1. Tingkah Meera

25 4 3
                                    

"Meeraa,, almeeraaaa putri senopati bangun, sudah jam berapa ini? 5 menit kamu sudah habis!" bunda berkacak pinggang di depan pintu.

Yang dibangunkan hanya menggeliatkan badannya tanpa berniat untuk menjawab ataupun langsung lari ke kamar mandi. Bunda yang melihat putrinya tidak ada pergerakan lain pun melakukan aksi yang 100% berhasil untuk membangunkan putri tidurnya.

"bun ampun udah bun iya iya meera bangun nih udah dong bun geli.. hahah..haha..haha" meera mengusap air matanya ketika gelitikan itu terhenti.

"cepet mandi lalu turun sarapan kalau telat bunda ga mau anterin ke sekolah, jalan kaki aja kamu." bunda berlalu dari kamar putrinya.

"heran mirip siapa sih putriku itu kenapa susah sekali dibangunkan" omel bunda ketika sampai di ruang makan.

Ayah yang mendengar itu tersenyum melihat istrinya kesal ulah putri bungsunya, sudah seperti makanan pembuka untuknya sebelum sarapan dimulai.

"Aayahh ayo buruan meera udah telat ini ayo berangkat." Meera berlari menuruni tangga

"kok ayah? Kan biasanya minta anter bunda." Protes bunda

Meera memutarkan kedua bola matanya "tadi katanya kalau telat jangan minta anter bunda."

Ayah yang mendengar dua wanita beda generasi debat di depan matanya menopang dagu dan menikmatinya. Setiap hari seperti ini membuat capenya hilang seketika dan selalu merindukan rumah. Putri kecilnya yang cerewet,heboh,ceroboh ini sudah mulai dewasa, putra sulungnya yang entah sedang digunung mana sekarang, dan istrinya yang tidak kalah heboh dengan putrinya,wanita sabar yang berperan penting di keluarga ini.

"sudah ayo berangkat kalau kalian debat terus nanti malah beneran telat." Ayah menginterupsi keduanya

"assalamualaikum bunda sayang" meera pamit mencium tangan dan kedua pipi bundanya

"aku berangkat ya assalamualaikum" pamit ayah tak lupa mencium kening bunda

"waalaikumsalam hati-hati" jawab bunda tersenyum.

Setelah keluar dari pekarangan rumah mobil itu berhenti didepan rumah sebelah, hanya sebuah kebiasaan.

"Resss banguun kucing lu gua kasih makan kacang nih, bye duluan res! Bunda ica meera berangkat assalamualaikum." Teriak almeera dari dalam mobil.

Mendengar teriakan meera memberi makan kacang kucingnya, Alres pun berlari keluar rumah menuju kandang kucingnya untuk memastikan kondisi kucingnya.

Setelah melihat kucingnya sehat dan tidak bermasalah, bukaannya lebay atau apa karena pernah sekali meera mencoba menipunya yang ares kira hanya candaan untuk membangunkannya saja dan ternyata saat ares tidak keluar juga dari rumah kucingnya sudah muntah-muntah dikandang akibat diberi kacang oleh Almeera Putri Senopati alias medusa paling berbahya.

"woy medusa awas lu ya" teriak alres mengepalkan jemarinya ke udara.

Setiap hari sudah menjadi kebiasaan Alres shaj'an bangun siang dan alarm berjalannya tetangga sebelah yang sudah menjadi sahabatnya sejak dalam kandungan itu, wanita super ribet, dan nyebelin. Kenapa juga dirinya harus selalu telat bangun dan harus mendengar medusa itu teriak dan menjadi alarm bangunnya.

Jawabanya karena ia selalu menonton tayangan ulang turnamen dirinya hingga larut malam.

"mampus beneran telat gua." Alres panik karena pak usro sudah berada di lapangan beserta siswa-siswa terlambat dan salah satunya Almeera si medusa yang tersenyum jahat ke arahnya.

"pak ares telat tuh dia mau kabur."

Sudah tertebak si medusa mana pernah membantunya untuk lolos dari guru galak itu.

ACAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang