VOTE
Sepulang dari warung, sudah ada beberapa orang yang bertamu. Akhirnya Seulgi memutuskan untuk masuk lewat pintu belakang.
Rumah Oma terbuat dari kayu ulin, berbentuk panggung. Memiliki 3 kamar tidur, ruang tamu dan ruang tengah menyatu berbentuk huruf L, dan dapur agak menurun.
Kamar pertama ditempati oleh Jimin, istri dan anak-anaknya, bersebelahan dengan ruang tamu. Kamar kedua ditempati Oma, sedangkan kamar ketiga ditempati Mamah Jimin
Didapur terlihat Jaemin tengah sibuk menyediakan beberapa gelas teh manis untuk para tamu
" sini bunda yang buatin---"
" akhirnya bunda datang juga, aku udah panas dingin disini. Tuh air panasnya udah aku buat"
" siapa yang datang?"
" kata Oma sih, eyang Gina sama suami"
" ohh--"
___________________
Tak berapa lama, Eyang Gina dan suami masuk ke kamar Oma.
Eyang Gina terlihat menghembuskan napas dengan perlahan
" ini akibat ibumu yang tidak bisa dinasehati" marah Eyang Gina kepada Mamah Jimin
" sudah sering aku nasehati, tetap saja ibu mu tidak perduli. Yaa akhirnya begini"
" dia takut, kalau bapakmu akan berpindah kelain hati. Tapi tidak takut dengan akhir yang akan terjadi seperti saat ini"
" lalu Eyang---" timpal Jaemin yang ikut mendengar cerita
" Jaeminnn---" tegur Seulgi tidak seharusnya anaknya ini ikut bergabung.
" penasaran bunda--" ucap Jaemin
" sabar nak---" Eyang Gina memberi kode dengan mendelikan mata kearah Eyang Sooyeon. Saat Jaemin mengikuti arah pandangnya, Eyang Sooyeon menatapnya dengan sangat tajam.
Seketika tubuh Jaemin bergetar. Kaki lemas, mulut bungkam, dan tengkuk merinding ngeri, saat melihat tatapan tajamnya. Seakan Eyang Sooyeon ingin menelan dia bulat-bulat.
Menjelang petang, Eyang Gina pulang bersama suami
" Jaeminnn---" suara serak Eyang Sooyeon memanggil. Langkah Jaemin terhenti ada rasa takut dan cemas mendera.
" iyaa eyang ada apa?"
" mau makan"
" bunda tolong, bawakan makan buat Eyang. Eyang mau makan" teriak Jaemin
" iyaa---" jawab Seulgi dari arah dapur
Namun Eyang Sooyeon menyela,
" Eyang mau kamu yang mengambilkan, Jae" suara Serak Eyang membuat Jaemin tambah merinding
" iyaa eyang."
" Jaemin---" panggil Eyang lagi, membuat langkah Jaemin terhenti lagi
" eyang ingin kamu yang menyuapi Eyang"
_________________
" bundaaa---" Jaemin ingin menitik kan air mata
" kenapa sayang" Seulgi memeluk Jaemin
" aku takut, Eyang minta aku yang nyuapin dia. Temani aku bunda" bisik Jaemin, siapa tau Eyangnya itu bisa mendengar jarak jauh
" iyaa sayang, bunda temanin, bunda duduk di depan pintu kamar yaaa"
" bunda emang yang terbaik, makasih"
Seulgi paham, rasa takut anaknya ini. Kalau boleh jujur Seulgi pun sama takutnya
__________________
Jaemin menyuapi Eyang dengan diam seribu bahasa.
" Jaemin, jangan pernah melawan bunda sama ayah yaaa. Adek Hayulnya dijaga" ucap Eyang
" iyaa eyang."
Eyang tersenyum. Walau wajahnya tampak ngeri dan tidak seperti manusia normal lainnya.
Tak berapa lama Jimin datang membawa sebotol air mineral. " ini air untuk Oma, dari Oma Gina"
Setelah minum, eyang berhenti makan, dan menyisakannya begitu banyak nasi. Tidak seperti biasanya
Jaemin memilih meninggalkan ayahnya bersama Eyang. Sedangkan dia membawa piring tadi kedapur.
" MAH, JAEMIN, SAYANG CEPAT KEMARI" teriak Jimin heboh
Seulgi yang lagi menyusui Hayul bergegas mengendong anaknya itu menuju kamar Oma
" Jaemin cepat panggil Eyang Gina" titah Jimin
" iyaaa---" Jaemin pergi entahlah dia juga lupa pakai sendal saking terburu-burunya
Mata Oma melotot dan mulut terbuka lebar. Tak lama Eyang Gina, suaminya dan Jaemin datang.
Eyang Gina cepat mengusap air yang dia bawa dan suaminya membimbing Oma mengucapkan syahadat.
" Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" ucap Eyang Gina
Kini Oma telah berpulang
Tbc
Komen kritik dan saran