Pagi hari sekitar pukul setengah tujuh Irene sudah siap untuk berangkat ke rumahsakit, hari ini adalah hari pertama dirinya kembali bekerja, sudah lama semenjak ia menikah dengan Sehun Irene sudah tidak bekerja lagi, namun tadi malam ia sudah meminta ijin kepada papanya untuk diijinkan kembali bekerja dan syukurlah papanya mengijinkan.
Irene mengambil jas putih kebanggaannya yang ia gantung di lemari kemudian memakainya.
Berjalan ke arah meja rias, Irene melihat pantulan dirinya di cermin untuk memastikan penampilannya tidak ada yang kurang.
Penampilannya sudah sempurna, barang-barangnya pun sudah Irene persiapkan di dalam tas sekarang waktunya Irene mempersiapkan setelan pakaian untuk Sehun.
Kebetulan Sehun masih di kamar mandi jadi Irene masih punya waktu untuk mempersiapkan keperluan Sehun.
Sehun maupun Irene tidak membawa pakaian dari apartement mereka karena di mereka berdua menyimpan beberapa baju di rumah milik keluarga Irene termasuk setelan kerja milik Sehun.
Tepat setelah Irene selesai mempersiapkan keperluan Sehun, suaminya itu keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggang, bagian atasnya polos serta rambut laki-laki itu basah sehabis keramas.
"Keringin rambutnya Hun, nanti netes ke ubin basah terus ada yang lewat kepeleset" ujar Irene menghampiri Sehun seraya memberikan satu handuk kecil.
Sehun terkekeh ringan, pagi-pagi sudah terkena omelan Irene.
Sehun duduk di tempat tidur tanpa melakukan apapun, membuat kening Irene berkerut heran.
"Kamu kenapa diem? Yang lain udah nunggu di bawah buat sarapan, Hun. Kenapa gak siap-siap?" tanya Irene sedikit kesal.
Sehun mendengkus sebal, Irene tidak peka atau memang pura-pura.
"Bantu aku pakai bajunya, Rene" ujar Sehun.
"Hah?".
Apa Irene tidak salah dengar, sebenarnya apa yang terjadi kepada suaminya? Kenapa tiba-tiba Sehun berubah sangat drastis?
Dimulai dari cara laki-laki itu bersikap baik padanya, lalu memperlakukan Irene dengan lembut, kemudian tadi malah Sehun mengatakan jika Sehun ingin mempunyai anak darinya dan sekarang suaminya itu minta dipakaikan baju oleh Irene.
Irene sungguh tidak paham apa yang terjadi pada suaminya itu.
"Ayo Rene, katanya yang lain udah nunggu kamu malah diem, bantu aku siap-siap sayang".
Ucapan Sehun barusan sontak menyadarkan Irene dari lamunannya.
"Oh--iyaa maaf" katanya gugup.
Sehun terkekeh melihat kegugupan di wajah sang istri, sangat menggemaskan di mata Sehun.
Lalu Irene mengambil pakaian Sehun yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka berdua.
"I--ini kamu pake sendiri" kata Irene gugup seraya memberikan pakaian dalam milik Sehun.
"Kamu pakein, sayang".
"MANA ADA! NGACO AJA KAMU!" kata Irene sambil meninggikan suaranya. Irene tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sehun yang sangat santai meminta dirinya untuk memakaikan pakaian dalam.
Bukannya marah Sehun justru malah tertawa, merasa puas karena berhasil menggoda istrinya. Wajah Irene memerah karena malu dan Sehun suka itu.
"Becanda sayang, jangan galak-galak gitu sama suami, nanti kalo suaminya diambil cewek lain gimana? Hmm?" Sehun menggoda Irene.
"Bukannya emang udah? Sama Jennie!" kata Irene sedikit sewot.
Memang benar kan jika suaminya sudah diambil oleh perempuan lain, istri Sehun bukan hanya Irene saja tapi Jennie juga. Ah, lebih tepatnya Irene yang mengambil Sehun dari Jennie karena Irene lah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka walaupun bukan karena keinginan Irene sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Sakiti Aku lagi (Sehun X Irene) 5
FanfictionAku hanya ingin bahagia! Apa itu salah?! -Irene. Tidak! Semua orang berhak bahagia! Namun kehadiaranmu di hidupuku adalah kesalahan. Maka kau tak pantas untuk bahagia! -Sehun Semi Baku