2.

11 2 1
                                    

"Lu mau balik bareng siapa?" Tanya alres

"Hmm dede bingung nih kalo abang-abang rebutin dede." Ucap meera menaruh jari telunjukknya didepan dagu pura-pura berfikir

Tanpa berkata apapun keduanya meninggalkan Almeera sendirian diparkiran.

"SIALAN." Teriak meera setelah kedua temannya hilang dibalik pagar sekolah

Meera berjalan lesu ke warung halte depan sekolah.

"Mana tega om-om ini ninggalin dede yakan." Ucap meera merangkul kedua sahabatnya yang sedang makan gorengan. Mereka hanya bisa meninggalkan meera sampe warung halte depan sekolah saja sebab meera kalau beneran ditinggal bisa menghilang ditelan bumi dan tiba dirumah hampir tengah malam entah darimana.

"Takut lu dipingit satpol dikira gembel." Ucap alres

Meera mendecih dan mengambil satu bakwan jagung kesukaannya ditambah cabe rawit. Mereka menghabiskan 10 gorengan sebelum pulang kerumah.

Tangan meera yang penuh minyak di oleskan ke hoodie yang di pakai alres.

"Bagus ya medusa tangannya." Sindir Alres

"Iyadong rajin manicure cekukur nih inces." Jawab meera

"Najis" setelah berkata alres melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Meera kaget dan memeluk alres setelahnya menoyor kencang kepala alres

"Sialan hampir jatoh gua." Ucap meera

Setelah aksi yang dilakukan meera, alres pun menurunkan kecepatannya sampai didepan meera melihat ada ibu-ibu penjual lupis legit langganannya didepan komplek, ia pun menepuk pundak alres untuk berhenti sebentar sebab ia ingin membeli.

"Bentar res, awas aja ninggalin." Pinta meera

Alres hanya memutar matanya malas.

"Bu beli 10ribu ya, bu boleh icipkan satu." Ucap meera

Alres mendengar itu mencubit pelan tangan meera

Ibunya tersenyum "Boleh neng sok atuh."

Meera memeletkan lidahnya kearah alres.

"Makasih ya bu, ayo bang balik sesuai aplikasi ya bang." Ucap meera

Alres hanya mendengus melihat kelakuan sahabatnya yang otaknya sudah hampir punah.

Setelah turun dan berterimakasih pada alres, almeera berlari masuk rumah membuka sepatu kaos kaki, langsung berlari menuju kamarnya untuk menyelamatkan lupis legit kesayangannya dari pencuri kelas kakap rumah ini.

"Astagfirullah almeera jangan suka lari-lari nanti jatuh." Baru saja bunda memberi peringatan.

GEDUBRAKK...

"Bunda sih do'ain meera jatoh,beneran kejadiankan." Ucap Meera cemberut mengulurkan tangganya.

"Kok nyalahin bunda kamu aja yang ceroboh." Ucap bunda membantu putrinya berdiri.

"Itu namanya azab orang pelit." Ucap Rano mencomot satu lupis legit yang berantakan dilantai.

"ABANG LUPIS GUA JANGAN DIMAKAN." Protes meera.

"Udah abis." Ucap Rano dengan cengirannya.

"Ga ikhlas biar aja sakit perut 7 hari 7 malam." Sumpah meera

Mulutnya langsung dibekap oleh abangnya "Mulut suka asal kalo bicara."

Bunda yang melihat kedua anaknya bertengkar menggelengkan kepala heran kalau jauh suka saling rindu menanyakan kabar satu sama lain tetapi ketika sudah bertemu bertengkar.

ACAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang