4.

7 2 0
                                    


Hari senin yang sangat merepotkan.

"hari ini meera mau berangkat sendiri naik angkot."

Semua orang yang berada di meja makan menoleh ke arahnya.

"kesurupan kamu?" Tanya bunda heran

"ga boleh biar ayah antar." larang ayah

"ga, yang ada lu ga sampe tujuan." Ucap Rano

Mendengar perkataan bunda, ayah ,dan abangnya rano meera cemberut

"please deh aku Cuma mau naik angkot bukan mau ikut perang."

"justru itu, lu ga inget terakhir kali lu berangkat sendiri naik angkot gimana?" ucap Rano

Bunda mengangguk setuju pada ucapan Rano dan ayah mengelus kepala putrinya lembut.

"ayah boleh ya, janji deh waktu udah sampe sekolah sama waktu mau pulangnya aku telpon." Meera memohon pada ayahnya.

"janji untuk ga terluka." Ucap ayah

"janji ayah, sayang ayah banyak-banyak." Mendengar jawaban ayahnya meera terseyum lebar dan mencium kedua pipi ayahnya, bunda yang melihatnya tersenyum.

Setelah menelpon ayahnya meera segera menaiki angkot menuju sekolahnya yang memakan waktu setengah jam. Dan syukurlah sampai sekolah dengan selamat.

"nih bang ongkosnya, makasih ya." Meera memberikan uang selembar 5000 rupiah.

TINNNNNNNN!!

Meera terlonjak kaget mendengar klakson motor yang sangat kencang dari arah belakang.

"sialan lu res, jantungan gua."

"lagian lu ngapain berdiri disana nutupin jalan." Setelah ngomong itu Alres mengendarai motornya menuju parkiran.

Meera berjalan masuk ke sekolahnya dengan ekspresi kesalnya.

"heh medusa tunggu, tumben amat lu naik angkot." Ucap alres

"diem deh res pagi-pagi lu jangan ngerusak mood gua." Jawab meera kesal

"yeu songong banget ni anak satu awas aja balik sekolah ga sampe rumah." Ucap Alres menoyor kepala meera

"CAKRA." Teriak meera ketika matanya melihat cakra berjalan di koridor sendirian lalu berlari mengahmpirinya tetapi tidak jadi sebab alres menarik bagian belakang tasnya.

"eits tidak semudah itu medusa." Setelah itu alres berlari duluan kearah Cakra dan merangkul sahabatnya itu.

"iiss DASAR KADAL awas lu ya." Teriak meera berlari kearah kedua sahabatnya yang berlari terlebih dahulu didepannya.

"lari cak ada medusa berbisa." Rangkul alres pada cakra untuk mengajaknya berlari meninggalkan meera yang berada di belakang.

Mereka kejar-kejaran dikoridor.

Sampai depan kelas meraka berhenti untuk mengatur nafas dan melihat ke belakang, ternyata meera sudah duduk tergeletak di lantai dengan nafas tersenggal-senggal

Keduanya saling bertatapan dan tersenyum.

"WOY TURUNIN GUA!" teriak meera ketika tubuhnya di angkat oleh kedua lelaki tinggi itu.

Keduanya terus membawa meera kedalam kelas dan karena tubuhnya yang sudah terlalu lelah meera pun pasrah dan tak kuasa untuk memberontak sampai akhirnya di tempat duduk ia langsung menaruh kepalanya diatas meja.

"minum dulu." Ucap Cakra memberikan botol minum kepada meera

Meera mengangkat kepalanya dan menerima botol minum lalu menegaknya hingga habis.

ACAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang