i'm ok

12 7 10
                                    

Tandai typo 💞

"Kecewa sih tapi mau gimana lagi udah terlanjur."

*AUTHOR*

Tak terasa selama hampir 5 menit aku berada diatas boncengan Nando, kini motor yang dikendarainya berhenti diparkiran taman kota.

Aku turun dari motor lalu Nando membantu ku melepaskan helm. Aku berjalan mendahului Nando ke sebuah kursi yang disediakan ditanam.

"Apa yang mau lu omongin?." Tanya ku to the point, saat melihat Nando menduduki kursi kosong disamping ku.

"Gw mau minta maaf, seharusnya kemaren gw hubungin lu tapi malah nggak." Jawabnya lesu.

Entah apa yang sekarang aku rasakan, sesak dan eum jantung ku berdetak sangat kencang. Aku diam saja menunggu Nando kembali berbicara, tapi nyatanya dia hanya diam saja.

"Gak apa kok Nan, toh gw sadar gw bukan siapa-siapa lu yang bisa nuntut lu harus selalu ada buat gw." Ujar ku dengan tangan yang tidak bisa diam diatas paha.

Nando menggenggam tangan ku "Lu siapa-siapa gw Yas, harus dengan bahasa apa gw bilang kita punya komitmen, lu berhak minta gw tetap ada buat lu." Jelasnya sungguh-sungguh.

"Tapi sikap lu seakan nyuruh gw buat gak mengharapkan komitmen yang lu janjikan buat terwujud Nan." Aku mengelak, mengajukan asumsi yang selama ini bersarang dikepala ku.

"Gw sadar gw salah, makanya gw minta maaf Yas, gw gak bisa giniin lu." Ucap Nando menyesal.

"Lu sadar dan lu tetap lakuin Nan, gw mulai ragu sama lu tapi perasaan cinta gw lebih besar dari rasa ragu itu." Lirih ku sambil terisak.

Nando menyentuh pipi ku mengusap air mata yang jatuh dari kelopak mata ku, "Jangan nangis Yas, gw sakit saat liat air mata lu jatuh." Ujar Nando sambil terus mengusap pipi ku.

Ku singkirkan tangan Nando dari pipi, mengalihkan pandangan ke arah lain asal tidak menghadap Nando aku kuat.

Nando bergerak mendekat dan memeluk ku membawa kepalaku bersandar didada bidang miliknya, ku rasakan elusan tangannya dibagian kepala dan punggung ku.

Tangis ku kian menjadi-jadi tak terbendung lagi, rasa sesak yang sedari kemarin aku tumpahkan didalam dekapan hangat Nando.

"Gw takut Nan." Lirih ku dengan nafas memburu.

"Jangan takut Yas, gw disini sama lu." Jawab Nando menenangkan.

Aku mendongak menatap kearah mata Nando memastikan bahwa Nando serius dengan perkataannya, mata sayu dan tegas itu menatap ku lekat membuktikan dia bersungguh-sungguh dengan omongannya.

"Kemaren lu komitmen sama gw Nan, tapi besoknya lu hilang begitu aja lalu kita bertemu lagi dan lu janjiin bakal hubungin gw tapi seharian lu gak ada hubungin gw Nan." Lirih ku, "Gw takut, gw takut lu beneran pergi seperti apa yang gw pikirin." Lanjut ku dengan sambil mengeratkan pelukan ku pada Nando.

Ku rasakan Nando tidak mengendurkan dekapannya, puncak kepala ku terasa di cium dan terdengar suara isakan walaupun kecil dari mulut Nando.

"Maaf Yas." Sepenggal kata yang Nando ucapkan itu malah membuat ku semakin menangis.

Nando mengendurkan pelukannya, menggenggam tangan ku lalu tak diduga dia mencium tangan ku bertubi-tubi.

Bukan CLBK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang