22. The Truth

1.4K 122 5
                                    

Gadis itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi di tengah tengah hujan yang begitu deras, ia tidak takut akan nantinya apakah akan membahayakan dirinya sendiri.

Kini gadis tersebut ingin cepat-cepat mengetahui keberadaan yang ia temui di dalam buku itu, ia hampir sampai di tempat tujuannya mereka harus menjelaskan semua itu.

Ia memarkirkan mobilnya dan berdiri disebuah bangunan tempat dirinya memiliki janji untuk datang ke rumah itu, sembari menenteng buku dan apa saja yang menjadi sebuah pertanyaan dibenaknya.

Dirinya berlari menuju teras rumah yang selalu memberinya kehangatan sebuah keluarga, memencet bel rumah mewah tersebut dengan tidak sabaran pintu itu terbuka dan menampilkan sosok cantik yang menjadi sahabatnya.

"Cia kau sudah datang, ehh kenapa bajumu basah." Ucap Rara yang tadi tersenyum kini berubah khawatir melihat pakaian yang dikenakan gadis itu basah karena berlari ke rumah ini.

Cia yang ditanya pun diam seribu bahasa, kakinya ia langkahkan masuk kedalam rumah ini dan berjalan ke tempat keluarga Rara pasti sedang berkumpul.

"Ci kenapa sih? Kamu aneh malam ini." Lanjut Rara yang bingung mengapa sahabatnya itu diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ci kamu sudah datang sayang, sini peluk mama sudah lama kita tidak bertemu." Ucapan mama Rara sewaktu ia melihat sosok gadis yang semakin cantik itu, wanita paruh baya itu mengerenyitkan dahinya melihat baju yang dikenakan Cia basah.

"Ci kamu ken-- " Ucapan itu terhenti dan membuat semua keluarga itu tertegun mendengar suara pertama yang gadis itu ucapkan saat memasuki rumah ini.

"Kalian semua jahat." Ucap Cia sembari melempar buku dan beberapa kertas kehadapan mereka semua.

Tiba-tiba suasan yang ada di ruangan itu menjadi hening seketika, mereka melihat apa yang Cia lemparkan kehadapan mereka.

"Wow kalian semua merahasiakan ini dengan baik yah hahaha." Cia tertawa melihat semua yang ada di ruangan itu dengan raut wajah yang panik.

"Ci ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Itu suara papa Rara yang kini berjalan kearah Cia.

"Akhhhh berhenti di sana." Cia berteriak dengan memegangi kedua telinganya, yang membuat papa Rara menghentikan langkahnya.

"Skizofrenia, benar begitu bukan?." Cia bertanya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Alessia Cestaro memiliki penyakit seperti itu dari kecil terjadi setelah ia kecelakaan dengan orang tuanya dan yang paling membuat lucu itu adalah itu semua karena keluarga ini bukan?." Tatap Cia kembali seperti dulu sebelum ia disembuhkan yang membuat keluarga itu takut.

"Ci dengarkan dulu penjelasan kami." Kini Dion lah yang membuka suara, membuat Cia muak dengan semua ini.

"Sttt kak Dion tidak usah banyak bicara, Alessia pernah disembuhkan tetapi kambuh lagi karena kau dan dia memperebutkan aku bukan?." Ucap Cia yang membuat Dion mematung ditempatnya mereka semua seperti keluarga penjahat yang melakukan kebaikan demi mereka sendiri, Rara dan mamanya pun kini menangis menyesali apa yang mereka perbuat dahulu.

"Kenapa?, Kenapa kalian tega dengan keluarga kami?, Kau tega membuat keluarga kami mengalami kecelakaan yang membuat kedua orangtuaku meninggal cuman karena persaingan untuk mendapatkan kerjasama dengan keluarga Garafeld, bukan cuman itu ketika mengurusi masalah ini ke pengadilan kau bahkan menggunakan cara yang licik untuk membuat dirimu tidak bersalah bukan padahal kalian bersahabat." Cia menjelaskan sesuai dengan apa yang ia temukan didalam ruangan perpustakaan tempat ia menemukan buku diary lamanya, sempat ia berlari masuk kedalam ruangan itu dan menemukan sesuatu yang ia sendiri bisa percaya dengan apa yang ditulis oleh neneknya dan berkas-berkas menjadi bukti kejahatan James Guritno, namun Cia tahu bahwa bukti itu belum cukup kuat untuk membuktikan kejahatan laki-laki paruh baya itu.

My Life (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang