sih tapi gapapa"
"Gue ketiduran sorry hehe"
"Haha dasar.. yaudah ayok"

Jika di lihat lihat..
Bintang terlihat tampan. Dia ketua OSIS di sekolah tapi dia termasuk bar bar.
Aah seperti cowo di wattpad aja.
Bintang menjemput ku dengan motor andalannya.
Kami berhenti di lapangan basket.

"Kok kesini?" Tanya ku.
"Ya temenin gue main basket hehe"
"Yeeuuu"
"Kenapa? Gamau kah?"
"Mauu.. kirain kemana"
"Heheh"

"Bintang buru!!" Teriak salah seorang dari lapangan.
"Iyaa!! Yaudah yuk"

Aku mencari tempat yang nyaman.
Kemudian kulihat bintang di tengah lapangan dengan baju basket nya. Entah kapan dia mengganti nya.
Dia terlihat gagah dan tampan.
Aah kenapa aku jadi seperti ini.
Banyak perempuan di sekitar lapangan yang menyoraki idola nya masing masing.
Aku hanya menikmati keributan ini, menyoraki saat tim bintang berhasil mencetak angka.
Ah iya ini bukan lomba, hanya persiapan untuk lomba. Setidaknya itu yang berhasil ku tangkap dari percakapan di sekitar ku.
Tiba tiba ponsel ku berdering.

Gerald is calling you ..

"Halo?"

"Di mana ca?"

"Lapangan basket! Kenapa?"

"Ooh.. gapapa"

Tit!

" Lah ini anak Kenapa dah" ucapku pada diri sendiri.
"Ecaaa!!!"
Aku mencari sumber suara.
"Lah?! Lo disini?"
"Iya.."
"Jadi ngapain nelpon dongo!"
"Mau mastiin beneran Lo atau bukan"
"Oohh"
Yap itu Gerald.
"Lo mau nonton gue ya?? Iihh kok tau si gue mau latihan hari ini..."
"Dih! Kalo gue jadi Lo udah malu dah"
"Kenapa emang"
"Gue ga nonton Lo!! Noh! Gue di ajak dia" kataku sambil menunjuk bintang.
"Gue liat deket juga Lo sama dia.."
"Ga Deket amat lah.. oiya lo tim mana?"
"Satu tim ama bintang cuman gue jadi cadangan aja kali ini.."
"Si bego emang dari dulu cadangan Mulu"
"Gue cidera pea!!"
" Sok iya lo!"
"Ga pecaya yaudah"

Kemudian kami hanya duduk dengan sedikit berdebat hal yang tidak penting.

"Andai Angga ada disini" ucapnya seketika.
"Emang dia kenapa?"
"Dia pemain andalan.. tapi sekarang dia lagi di Singapur jagain mama nya"
"Oohh.. anak yang berbakti"
"Iya"

"Aaahhh selesai..." Lega ku.
"Dahal bukan lo yang main tapi kok Lo yang cape sih"
"Cape nonton"
"Aelah"

"Xa!! Eh rald di sini juga" sapa bintang.
"Iya temenin dia"
"Oohh.. jadi mau pulang bareng siapa xa?"
"Bareng gue aja" potong Gerald.
"Yaudah gue duluan ya xa"
"Eh iya hati hati ya" jawab ku.
"Siap"
~
"Geeee beli boba" pinta ku.
"Iye ah iyeee"
"Yeeaayy"
~
"Mas tiramisu boba satu"
"Gue?"
"Oh Lo mau?"
"Si bego.. mau lah"
"Oke oke.. mas dua ya"
"Siap mba" jawab mas mas boba.
..
"Ini mba"
"Oke mas makasih.. dia yang bayar!" Tunjuk ku pada Gerald kemudian menjauh dari nya.
"Si anying! Nih mas duitnya"
"Makasih Gege cayang" kataku sok imut.
"Gue kira Lo yang bayar"
"Kapan kapan gue traktir"
"Bener ya"
"Iya"
~
"Oke sampe juga.. makasih Gege.. makasih juga buat boba nya"
"Iyaaa apa yang engga sih buat Lo"
"Ga mampir dulu?"
"Ga deng udh mau malem juga"
"Yaudah ati ati, salam buat papa lo"
"Iyee"
Gerald akhirnya pergi dengan santai.

Ah kenapa bayang bayang bintang saat menggunakan baju basket nya jadi terputar di kepala ku.
Dia memang sangat tampan.
Aah aku akan sulit tidur malam ini, aku ingin menonton dia lagi, by the way tim basket nya memang banyak cogan kecuali gege. Itu penilaian ku.

"Pulang pulang malah senyum senyum kenapa tuuhh" sapa seseorang di ambang pintu rumah ku.
"Eh??!!!"
"Kaget???"
                                  ***

AnggastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang