Sore hari Irene baru saja pulang dari kantor Kean, berjalan sembari menjinjing makanan yang baru saja ia beli untuk makan malam pasangan suami istri itu. Meskipun Irene masih kesal kepada mereka namun tidak sampai hati jika Irene harus membiarkan mereka kelaparan, buktinya tadi pagi saja Irene masih sudi menyiapkan sarapan untuk mereka.
Menekan tombol lift setelah pintunya terbuka Irene langsung masuk saat Irene hendak menekan tombol lift untuk ke lantai atas namun pintu lift kembali terbuka.
Irene terkejut ketika Sehun juga masuk, mereka berada didalam lift yang sama. Mencoba untuk tidak peduli keberadaan Sehun disampingnya Irene cuek menekan tombol yang menuju lantai yang dimaksud.
Hening, tidak ada yang membuka suara suasana pun menjadi canggung, baik Sehun maupun Irene tidak ada yang berniat memulai obrolan walaupun mereka berdua tinggal diatap yang sama tapi perlu diingat mereka tidak sedekat itu.
Irene yang sedari tadi menunduk menatap sepasang sepatunya ia tidak nyaman dengan suasana seperti ini, sedangkan Sehun yang sedari tadi gatal ingin berbicara kepada Irene untuk meminta maaf namun gengsi nya terlalu besar mengalahkan rasa bersalahnya.
"I--Irene....."
Sampai pintu Lift terbuka Irene menghembuskan napasnya lega ia langsung berjalan terburu-buru mendahului Sehun tanpa memperdulikan panggilan laki-laki itu, Irene ingin cepat-cepat sampai dan bersembunyi didalam kamarnya.
"I-Irene tunggu...!"
Tidak Irene gubris ia semakin mempercepat langkahnya agar Sehun tidak bisa mengejarnya, Menekan password pintu apartmentnya Irene langsung masuk kedalam.
Berjalan ke arah dapur dan menemukan keberadaan Jennie yang sedang mengambil air minum, sepertinya untuk Sehun? Entahlah Irene tidak tahu dan tidak ingin tahu.
"Jennie..." Panggil Irene.
Objek yang dipanggilnya pun menoleh "Iya Mbak?" Kata Jennie sambil tersenyum palsu seolah ia tidak tahu apa-apa padahal dalam hati dirinya sudah mengumpat Irene mati-matian.
"Saya beli makanan untuk kalian makan malam nanti, kamu bisa taruh di piring sendiri saya capek, Bisa kan?"
Yang Jennie angguki lalu Irene langsung bergegas menuju kamarnya, Jennie menatap punggung Irene remeh.
Apa katanya? Capek? Jennie tidak bodoh pasti ada yang Irene dan Kean lakukan dikantor tadi sampai-sampai Irene baru pulang sore hari padahal ia berangkat dari jam sepuluh pagi dan baru kembali jam lima sore.
Sampai waktu makan malam tiba Irene lagi-lagi tidak ikut bergabung bersama mereka, Irene lebih memilih makan dikamarnya ia masih merasa takut jika harus berhadapan dengan Sehun secara langsung.
Kejadian dimana Sehun memperkosanya kemarin menyisakan trauma dihati Irene.
"Irene masih di kamar nya?" Tanya Sehun kepada Jennie yang kini terlihat sedang memanaskan makanan.
Jennie angguki "Iya, katanya Mbak Irene capek gak tahu habis ngapain, dia pergi seharian tadi" Adu Jennie pada suaminya.
"Jadi kamu tadi sendirian di apartemen?" Tanya Sehun lagi.
"Iya Hun, aku sendirian tadi"
Melangkah mendekati Istrinya, Sehun mengelus perut perempuan hamil itu "Dia gak rewel kan hari ini?"
"Tadi aku ngidam mau beli rujak sih, tapi karena Mbak Irene-nya gak ada jadi aku beli sendiri"
Sehun mengangguk "Kalo Irene lagi keluar terus kamu ngidam sesuatu telpon aku aja"
"Iya.. Hun".
"Kamu tunggu disini biar aku panggilin Irene"
Tok-tok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Sakiti Aku lagi (Sehun X Irene) 5
FanfictionAku hanya ingin bahagia! Apa itu salah?! -Irene. Tidak! Semua orang berhak bahagia! Namun kehadiaranmu di hidupuku adalah kesalahan. Maka kau tak pantas untuk bahagia! -Sehun Semi Baku