Kesialan dan keberuntungan?

87 35 38
                                    

Hai hai, ini cerita baru aku wkwkwk sok banget bikin cerita lagi padahal yang dulu belum selesai 😅 ah bodoamat aku bikin cerita buat nuangin kehaluan dan penyesalan atas keputusan dan tindakan di masa lampau(ckckxk gegayaan)

💞Happy reading and enjoy

----------------------------lets read------------------------------

"Aku menemukan kembali rasa yang pernah singgah dihati dan berusaha ku perjuangkan kali ini"
DYAS ANASTASYA ✨

H

ai namaku Dyas Anastasya, teman dan keluarga sering memanggilku Dyas atau Ana tapi aku lebih senang memperkenalkan namaku Dyas saja.

Hari ini adalah hari pertama perlombaan pencak silat tingkat kabupaten dimulai, ya aku menjadi salah satu perwakilan dari sekolah ku. Dan kalian tahu hari ini aku bangun kesiangan. Akibatnya aku tertinggal rombongan tapi untungnya aku mengetahui lokasi perlombaan itu.

Sekarang aku berada di koridor sekolah yang menjadi tempat perlombaan, aku berlari tanpa memperhatikan jalan sehingga aku jatuh tersungkur ketika menuruni tangga menuju GOR.

"Argh, sakit banget" aku meringis menahan rasa sakit dibagian lututku

Ketika aku sedang berusaha bangun dari posisi yang sangat ewh gak banget aku melihat sepasang kaki berbalut sepatu didepanku seketika aku mendongak, ah apa kalian tahu aku melihat apa, ya aku melihat pangeran tampan sedang memperhatikanku, aku terpesona melihatnya.

"Hei, apa kamu  baik-baik saja?, Mari aku bantu bangun" Tanya pria itu sambil mengulurkan tangannya.

Aku yang melihat dia berbicara kepadaku sangat terpesona sungguh suara suara laki-laki terngiang-ngiang dia telingaku, sampai tiba-tiba dia mengibaskan tangannya didepan wajahku mataku langsung mengerjab kaget.

"A a anu eum gak apa apa kok, gw bisa bangun sendiri" jawabku dengan gugup, aku malu sekali kenapa aku dipertemukan dengan pria tampan ini dalam keadaan aku jatuh.

"Hahaha lu kok gugup sih, terpesona?" Dia berbicara sambil tertawa tidak lupa bilang apa dia tadi eh PD sekali dia tapi iya si emang aku terpesoan ups.

"Ish apaan sih, gak yah! Awas gw mau berdiri" jawabku ketus sambil mengibaskan tanganku, lalu aku berdiri dengan susah payah, dia hanya memperhatikanku.

"Eh..tunggu deh, kayaknya gw kenal deh sama lu, lu Dyas kan? Dyasa Anastasya alumni SMPN mawar?" Aku yang merasa heranpun hanya terperangah tak percaya pria tampan ini mengetahui namaku dan tunggu aku baru sadar ternyata akupun sepertinya mengenalnya.

"I-iya gw Dyas, lu kalo gak salah eum Nando kan?" Tanyaku dengan nada pelan, jujur aku takut salah, maklum aku sangat lemah dalam mengingat orang.

"Iya, yas ini gw Nando masa lu lupa si gwkan temen sekelas lu pas kelas 9" jawabnya dengan semangat.

"Ohh, hai maaf gw lemah banget dalam mengingat orang, apalagi kita sekelas hanya pas kelas 9 dan itu sudah dua tahun yang lalu, juga gw gak terlalu akrab banget sama temen sekelas, lu juga gw cuma ingat kita pernah satu kelompok pas pelajaran matematika" jelasku kepada Nando yang diangguki saja,entah dia mengerti atau tidak.

Sebenernya aku berbohong, justru waktu dia bilang mengenalku aku mulai mengingat dia, dia adalah pria yang aku suka sewaktu aku duduk di kelas 9.

"Oh iya hem lu kenapa ada disini? Ikut lomba ya?" Tanya Nando kepadaku

" Eh iya, astagadragon hampir lupa gw, lu sih ngajak ngobrol kan jadinya gw ketinggalan upacara pembukaan lomba" jawabku dengan nada tidak santai dan anehnya dia terkekeh.

"Ah santai aja lagi lu udh ketinggalan dari  tadi terus juga klo upacara panas enakan telat bisa langsung masuk ke GOR yekan" aku membenarkan juga ucapannya,.

"Oh iya juga, yaudah gw duluan ya? Mau nyusulin yang lain" pamitku kepada Nando, yang diangguki olehnya.

Aku mengangguk dan segera pergi dari hadapan Nando, namun belum setengah jalan aku mendengar Nando memanggilku dengan cukup keras, aku segera menengok kebelakang sehingga aku bisa melihat dia tersenyum kepadaku.

Aku tersipu malu dan lari kembali menuju GOR, setelah sampai didalam GOR aku melihat rombongan sekolahku diujung GOR yang ramai ini, aku menghampiri mereka yang kelihatan sedang serius, mungkin sedang pengarahan.

"Ck, Dyas kamu dari mana saja? Kenapa baru datang jam segini dan tidak barengan dengan rombongan?" Pertanyaan beruntun itu datang dari guru pembimbing ku yaitu ibu Saraswati.

"Hehehe, maaf bu Dyas tadi kesiangan terus juga pas tadi jalan kesini sempat jatuh dan bertemu teman lama, jadi ngobrol sebentar" jawab ku dengan cengiran

"Hadeuh kamumah makanya klo mau ada acara itu jangan tidur larut, kan akibatnya jadi kesiangan parahnya lagi kamu jadi gak fokus jalan sampe jatuh" nah ini bukan suara ibu Saraswati melainkan suara sahabtku Niana.

"Iya mak iya gak lagi deh" aku menjawab Niana dengan malas

Tidak lama setelah aku berbicara terdengar suara speaker yang menandakan semua peserta kelas A harus sudah siap-siap, dan kebetulan aku adalah peserta kelas A jadi aku auto mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba.

"Oh ya yas, kamu kan kelas A yaudah sama ganti baju mu, dengan memakai seragam IPSI" terdengar perintah dari pak Dian agar aku segera mengganti baju.( Btw baju IPSI yang aku maksud itu baju silat yg sering dipake klo pas lagi diarena warnanya hitam, aku gak tau namanya apa)

Setelah pak Dian memberi perintah aku segera mengambil baju itu di paper bag yang berada dekat bu Saraswati, dan langsung menuju toilet.

Diperjalanan menuju toilet aku ditemani oleh Niana, sambil mendengar ocehan kalo dia ketemu pria tampan anak perguruan sebelah, aku yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala.

Setibanya aku di depan toilet perbatasan toilet pria dan wanita, aku berpapasan kembali dengan Nando, aku sangat terkejut pasalnya dia tersenyum lagi.

"Hei yas kita ketemu lagi, lu mau ganti baju?" Tanya Nando

" Oh hei Nan, iya gw kebagian kelas A jadi awal deh mainnya" jawabku cepat

Nando tersenyum dan berkata "semangat ya yas, semoga menang, gw bakal sempatin nonton kalo jadwal main kita gak bentrok" sungguh aku merasa tersanjung oleh kata-kata Nando barusan.

"Ehm iya Nan, lu juga ya semangat semoga menang btw gw masih persiapan kok, gw urutan ke 5" jawabku yakin, yang diangguki Nando.

setelah itu Nando pamit untuk segera pergi ke arena, oh ya apa kalian tahu Nando sangat tampan dengan seragam karatenya ya aku dan Nando beda aliran eheheheh.

"Ekhm siapa tuh cowok ganteng, kok lu gugup banget" tanya Niana yang membuatku terkejut, pasalnya aku lupa kalau disampungku ada dia.

"Kepo lu kek monyet Dora" jawabku sambil menyentil dahinya dan langsung lari menuju toilet kosong.

Sekarang aku sudah berada di dalam GOR lagi, aku melihat kearah arena karate ternyata Nando sedang bermain, karena bagianku masih lama soalnya ini saja masih urutan 3, aku sempatkan menonton Nando yang sedang bertanding.

Tatapan kami sempat bertemu dan Nando tersenyum kaearahku, sungguh aku sangat bahagia dicampur khawatir dia kalah dalam pertandingan, namun setelah sekian lama pertandingan akhirnya Nando lah yang jadi pemenang.

Aku berteriak girang melihatnya dan tanpa kusadari teman-teman Nando melihat kearahku, aku terlalu senang sampai tidak mengetahui banyak yang memperhatikan, dan pada akhirnya aku tersadar ketika Nando berjalan ke arahku dengan senyuman.

Aku melihat kiri dan kanan ternyata mereka masih memperhatikan ku ah tepatnya kami, Nando mendekat dan berbisik " makasih udah nonton dan secara tidak langsung lu udah ngasih gw semangat" aku terperangah mendengar penuturan nya,




SEMOGA SUKA☺️

Bukan CLBK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang