-20-

516 72 14
                                    


Liburan sisa seminggu lagi. Selepas pulang dari liburan mereka, kini Nando dan Nanda menikmati liburan mereka dirumah. Menanam bibit stek pohon apel yang diberikan pakde mereka. Sewaktu liburan kemarin mereka tidak hanya sekedar bersenang-senang. Tapi juga belajar dan membantu pakde dalam merawat  dan memanen hasil perkebunan.

Nanda paling senang ketika diajak memanen buah anggur dan stroberi. Sesekali akan mengatai Axel yang suka sekali memanjat pohon apel dan memakan buah langsung dari pohonnya. Padahal pohon itu tidak terlalu tinggi dan besar. Untung saja pakde tidak marah dan malah tertawa.

Pulang dari sana pun, paman tidak segan memberi mereka buah-buahan itu sekaligus bibitnya. Ugh! Nanda sayang pakde banyak-banyak!

Pagi ini pun Nanda dengan semangat menyirami pohon apel yang baru ditanamnya 2 hari lalu. Pohonnya nampak selalu segar. Membuat Nanda makin semangat untuk merawat pohonnya.

"Weh rajin banget beb?!"

Nanda kaget. Ya gimana gak kaget kalau sedari tadi dia sendirian tiba-tiba si Axel udah berdiri aja di sampingnya. Gak tau kapan datangnya. Bahkan langkah kaki aja Nanda gak denger.

"Ngagetin aja!"

Axel cengengesan. Suka banget lihat muka cemberut Nanda yang bikin khilaf. "Abis serius banget sih Lo nya. Gue panggil dari pager Lo gak denger. Jadi gue samper deh."

Nanda diam. Berjalan ke teras rumahnya dengan diikuti Axel dibelakangnya.

"Jalan yuk. Bosen dirumah Mulu." Axel berbicara sambil menendang-nendang kaki Nanda.

"Kemana?" Nanda balas menendang kaki Axel keras. Sebal juga dengan sikap jahil Axel yang tidak hilang-hilang.

"Aduh! Kira-kira dong beb kalo nendang!"

"Ya habis kamu itu loh, gak bisa apa sehariiiii aja gak jahil?!"

"Ihhhh, lucunya bayi marah." Bukannya merayu Nanda supaya tidak marah, Axel malah mengunyel pipi Nanda hingga merah. Ditambah kebiasaan kurang ajarnya yang sering curi-curi kesempatan. Buat Nanda sebal sekali. Tapi hanya bisa diam. Pasrah karna sudah terlalu jengkel. Matanya sudah berkaca-kaca. Tapi bukannya menghentikan aksinya, Axel justru makin tertawa senang melihat ekspresi Nanda yang lucu.

"ADUH!" Kegiatan Axel yang sedang menjahili Nanda terhenti. Setelah merasakan panas pada kuping kanannya.

"MESUM! JAUH-JAUH LO DARI ADEK GUE!"

"Ah elah! Apaan sih Lo?! Abis kena tabok Dian ya? Kuker banget gangguin orang pacaran!"

"Mulutnya emang minta dislepet pake sarung Jum'atan ya Lo?"

" Apaan sih?! Jauh-jauh sana Lo. Si Dian di rumah noh, lagi goleran dikasur. Ajak jalan gih dari pada gabut gangguin orang pacaran!"

Memang kurang ajar si Axel ini. Tidak diberi restu Nando baru tau rasa dia.

Tapi ya gimana, Nando kan juga pengen waktu liat Axel dan Nanda pacaran. Jadi walau rada gak ikhlas, jalan juga itu anak nyamperin bebebnya.

"Awas aja kalo Nanda sampe nangis atau lecet. Gue tendang lu sampe Zimbabwe!" Ancam Nando sebelum berlalu pergi.

Axel menjulurkan lidah ke arah Nando. Mengejek orang itu. Aduh dasar Axel ini memang benar-benar minta di ruqyah!

Setelah Nando tidak tampak lagi dari penglihatannya, Axel kembali pada Nanda yang sekarang sibuk membuangi daun yang sudah kering dan memotong tangkai yang sudah tidak produktif di bunga kesayangan. Krisan ungu, Nanda menanamnya sewaktu pulang dari rumah sakit waktu itu. Sekarang bunganya sudah mulai mekar. Rasanya Nanda bangga sekali.

Enemy? Seriously?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang