"Rene, kau sedang apa?" tanya Sehun kepada istirnya itu.
Laki-laki itu dibuat keheranan oleh sang istri karena sedari tadi Irene terus mondar-mandir di depannya.
"Ha? Aku?" Irene gelagapan seketika.
"Iya kau, kau sedang apa? Aku lihat kau berjalan kesana-kemari apa ada yang sedang kau pikirkan?" tanya Sehun lagi
Irene mengangguk lalu menghampiri Sehun "Aku mengantuk" cicit Irene sambil menunduk.
Sehun menaikan sebelah alisnya, tidak mengerti maksud perkataan Irene.
"Maksud kamu Rene?"
Hati-hati Irene mendongakan kepalanya. Menatap wajah sang suami "Aku ngantuk, tapi Mama sama Papa masih diluar" ucap Irene sambil mempoutkan bibirnya membuat Sehun gemas.
"Kalo kau mengantuk kenapa tidak tidur saja? Mengapa harus menunggu kedua orangtuamu tidur?"
"Aku akan tidur di kamar tamu jadi kau yang tidur disini Sehun, aku tidak mau jika harus tidur di sofa"
"Jadi maksudmu kita tidur terpisah?"
Dengan polos Irene mengangguk "Tentu saja Sehun, kau dan aku tidur terpisah" jawabnya, ulu hati Irene serasa diremas ketika mengatakan hal tersebut.
"Kenapa? Kenapa kita harus tidur terpisah?"
Pertanyaan Sehun membuat Irene bingung, bukankah memang selalu seperti itu? Mereka tidur terpisah, entah Irene yang mengalah atau laki-laki itu yang pergi.
Sehun memang tidak pernah sudi berbagi tempat tidur dengannya.
Selama pernikahannya dengan Sehun bisa dihitung berapa kali mereka tidur di ranjang yang sama.
Cukup lama Irene termenung sampai usapan tangan Sehun pada pipinya menyadarkannya.
"Rene?"
"Eh? I--iya kau bertanya apa barusan Hun?"
Sehun membuang napasnya kasar "Kenapa kita harus tidur terpisah, bukankah kita ini suami istri?" Sehun kembali mengulang pertanyaan sambil memperjelas pertanyaannya.
Dalam hati Irene tertawa mendengar pertanyaan suaminya tersebut, suami istri? Memangnya Sehun pernah menganggapnya istri selama ini?
"Bukankah kau sendiri yang tidak ingin berbagi tempat tidur denganku? Kau sendiri yang mengusirku dari kamar kita kau juga tidak pernah menganggapku sebagai istrimu, selama ini kau selalu menganggapku--"
"Sstt hey Irene, sayang" Sehun meraih tangan Irene lalu menggenggamnya, Sehun tidak ingin istrinya itu melanjutkan kalimatnya yang hanya akan menyakiti perempuan itu "Maafin aku ya?" ucapnya.
Kembali Irene menunduk, pipinya terasa panas ketika Sehun kembali memanggilnya sayang.
"Maafin aku karena selama ini aku udah banyak menyakitimu, aku hianatin kamu, aku mempermainkan pernikahan kita, aku membawa perempuan--"
"Enggak! kau tidak beraalah Sehun" Irene menyela perkataan Sehun
" Aku, aku yang salah aku yang hadir diantara kalian, aku yang menjadi orang ketiga disini Hun, aku--"
"Aku yang bersalah disini Rene, dari awal aku yang tidak berusaha menolak perjodohan kita, aku benci kenyataan bahwa aku dijodohkan karena aku mencintai perempuan lain"
Irene diam, menunggu apalagi yang hendak dikatakan oleh Sehun.
"Saat aku mengetahui jika aku dijodohkan aku marah, aku kecewa kepada orangtuaku yang seenaknya menjodohkanku dengan perempuan lain padahal aku mempunyai seseorang yang aku cintai, tapi--" Sehun tidak dapat melanjutkan perkataannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Sakiti Aku lagi (Sehun X Irene) 5
FanfictionAku hanya ingin bahagia! Apa itu salah?! -Irene. Tidak! Semua orang berhak bahagia! Namun kehadiaranmu di hidupuku adalah kesalahan. Maka kau tak pantas untuk bahagia! -Sehun Semi Baku